part 17

2.4K 198 80
                                    

"mohon untuk selalu extra menjaga istri anda. Ibu hamil tidak bisa mengerjakan pekerjaan yang berat"

Oh Tuhan!
Kenyataan seperti apa lagi ini? Hyerin hamil? Bagaimana bisa Jimim tidak mengetahuinya?. Pernyataan dokter kemarin seperti menambah beban bagi Jimin. Ini tidak mungkin, bukan-- melainkan sangat tidak mungkin.

Dari awal pernikahan keduanya, berdekatan ataupun tidur seranjang saja tidak pernah walaupun hanya semenit. Bagamain Hyerin bisa hamil secara tiba-tiba saat Jimin tidak pernah menyentuhnya?

"jelaskan padaku, apa ini bentuk pemberontakan kau padaku sehingga tidur dengan orang lain?"

Amarah Jimin kembali memuncak. Bahkan disaat ia ingin berdamai dengan takdir, dan akan mulai menerima Hyerin kenapa kenyataan selalu menghancurkannya?

"JAWAB!"

Hyerin tersentak. Hatinya sakit dituduh layaknya perempuan murahan. Pikirannha kembali berkelana saat malam itu Jimin melakukannya dengan tidak sadar karena pengaruh alkohol. Bahkan disaat itu juga, ia harus bisa menahan beribu sakit saat Jimin yang tengah melakukan itu tapi masih memanggil nama Hana-kekasihnya.

"sudah ku duga. Ternyata pikiranku selama ini benar, kau memang wanita murahan yang bekedok wanita polos" Jimin tertawa mencemooh, menatap Hyerin yang diam menunduk dengan bahu bergetar.

"APA ISI KEPALA AYAHKU YANG INGIN AKU MENIKAHI WANITA PELACUR SEPERTI DIRIMU?"

"dia anakmu Jimin! Aku berani bersumpah, janin dalam perutku ini adalah anakmu!"

"anakku?" lagi Jimin tertawa bodoh mendengar pengakuan Hyerin barusan. "menyentuhmu saja aku tidak mungkin bagaimana bisa janin itu kau akui adalah anakku? Mengaku saja, siapa pria brengsek yang telah menghamilimu?"

"aku harus bersumpah apa apalagi sampai kau akan percaya jika ini adalah anakmu" isak Hyerin semakin menjadi, bahkan untuk bernapas saja ia rasa sudah tidak bisa. Sesak seolah mengunci pernapasannya.

"persetan dengan janin haram itu" maki Jimin lantas segera meninggalkan Hyerin. Entalah, berhadapan dengan Hyerin seolah amarah Jimin semakin menjadi.

Deru mobil terdengar meninggalkan pekarangan rumah bersamaan luruhnya tubuh Hyerin ke sofa. Pandangannya berkabut dengan linangan air mata. Ia menangis kuat seolah tidak kuat dengan ucapan Jimin barusan yang menyakitkan hatinya.

"bantu bunda kuat sayang, agar bunda bisa meluluhkan hati ayah mu"

•••••

Pandangan tidak suka Jungkook lemparkan pada Jimin yang dengan seenaknya mengganggu waktu istirahatnya di hari minggu. Pria itu sedikit terlihat kacau, warna merah pada wajahnya yang sudah dipahami betul oleh Jungkook masih sangat kentara.

"apa yang kau lakukan lagi pada Hyerin?" Jungkook bertanya dengan nada dingin

"bukankah sudah ku katakan padamu untuk memperlakukannya dengan baik?" Jungkook menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya. "hyung, apa susahnya kau menerima Hyerin? Wanita Cantik, baik hati dibandingkan Hana kekasihmu itu"

"jelas beda antara mereka. Dan jangan bandingkan Hana dengan siapapun"

"ternyata cinta membuat seseorang buta"

"apa maksudmu?" tanya Jimin dengan tatapan menyelidik

"tidak ada" ucap Jungkook mengangkat bahunya acuh dan tertawa untuk mencairkan suasana.

"MINE" [ JIMIN BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang