Vika masih duduk di depan meja kamarnya. 10 menit yang lalu, ibunya baru saja pergi dari kamarnya. Masih membicarakan hal yang sama Tentang perjodohan itu. Namun Vika hanya diam tidak menjawab satupun pertanyaan ibunya. Perkataan ibunya kali ini benar benar berhasil melukai hatinya. Ia tak ingin melawan orang tua. Angga memanglah istimewa. Namun rasa dalam hatinya tak memihak nama Angga.
Dipandanginya buku buku yang tertata rapi diatasnya. Satu bingkai foto yang ada didepannya diraihnya. Foto seorang laki laki penuh kasih sayang yang menggendongnya sewaktu masih berumur sekitar 10 tahun dipunggungnya."Ayah , Vika kangen banget. Kalau aja ayah masih ada, Vika pengen digendong ayah lagi"
Bulir bening mengalir dari pipinya. Sambil terisak dia terus bicara pada benda mati yang dipegangnya
"Situasinya makin sulit yah ! Vika harus bagaimana ?"
Foto itu dipeluknya sekarang, dan dia mulai sesenggukan
"Vika pingin banget ada orang yang mengerti Vika seperti ayah didunia ini"
"Apa masih lama yah kita bisa bergandengan disurga ?"
Vika kembali menatap foto itu. Dielusnya kaca album itu tepat diwajah lakilaki itu
Tanpa pikir panjang lagi, ia segera mengambil jilbab panjangnya dan tanpa memakai sehelai kain diwajah seperti biasanya. Dan pergi meninggalkan kamar itu dan pergi keluar rumah. Ia terus berlari menuju suatu tempat. Hingga ia tersandung batu yang hampir membuatnya terjatuh. Namun sialnya kakinya berdarah. Walaulun begitu ia melupakan rasa perih dan darah yang keluar dari jarinya lalu tetap berlari
Jarak pemakaman itu dari rumahnya tidaklah begitu jauh. Digerbang dia tertegun sebentar lalu masuk dengan hati yang sangat kacau. Dari beberapa nisan yang ia lewati, dari pertama masuk ia telah menitik pandangannya pada satu nisan. Setangkai Bunga mawar putih digenggamannya.
Vika membersihkan tanah yang telah dipenuhi rumput hijau. Perlahan suaranya yang telah hampir habis ia keluarkan
"Assalamu'alaikum ayah! Vika datang nih" air matanya bercucuran, namun masih ia paksakan tersenyum
"Pasti ayah ngira Vika datang kesini karena habis nangis kan ? Nggak yah.. Ni Vika senyum. Vika kan masih ingat perkataan ayah. Anak baik gaboleh cengeng kan ?"
Diletakannya setangkai bunga itu diatas makam ayahnya
"Vika kangen banget sama ayah. nanti malam kalau Vika tidur, Vika minta tolong ayah datang ke mimpi Vika ya. Walaupun cuma di mimpi Vika pasti bersyukur sekali"
"Ayah pasti denger Vika kan ayah?"
Dan ia mulai sesenggukan lagi.
****
"Bapak kok ngomong gitu toh sama Vika"
"Memang kenapa, kan gak salah. Kan cuma bercanda. Walaupun dibawa serius juga sepertinya sah sah saja. Kalian berdua cocok "
"Ya nggak gitu pak, kami berdua jadi ndak nyaman"
Bapak Riyadi terkekeh mendengar jawaban Angga
"Apa kamu marah ?"
"Ndak marah pak, tapi malu sama Vika. Dia sepertinya ndak ada rasa apa apa"
"Sama siapa ?"
"Sama Angga toh"
"Bapak nggak memaksa le, tapi apa kamu suka sama Vika ?"
"Jujur iya pak, tapi ndak terlalu berharap. Soalnya pasti Vika sudah punya calonnya sendiri"
"Oh begitu ?"
"Iya jadi jangan ngomong seperti itu lagi lah.."
"Iya baik, ndak lagi. Lalu kapan kamu mau menikah le ? Mas mu Adit dan Azam sudah punya anak. Giliran kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diakhir Tasbih (COMPLETE)
Romancelika liku cinta seorang wanita bercadar yg berusaha istiqomah memperbaiki hidupnya. Alisa Shovika Nur Faizah (21 thn) atau yg akrab dipanggil Vika dihadapkan oleh cinta segi empat dihidupnya setelah ia hijrah. Candra Akbar Wardhana (Candra) (22 thn)...