"eonni"
Seseorang seperti memanggil Hyerin dengan suara berbisik. Di meja kasir hanya ada dirinya dan kafe sebentar lagi akan tutup. Lalu siapa yang memanggilnya? Memikirkan itu membuat bulu kuduk Hyerin meremang.
"eonni"
Suara itu kembali terdengar dan jelas. Hyerin pun memalingkan wajahnya mencari suara itu.
"YAK SOHYUN! KAU MEMBUATKU KAGET" Hyerin mengusap dadanya dan mengatur napas. Ah, betapa ia terkejut dengan kehadiran sosok itu.
"bukankah kau sudah pulang? Untuk apa kembali lagi? Apa ada barang yang ketinggalan? Atau kau lupa mematikan kompor lagi? ASTAGA SOHYUN KAU HARUS MENGHILANGKAN SIKAP TELEDORMU ITU" rentetan pertanyaan Hyerin membuat Sohyun memutar bola matanya.
"pertannyaan pertama aku sudah pulang, pertannyaan kedua aku ingin pulang bersamamu, pertannyaan ketiga tidak ada barangku yang ketinggalan, pertannyaan keempat aku tidak bisa memasak eonni jadi untukku apa aku menyalakan kompor? Lagipula di kafe ini kan ada yang memasak" ucap Sohyun dengan bibirnya yang sedikit dimajuka sesaat setelah menjawab semua pertanyaan Hyerin.
"tunggu.. Kau ingin pulang denganku? Bukankah kau cukup berani untuk pulang sendiri? Lagipula jalan masih cukup ramai untuk kau lewati, kenapa harus takut, huh?"
Sohyun berdecak dan menarik Hyerin untuk duduk dikursi pengunjung. Menurut Sohyun mengajak Hyerin berbicara dalam kondisi berdiri akan membuat kakinya lelah.
"itu dulu saat kesabaranku masih terisih penuh, tapi kini kesabaranku sudah habis. Aku tidak bisa menahannya lagi. Pria kulit pucat itu selalu menungguku diujung jalan sana dan selalu memaksaku untuk pulang bersama. Padahal aku sudah menolaknya berulang kali" ucap Sohyun dengan napas menggebu bercampur kesal.
"pria kulit pucat? Siapa dia?" tanya Hyerin dan sedetik kemudian senyumnya muncul sambil mengangkat sebelah alisnya. "apa di pacarmu?" tanya Hyerin lagi.
Sohyun menghela napas, dan memajukan tubuhnya untuk lebih mendekati Hyerin. "bukan, dia bukan pacarku. Sangat menyebalkan jika pria kulit pucat itu jadi pacarku" ucap Sohyun yang kemudian menjauhkan tubuhnya lagi.
"yak! Kau jangan berbicara sembrono seperti itu. Tidak ada yang bisa menebak takdir, bisa saja dimasa depan kau menikah dan mempunyai anak dengannya"
Mata Sohyun terbuka lebar. Menikah? Mempunyai anak? Dan parahnya dari pria kulit pucat dengan wajah datarnya? Oh tidak.
"eonni. Pulanglah denganku" kini suara Sohyun melemah. Membujuk Hyerin agar mau pulang dengannya.
"baiklah" ucap Hyerin. "tapi kau harus membantuku menutup kafe ini".
•••••
"dimana pria kulit pucat itu selalu menunggumu?"
Kini Hyerin dan Sohyun sedang berjalan pulang. Beruntung jalanan yang sering mereka lewati selalu ramai oleh pejalan kaki walaupun malam sudah sangat larut, sehingga tidak akan menimbulkan rasa takut untuk keduanya pulang sendirian.
"diujung sana. Eonni lihat, dia masih disana. Bersandar angkuh dimobil mewahnya" ucap Sohyun sedikit malas mendeskripsikan sosok pria yang selalu menunggunya saat pulang bekerja.
Mata Hyerin menyipit seolah sedang menyesuaikan objek yang lumayan jauh dengan retina matanya. "kemarilah" ucap Hyerin dan menarik tangan Sohyun mengikuti langkahnya.
Hanya terpaut lima langkah, baik Hyerin dan Sohyun sudah tiba dihadapan pria kulit pucat yang dimaksud Sohyun. Pria yang sedang bersandar itu sedikit terkejut akan kedatangan keduanya, dan beralih menatap Sohyun dengan senyum lebarnya dan menatap Hyerin dengan pendangan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
"MINE" [ JIMIN BTS FF]
Fanfiction"Hyerin-ah tolong maafkan aku. Aku tau aku adalah suami dan ayah yang sangat jahat dan kesalahanku tidak dapat dimaafkan. Jujur aku menyesal. Bohong jika aku mengatakan kalau aku tidak mencintaimu, sungguh aku sangat sangat mencintaimu. Saranghae Pa...