Tuk!
Sebuah bolpoin tepat mengenai jidat Jimin membuatnya tersentak kaget. Sementara pelaku yang melakukannya hanya terkikik geli.
"Yak! Apa kau ingin mati?" Jimin berteriak sambil mengusap jidatnya yang masih sakit.
"Apa kau berani membunuhku, Hyung?" Jungkook menaik turun kan alisnya "sudah ku tebak, kau tidak bisa membunuh pria tampan seperti ku"
Jimin memasang wajah super blank. Tangannya mengepal kuat sehingga memperlihatkan buku-buku jarinya memutih.
"Eits, wajahmu sangat menjijikan hyung. Kalau tidak mengingat ini adalah ruanganmu mungkin aku sudah muntah melihat wajahmu"
Jungkook kembali tertawa sambil memegangi perutnya yang terasa kram. Sementara Jimin, pria itu tengah mengambil strategi untuk melemparkan sesuatu kearah Jungkook.
Dan
Tuk!
Sebuah bolpoin yang tadi dilemparkan oleh Jungkook kepadanya kini berbalik. Bolpoin itu sukses masuk kedalam mulut Jungkook yang sedang tertawa terbahak-bahak.
"Yak! Aku hampir saja mati! Hyung bisa saja aku laporkan pada polisi terhadap kasus kekerasan pada sekretaris yang baik hati dan imut ini"
Tuk!
Satu bolpoin lagi meleset dengan sempurna mengenai Jidat Jungkook. Pria kelinci itu meringis kesakitan karena lemparan yang sangat kuat walaupun itu hanya sebuah benda kecil.
"Wah Hyung kalau begini terus aku harus segera melapor pada polisi. Bisa-bisa aku mati di sini karena ulahmu" Jungkook segera mengambil ponselnya dan berpura-pura menekan tombol pada ponsel tersebut dan meletakan pada telinganya setelah itu dirinya berpura-pura sedang berbicara dengan seorang polisi di seberang sana.
"Terserah kau saja" Jimin berlalu dari kursi kebesarannya menuju sofa mewah yang berada pada ruangannya. Membaringkan tubuhnya dan menutup mata.
"Hyung.." panggil Jungkook
"Hhmm"
"Apakah kau mempunyai masalah?" Tanya Jungkook. Kini pria itu merubah posisinya duduk menghadap Jimin yang tengah membaringkan tubuhnya di sofa panjang.
"Ataukah kau dan Hyerin sedang bertengkar? Karena Hyerin tidak memberikanmu jatah pada malam hari? Oh ayolah hyung, jangan kekanakan seperti ini. Bukan karena kau dan Hyerin tidak melakukan ritual malam pertama membuatmu sampai tak berdaya seperti ini"
Tuk
Sebuah bantal sofa tepat mengenai wajah tampan Jungkook. Pria itu meringis kesakitan memegangi hidungnya. Kemudian melempari bantal tadi ke arah Jimin membuat pria yang dua tahun lebih tua darinya bangun dari tidurnya dan menatap nyalang kearah Jungkook.
"Yak! Kau menggangu saja! Keluar dari ruanganku atau kau akan ku pecat jadi sekretasisku"
Ancam Jimin namun bukannya takut Jungkook malah terkekeh. Menurutnya wajah Jimin sangat lucu.
"Whoah.. kau mengancamku hyung? Hahaha ancaman mu sangat basi!" Jungkook memegangi perutnya yang terasa kram karena sering tertawa "apakah kau berani berhadapan dengan Ayahmu jika memecatku jadi sekretarismu? Heol, melihat wajah Ayahmu saja kau sudah berkeringat"
Jimin menatap Jungkook dengan tatapan membunuh tanpa diketahui oleh pria yang bermaga Jeon itu. Karena pria itu sedang asik dengan tertawanya.
Dan tanpa alibi lagi Jimin langsung menarik tangan Jungkook dan menyeretnya dengan paksa keluar dari ruanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"MINE" [ JIMIN BTS FF]
Fanfiction"Hyerin-ah tolong maafkan aku. Aku tau aku adalah suami dan ayah yang sangat jahat dan kesalahanku tidak dapat dimaafkan. Jujur aku menyesal. Bohong jika aku mengatakan kalau aku tidak mencintaimu, sungguh aku sangat sangat mencintaimu. Saranghae Pa...