"Yak! Lee Seulgi! Kembalikan sepatuku" teriakku membuat semua siswa yang berlalu lalang dikoridor sekolah menatapku horor.
"Tidak mau! Sampai kau memberi tahuku siapa pria yang akan berjodoh denganmu nanti" ucap Seulgi yang masih terus berlari menghindar dariku dengan sepatu milikku berada di tangannya.
Damn!
Ingin ku memasukan sepatuku itu kedalam mulutnya Seulgi yang kelewatan. Aku sangat malu sekarang, kulihat semua siswa mulai saling berbisik dan mencibir kearahku.
"Awas saja kau LEE SEULGI" teriakku yang kemudian berbalik badan menuju kelas karena aku sudah tidak sanggup lagi melihat tatapan horor dari para siswa yang lain.
Brukk..
Sialan. Siapa yang berani menghalangi jalanku? Oh astaga kepalaku sangat pening sekali. Berani sekali dia menghalangi jalanku. Dia mungkin tidak tau rasa kepalan tanganku yang halus ini mengenai wajahnya itu atau mungkin dia memang harus mencobanya agar tidak menghalangi jalanku lagi.
"Shit! Beraninya kau menghalangi jalanku!" Makiku dan kemudian berdiri karena posisiku sekarang ini sedang terduduk dilantai dan langsung melihat wajah orang yang berani menghalangi jalan. Mataku melotot dan gemetar melihat pria yang sudah tidak muda lagi dihadapanku ini dan sepersekian detik akupun memekik kaget "Jeongmal mianhe, Jung Ssaem" ucapku berberapa kali dan berlalu pergi. Namun seseorang lagi menahan langkahku dan itu membuatku kesal setengah mati.
"KIM HYERIN. DATANG KERUANGANKU SEKARANG JUGA!" Oh astagah. Sekarang aku paham siapa yang menahan langkahku, yah Jung Ssaem. Dan sekarang dia memintaku menuju ruangannya? Ruangan yang sangat 'horor' melebihi rumah kosong yang sudah tidak berpenghuni begitulah semua siswa mendeskripsikan ruangan Jung Ssaem.
Mau tidak mau dan dengan langkah gontai aku mengikuti langkah Jung Ssaem yang berada satu langkah didepan ku menuju ruangannya.
Kini diriku sudah berada di ruangan Jung Ssaem. Ruangan yang cukup besar dengan satu set sofa yang megah di tambah hiasan dinding dan sebuah Jam dinding yang antik.
"Kau tahu..."
"Aku tidak tahu" ucapku yang langsung memotong ucapan Jung Ssaem dan langsung mendapat tatapan tajam darinya yang membuat nyaliku langsung ciut. "Mianhe"
Jung Ssaem menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan sangat kasar mungkin dia sedang menahan amarahnya yang sedikit lagi akan keluar kalau aku tidak mengontrol ucapanku.
"Siswa yang berteriak-teriak dan melakukan suatu keributan dan menyebabkan para siswa yang lain terganggung itu termasuk tindakan yang sudah mendapatkan poin kesalahan yang cukup banyak. Dan kau tahu, sekolah ini menjunjung tinggi etika yang baik pada siswa maupun guru. Tapi sekarang kau melakukan kesalahan besar..."
"Aku tidak akan berteriak kalau saja Seulgi temanku tidak mengambil sepatuku dan membuat para siswa lain merasa terganggu" lagi-lagi aku memotong ucapan guru didepanku ini yang sudah memasang wajah yang menahan amarah.
Siapa saja yang menjual rem mulut aku ingin membelinya sekarang juga!
"BERSIHKAH KAMAR MANDI SEKARANG JUGA!!!" Teriak Jung Ssaem tepat diwajahku.
Tidak bisakah dirinya untuk berbicara dengan lembut padaku? Kenapa harus dengan teriakkan? Telingaku masih terus ada pada tempatnya tidak aku sembunyikan pada tas sekolahku. Huh menyebalkan!
Membersih itu bukan tipeku. Dirumah aku lebih suka mengotori dari pada membersihkan. Apalagi harus membersihkan toilet yang dibersihkan setiap dua minggu sekali. Sangat busuk dan menjijikan. Dengan sangat berat hati aku pun membersihkan toilet sekolah atas perintah dari Jung Ssaem dimulai dari lantainya yang ku pel setelah itu berpindah pada kloset. Oh tidak, apa kata Taehyung oppa jika melihatku membersihkan toilet sekolah pasti dia akan mengejekku habis-habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
"MINE" [ JIMIN BTS FF]
Fanfiction"Hyerin-ah tolong maafkan aku. Aku tau aku adalah suami dan ayah yang sangat jahat dan kesalahanku tidak dapat dimaafkan. Jujur aku menyesal. Bohong jika aku mengatakan kalau aku tidak mencintaimu, sungguh aku sangat sangat mencintaimu. Saranghae Pa...