Kelas saat itu tengah kosong karena Studi banding tengah berjalan waktu itu. Vika tengah membaca buku untuk mengisi kekosongannya. Dibandingkan orang lain yang sedang bersosialisasi disekitarnya, Vika memilih santai dengan menyendiri. Bisa dibilang ia tergolong introvert karena kurang menyukai keramaian, yang meskipun ia sendiri sebenarnya anak yang mudah bergaul.
Biasanya seseorang tak dapat fokus ke 2 hal sekaligus, seperti membaca buku. Namun Vika bisa melakukannya, karena teman teman sekitarnya terlalu berisik menurutnya.
Selembar demi selembar buku itu ia baca. Ada sebuah kata-kata yang ia merasa tertampar.
"Jika kamu memutuskan untuk menunggu, maka jangan sampai salah tunggu. Pastikan dia memang berhak ditunggu" sedetik kemudian ia merenung, lalu kembali melanjutkan membaca
"Harap hanya pada Allah, kadang hati memaksa Allah untuk berjodoh dengan seseorang. Padahal dia belum tentu jodoh terbaik buat diri. Langkah langkah gundah, doa-doa sepi, cinta yang perih, itu jika harap salah bersandar" Vika menggigit giginya dengan keras. Lalu melanjutkannya lagi
"Jangan menggantung ! Yang paling sulit dimengerti itu wanita. Dia menyuruh pergi tapi tak mau melepaskan tangannya" Lalu ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia merasa sangat bodoh
"Maka jangan berikan cinta seutuhnya kecuali pada dia yang telah halal. Jangan biarkan hati terjebak dalam rasa terlalu dalam apa lagi dia yang bukan siapa-siapa. Barengi perasaan dengan iman dan logika agar hati tidak terjebak dalam asa yang tak pasti, agar saat patah dia tidak terluka terlalu dalam"
Vika menutup buku itu, sudah cukup dia dipermalukan oleh kata-kata dalam buku itu. Malu rasanya pada niat awalnya untuk berhijrah, mengapa ia masih menggantungkan perasaannya pada makhluk. Sedangkan ia masih seorang hamba yang pendosa.
"Its Alright ! We have to clear it now"
Ia bertekad melupakan apa yang menghalangi jalannya. Termasuk rasa yang ia simpan untuk Candra.Dia keluar dari kelas itu karena suntuk didalam, tak lupa ia menyertakan tasbih digitalnya dan melakukan sholawat rutinitasnya. Lalu segerombolan mahasiswa asing menarik perhatiannya. Jas mereka terlihat berbeda dengan jas Kampusnya. Ternyata itu lawan studi banding dari Universitas lain. Tapi tunggu, dia seperti mengenali salah seorang diantara mereka.
Dan sialnya, yang dipandangi balik memandang, mungkin ia sadar telah diperhatikan. Terlebih lagi lelaki itu mengenali siapa yang memperhatikannya dari jauh saat ini.
Menyadari mereka saling dipertemukan kembali, Vika berjalan cepat menjauh dari tempat itu. Entah kakinya akan membawa dia kemana. Yang terpenting sekarang ialah rasa itu tak boleh kembali.
Tanpa sadar, kaki lelaki itu juga mengejar. Entah apa yang ia pikirkan tetapi hatinya tak ingin mendengarkan akalnya saat ini. Dan kali ini ia lari, gadis itu tak boleh lenyap dari pandangannya. Dan akhirnya, krudung merah marun yang ia lihat tadi nampak kembali, namun gadis itu masih mempercepat langkahnya
"Vika !!" panggilnya, sepertinya gadis itu mendengarnya dan tanpa menoleh dia Lari saat ini. Namun tangannya berhasil mendapatkan tangan mungil gadis itu.
"Apa ini !? Lepas !" bentaknya
"Jangan lari kalau begitu" jawabnya cepat
Vika melihat tangannya di genggam erat oleh Candra. Dia menghembuskan nafas panjangnya . Lalu berbicara pelan
"Lupakan tentang dosa! yang aku heran, mengapa seorang Candra berani memegang seseorang yang tidak boleh disentuh bahkan dilihat ? Kamu lupa aku perempuan ? Dan bukan mahrommu. Jadi lepaskan sekarang !"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diakhir Tasbih (COMPLETE)
Romantizmlika liku cinta seorang wanita bercadar yg berusaha istiqomah memperbaiki hidupnya. Alisa Shovika Nur Faizah (21 thn) atau yg akrab dipanggil Vika dihadapkan oleh cinta segi empat dihidupnya setelah ia hijrah. Candra Akbar Wardhana (Candra) (22 thn)...