Buta Hati

45 5 0
                                    

"Itu dari siapa Vi ?"

"Dari mas Ibnu"

       Pipit melongo tak percaya, semenit kemudia dia cengar cengir ke arah Vika. Vika yang melihatnya ikut tertawa.

"Ih biasa aja kali"

"Ck iya deh oke aku biasa"

       Vika mengambil sebuah kotak ditumpukan buku didalam kerdua yang sedikit berdebu dibawah kasur kost mereka. Pipit yang melihat seakan spontan bertanya.

"Apa tuh ?"

"Ini niqob yaman"

"Kenapa nggak pernah dipake ? Bagus banget loh padahal, ada rendanya diujungnya"

"Ini hadiah"

"Dari siapa ?"

Vika terdiam

"Apa dari Candra ?"

"Nggak kok, ini dari Mas Ibnu juga sepertinya. Aku gak yakin"

"Loh emang gimana ngasihnya?"

"Coba kamu baca deh suratnya"

Pipit membaca surat yang terselip didalamnya

"Menurutmu dikasih siapa ?"

"Keknya memang Mas Ibnu sih"

"Sepemikiran kan !?"

"Jadi kenapa nggak kamu pake aja, walaupun itu hadiah kan harus menghargai juga. Nanti malah Mas Ibnu kecewa loh dikira kamu nggak suka"

"Aku punya firasat suatu saat aku pakai dimoment tertentu"

"Widih.. Moment apaan tuh ? Lamaran ?"

       Tiba tiba handphone Vika berbunyi, sebuah notif pesan dari Fauzan

(Fauzan) : assalamu'alaikum Vi

(Saya) : Wa'alaikumussalaam zan, ada apa ?

(Fauzan) : mau datang nggak diacara wisuda ku ? Bukan apa apa sih, semua temen deketku kuajak, buat rame ramein foto bareng gitu

       Vika melamun mengingat sesuatu. Hal suram tentang Candra kembali merasuk kedalam celah dibekas luka hatinya. Lama ia tak membalas chat dari Fauzan hingga Fauzan menanyakan ulang

(Fauzan) : Vi kok nggak dibales ?

(Saya) : memangnya kapan Zan ?

(Fauzan) : minggu depan

(Saya) : InsyaAllah zan

(Fauzan) : tau kenapa aku sengaja ngundang kamu itu karena alasan tertentu juga

(Saya) : nani ?

(Fauzan) : biar kamu bisa melawan perasaanmu tentang Candra, aku tau kamu bakal sedih karena tau seandainya Candra masih hidup dia bakal wisuda tahun ini barrng aku

(Saya) : nggak kok Zan, aku datang besok

(Fauzan) : yasudah, maaf ya aku sedikit memaksa. Ini demi kebaikanmu dan Candra

"Kenapa Vi ? Kok jadi sedih gitu ?"

"Nggak papa"

"Jangan bohong, kita temenan lumayan lama. Aku tau kamu"

"Ketara banget ya bohongnya"

"Iya, makanya cerita"

"Minggu ini Fauzan Wisuda juga"

"Oh iya ? Bagus dong terus ngapain sedih"

Vika diam sejenak

"Oh iya aku ingat, Candra kan ! Dia pasti wisuda juga kalau masih hidup sekarang" sambung Pipit

Cinta Diakhir Tasbih (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang