(PS : yang di mulmed itu Jung Hana. Tapi kalo dari kalian udah punya gambaran tokoh lain juga gak apa-apa😊)
•••••
"Hyung"
Ini sudah kesekian kalinya Jungkook memanggil Jimin, namun sepertinya orang dipanggil seolah menulikan pendengarannya dan berusaha tidak memperdulikan.
"aku seperti berbicara dengan patung bantet yang bernyawa" ucap Jungkook pelan dan sedikit mencibir.
Jimin menghela napas pelan dan sedikit merenggangkan otot-otot tangannya yang terasa kram. "aku mendengarnya, Jungkook" ucap Jimin yang kini tengah memfokuskan pandangannya pada Jungkook.
"cih, mendengar apanya" Jungkook kembali mencibir namun kali ini begitu kuat.
"yayaya, maafkan aku. Ngomong-ngomong untuk apa kau keruanganku? Bukankah aku menyuruhmu membuatkan file perusahaan?"
Jungkook menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "ehm, aku kesini hanya ingin mengetahui kabar istrimu yang cantik itu Hyung" ucap Jungkook.
Jimin mengerutkan keningnya bingung. Tujuan Jungkook datang keruangannya hanya menannyakan kabar wanita yang bahkan Jimin saja terasa malas hanya sekedar menyebutkan namanya. "kenapa kau menanyakannya padaku? Tanya saja sendiri padanya" ucap Jimin sedikit malas.
"kau suaminya Hyung, tentu aku menanyakannya padamu"
Jimin menghembuskan napas kasar. "apa pentingnya bagimu? Atau kau menyukainya?" Jimin menebak yang lantas membuat kelopak mata Jungkook membola sempurna.
"aku menyukai istrimu? Yang benar saja"
"ya mungkin saja, jika kau suka juga tidak masalah. Bahkan kalau kau ingin menikahinya aku akan langsung menceraikannya. Lagi pula melihat wajahnya saja membuatku mual" ucap Jimin.
Jungkook sedikit terkekeh. "kau mungkin sekarang berkata seperti itu, tapi tidak tahu jika tuhan mengubah hatimu. Bisa saja kau akan menyesal nantinya, karna kulihat mendapat wanita seperti istrimu sangat susah. Dan kau termasuk orang yang beruntung." ucap Jungkook sedikit memberi wejangan. Pasalnya setiap kali Jungkook menanyakan kabar istrinya, seolah tidak memikirkan ucapannya Jimin selalu menghina istrinya didepan Jungkook atau bahkan teman-teman mereka. Dan tanpa Jimin sadari, bahwa ada seseorang yang terlampau sakit hati namun berusaha tegar saat cinta pertamanya di ambil, --- Jungkook.
"semoga kau bisa mengerti dengan ucapanku yang tidak akan berakhir pada penyesalan dikemudian hari." ucap Jungkook lagi.
Jimin terkekeh remeh. "itu tidak akan mungkin. Disini---" Jimin menunjuk dada sebelah kanannya. "hanya untuk kekasihku, Jung Hana"
•••••
"Hyerin Eonni!!"
Suara melengking Sohyun menyambut kedatangan Hyerin di kafe kecil bibi Nim. Kafe itu memang kecil namun banyak sekali rela mengantri lama untuk bisa makan disana. Kata mereka, pie buatan bibi Nim adalah juaranya, makanya mereka tidak ingin kehabisan setiap harinya.
"woah kau cantik sekali hari ini, Eonni" Sohyun memuji sambil terus menatap Hyerin.
"kau bisa saja memujiku Sohyun. Kau juga setiap hari terlihat cantik dan manis" ucap Hyerin tak kalah memuji Sohyun membuat gadis seumuran dengannya namun 3 bulan lebih mudah darinya itu tersipu malu.
Baik Hyerin maupun Sohyun tanpa membuang waktu langsung melaksanakan tugas mereka masing-masing. Sibuk mengurus pelanggan yang setiap waktunya sering bertambah.
"astaga badanku seperti ingin terbelah menjadi dua. Pelanggan hari ini kurasa mereka sengaja tidak makan seharian agar bisa makan disini dan membuat kita lelah" keluh Sohyun sambil merenggangkan otot-otot tubuhnya yang terasa tegang.
"apakah setiap hari seperti ini, Sohyun-ah?" Sohyun mengangguk sebagai jawabannya. "kurasa bibi Nim adalah orang yang beruntung bisa mendapatkan pelanggang sebanyak ini" ucap Hyerin lagi.
"hm, bibi Nim memang sangat beruntung. Tapi akan sangat galak memarahiku kalau aku makan terlalu banyak pie miliknya" ucap Sohyun dengan kalimat akhir dengan nada berbisik bermaksud agar bibi Nim dapat mendengarnya.
"AKU MENDENGARNYA SOHYUN-YA"
Suara mengintrupsi dari meja kasir membuat Sohyun langsung melebarkan matanya dan Hyerin menggigit bibirnya takut. Ini adalah hari kedua dirinya bekerja di kafe milik bibi Nim, ia tidak ingin ini adalah hari terakhir dirinya dan juga Sohyun bekerja.
"maafkan kami bibi Nim" ucap Hyerin dengan gugup sambil menundukkan kepalanya takut menatap wajah bibi Nim. Dalam pikiran Hyerin saat ini, pasti wajah bibi Nim sangat menyeramkan melebihi wajah Jimin saat marah padanya.
"Maaf?" tanya bibi Nim. "hei, bibi hanya main saja, tidak usah takut seperti itu" ucap bibi Nim sambil tertawa.
"bibi tidak marah kan?" kali ini Sohyun membuka suara. "Sohyun janji pada bibi, tidak akan menghabiskan pie lagi. Tapi akan mengurangi memakannya, soalnya rasa pie nya sangat lezat" ucap Sohyun sambil menyengir
•••••
Part gaje banget😖
Hanya ini doang yang muncul di otak, mianhe juseyeo🙏TBC!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
"MINE" [ JIMIN BTS FF]
Fanfiction"Hyerin-ah tolong maafkan aku. Aku tau aku adalah suami dan ayah yang sangat jahat dan kesalahanku tidak dapat dimaafkan. Jujur aku menyesal. Bohong jika aku mengatakan kalau aku tidak mencintaimu, sungguh aku sangat sangat mencintaimu. Saranghae Pa...