Kafe bibi Nim nampak sangat ramai sedari tadi. Bahkan saat makan siang sudah selesai pun masih ada karyawan kantor yang datang berkunjung dengan bergelombolan. Tenaga para pelayan kafe pun dikuras, terutama Hyerin. Bahkan untuk bersendiri di dinding dan menarik napas sebentar tidak bisa saking banyaknya pengunjung yang datang ke kafe.
"aku tidak kuat lagi eonni. Ini pertama kalinya kafe ini dipenuhi pengunjung yang sangat banyak seperti ini" Sohyun tersimpuh lemas di dekat kasir. Bisa dilihat dari caranya bernapas dan suara yang ia keluarkan putus-putus menggambarkan bahwa ia sangat lelah.
"kau istirahatlah biar aku yang menggantikan pekerjaanmu" ucap Hyerin mengambil alih nampan yang diberikan pelayan lain pada Sohyun
"ti-dak. Tidak perlu. Kau juga terlihat sanga lelah eonni. Menarik napas lima menit sudah mengembalikan tenaga ku" ucap Sohyun dan merebut kembali nampannya dan meninggalkan Hyerin untuk pergi ke meja pengunjung yang memesan.
Hyerin pun melaksanakan tugasnya dengan mengantar pesanan di meja pengunjung. Sejujurnya sedari tadi ia merasaka mual dan pening, tapi tugas sebagai pelayan kafe sangat penting sehingga Hyerin harus mati-matian menahannya.
Huft
Setelah berkutat dengan banyaknya pelanggan. Akhirnya merek bisa bernapas dengan lega. Semua nampak terduduk dan tersandar sambil menghirup napas sebanyak-banyaknya.
Huek
Kini semua pandangan menatap kearah Hyerin. Segera, Sohyun yang lebih dekat dengan Hyerin langsung menghampirinya dengan wajah khawatir.
"eonni, ada apa denganmu?" Sohyun bertannya dengan panik.
"aku tidak apa-apa Sohyun-ie. Mungkin ini efek aku belum mengisi perutku jadi aku merasa mual"
"kau tunggulah disini, aku akan mengambil makanan untukmu" ucap Sohyung dan segera berlari kearah dapur untuk mengambil makanan untuk Hyerin.
Dengan kondisi lemah Hyerin mengangguk dan tersenyum. Ia pun bangkit dari duduknya dilantai dibantu oleh beberapa rekan pelayannya. "Gomawo" ucapnya saat dia sudah duduk dengan nyaman dikursi pengunjung.
Tidak berselang lama Sohyun datang dengan membawa nampan lengkap dengan makanan dan minuman diatasnya. Wajahnya terlihat khawatir saat menatap bibir kemerahan Hyerin yang terlihat memucat.
"kau sunggu tidak apa-apa? Katakanlah jika memang ada yang sakit. Kau tau, aku sudah menganggapku seperti kakakku sendiri, dan aku tidak ingin kalau kakak ku sakit" ucap Sohyun
"gomawo Sohyun-ie. Tapi aku sungguh tidak apa-apa. Eonni sangat sehat" ucap Hyerin sambil tersenyum seolah mengatakan bahwa ia benar baik-baik saja.
Dengan tenaganya yang tersisah Hyerin mengambil makanan yang diberikan Sohyun dan menyuapinnya kedalam mulutnya. Entah apa yang terjadi padanya sekarang. Makanan itu terasa pahit sekali.
Huek
Hyerin berlari kearah toilet dan memuntahkan makanan yang belum sepenuhnya ia telan. Ia terus memuntahkan isi dalam perutnya. Kepalanya terasa berdenyut hebat, bahkan Hyerin merasa bahwa sekitarnya mulai berputar mengelilinginya dengan cepat dan membuatnya sangat pusing.
"eonni kau tidak apa-apa kan? Kau baik-baik saja? Apa yang sakit? Jangan diam saja, tolong katakan apa yang sedang kau rasakan sekarang?" Sohyun yang panik pun mengikuti Hyerin hingga kedalam Toilet. Rasa khawatirnya semakin bertambah saat melihat kondisi Hyerin yang sangat lemah. Bahkan rentetan pertannyaan pun ia lontarkan tapi tidak mendapatkan jawabannya. Hyerin mendiaminya, dan menggeleng sebagai jawabanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"MINE" [ JIMIN BTS FF]
Fanfiction"Hyerin-ah tolong maafkan aku. Aku tau aku adalah suami dan ayah yang sangat jahat dan kesalahanku tidak dapat dimaafkan. Jujur aku menyesal. Bohong jika aku mengatakan kalau aku tidak mencintaimu, sungguh aku sangat sangat mencintaimu. Saranghae Pa...