PART 5

4.4K 263 6
                                    

Malam ini belum begitu larut tapi entah mengapa jalan kota Seoul sudah begitu sepi. Hanya beberapa mobil saja yang berlalu lalang.

Selepas pulang dari kantor tadi Jimin memutuskan untuk berjalan-jalan tanpa mengendarai mobil dan tanpa di temani oleh Jungkook.

Jimin terus berjalan dengan bersenandung kecil sambil sesekali menendang kerikil kecil. Udara malam sudah semakin dingin tapi pria itu seperti tidak merasakannya. Otaknya terus berputar lima hari yang lalu. Dimana dirinya dan kelurga bertemu dengan keluarga calon tunangannya dan memutuskan tanggal pernikahan mereka yang sudah 95% selesai dan akan dilaksanakan dua hari lagi.

Ingin sekali dirinya membantah tapi dia cukup tau resiko apa yang akan ia dapatkan kalau sampai dirinya menolak perjodohan ini.

Langkah terhenti di depan sebuah halte. Mata kecilnya memicing melihat sebuah objek perempuan yang sangat dia rindukan beberapa hari ini tengah duduk sendirian dan sesekali gadis itu menengok kearah jalan seakan menunggu sesuatu yang tak kunjung datang.

Jimin tersenyum melihat gadis itu. Sangat menggemaskan batinnya. Namun hatinya tiba-tiba mencelos saat memikirkan sebuah kejadian dimana dia membuat gadis itu menangis hanya karena mengikuti ucapan sang Ayah.

Dengan keberanian yang cukup dan juga rindu yang sangat besar Jimin memutuskan menemui gadis yang sedang duduk di halte tersebut. Tak peduli jika gadis itu akan menampar atau mengusir dirinya asalkan Jimin bisa melihat gadis yang setiap hari mengisi hati dan pikirannya.

"Hana-ya" ucap Jimin dengan sangat hati-hati

Gadis yang tengah duduk dihalte itupun menengok. Wajahnya tampak kaget namun didetik berikutnya kilat kebencian terpancar di matanya membuat hati Jimin seakan dihujam oleh ribuan duri. Sangat perih dan menyesakkan.

"Hana-ya, ku mohon jangan pergi" ucap Jimin menahan lengan Hana yang sudah ingin beranjak pergi.

"Ku mohon Jimin hatiku sangat sakit. Jadi biarkan aku sendiri kau pulanglah. Bukannya kau akan menikah dengan gadis itu dua hari lagi? Berbahagialah dengannya" ucap Hana tanpa mau melihat kearah Jimin karena hatinya sangat sakit.

"Maafkan aku tapi sungguh aku tidak mencintai gadis itu aku hanya mencintai dirimu hanya dirimu Hana-ya"

"Jangan. Kau jangan mencintaiku lagi. Gadis itu sangat lebih baik dariku buktinya Appa mu sangat menginginkan dirimu menikah dengan gadis itu" ucap Hana yang kemudian langsung melepaskan genggaman tangannya dari Jimin namun Jimin menahannya lebih erat dan langsung menarik Hana dalam dekapannya.

"Ku mohon seperti ini dulu sebentar" ucap Jimin saat Hana mencoba melepaskan pelukannya. "Bogosipeo. Nomu Bogosipeo" bisik Jimin tepat ditelinga Hana.

Hana nampak tidak bergeming, membiarkan tubuh kecilnya tenggelam dalam dekapan hangat Jimin. "Maafkan aku Jimin tapi aku harus pergi" ucap Hana yang langsung melepaskan pelukan Jimin dan berlalu pergi.

"Hana-ya kumohon jangan pergi" teriak Jimin namun tak di gubris sama sekali oleh gadis itu yang tetap melangkah menjauh dari Jimin

"Hana-ya"

"Jeball, jangan pergi"

Jimin terus saja meneriakki gadis tersebut. Air matanya terus mendesak keluar membuatnya terlihat seperti pria dewasa yang cengeng tapi ia tidak memperdulikan itu, yang Jimin inginkan hanya agar Hana kembali padanya.

"Hana-ya kumohon jangan tinggalkan aku!"

"Hana-ya"

"JIMIN-IE, IREONA PALLIWA" teriakkan wanita parubaya yang tidak lain adalah Nyonya Park ibu dari Jimin

"MINE" [ JIMIN BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang