Ibnu membuka kain hitam yang lembut itu dikamarnya. Sebuah kain yang pernah dipakai diwajah seorang wanita cantik yang ia idamkan sekarang ini. Ia tersenyum sekaligus cemas. Besok lusa dia akan mendengar jawaban perasaanya pada gadis impinannya.
Kemudian ia memperhatikan sesuatu diatas lemarinya. Sebuah kotak berwarna silver. Hatinya mendadak muram. Diambilnya kotak yang hampir usang itu.
Entah kapan terakhir kali ia membukanya. Ditutupnya pun sudah ada debu yang menempel. Meskipun kamarnya sangat bersih tanpa debu. Ia mulai mengeluarkan isinya. Sebuah Alqur'an cantik berwarna biru, dengan motif seperti ukiran kayu pada sampulnya. Itu terlihat masih seperti baru. Walaupun sebenarnya terlihat baru karena ia tak pernah membukanya. Selain Alqur'an itu, didalamnya ada kaligrafi dengan figura berwarna emas. Dengan bertuliskan Ana uhibbuka Fillah Ibnu.
"Safira !" gumamnya
4 setengah tahun yang lalu...
Suasana menjadi sangat ramai saat acara wisuda sekolah telah selesai. Tinggal berfoto dan saling mengucapkan salam perpisahan untuk ke jenjang yang lebih tinggi. Namun satu lelaki seperti sedang mencemaskan sesuatu. Seorang ibu ibu menghampirinya
"Le ! Ibnu !" panggil wanita itu
"Mamah !"
"Mamah cari dari tadi, kamu kok kaya gelisah gitu ?"
"Mah Ibnu boleh izin pergi ndak ?"
"Mau kemana ?"
"Mau kerumah sakit sekarang"
"Siapa yang sakit ?"
"Safira operasi sekarang mah, Ibnu mau jenguk. Ya.. !? Sebentar saja"
"Loh dia dia sedang operasi apa ?"
"Nanti Ibnu jelasin dirumah, mamah pulanglah dulu. Ibnu pamit Assalamu'alaikum"
"Wa wa'alaikumussalaam, hati hati nu !"
Ibnu berlari meninggalkan gedung SMA itu. Secepat kilat ia menancap gas motornya. Ia berharap masih bisa menyemangati Safira didekatnya. Ini adalah operasi kankernya yang terakhir. Dia harus disana untuk mendampinginya.
Sebuah koridor panjang ia lewati. Ia perhatikan nama nama ruangan dirumah sakit itu. Sampai pada ruangan yang berada dipaling ujung. Ruangan yang sangat membuat hatinya berdebar. Ibnu masih memakai kostum wisuda dan membawa satu bucket bunga. dengan keringat yang membasahi belakang bajunya.
Ia terpaku didepan pintu itu. Ibnu mengintip dari balik kaca yang ada didepannya. Namun pintu itu terbuka dan ada beberapa orang berpakaian hijau keluar dari sana. Mereka terlihat tanpa ekspresi. Salah satu orang itu berdiri menatap Ibnu dengan tatapan penuh makna. Lalu dia menoleh kebelakang, seakan memperlihatkan apa yang sudah terjadi. Ibnu ikut melihatnya. Seseorang yang telah ditutup dengan selimut hingga tak terlihat satupun bagian kepalanya. Dengan kedua orang tua yang menangis disampingnya.
Lalu kedua orang itu menyadari kehadiran Ibnu disana. Sedangkan Ibnu menatap dokter itu kembali.
"Dokter ? Safira.."
Dokter itu tak menjawab apa apa. Namun hanya menepuk nepuk bahu Ibnu sambil menggelengkan kepala. Lalu pergi meninggalkannya diikuti 2 orang berbaju sama bersamanya. Bunga yang dibawanya tak kuasa ia pegang erat dan jatuh ke lantai. Perlahan ia mendekati kedua orang tua Safira.
"Om.. ?"
Namun hal yang sama dilakukan oleh laki2 itu. Ia menggelengkan kepala sembari menitikkan air mata. Sedangkan sang ibu tak henti hentinya meraung raung dipelukan suaminya. Ibnu menjadi pusing. Wajahnya terlihat memerah. Kakinya mendekati ranjang itu. Ia membuka selimut putih yang menutupi tubuh Safira. Dipandanginya wajah pucat yang sudah tak bernafas lagi. Dan air mata tak kuasa lagi ia hadapi. Ia menutup kembali selimut itu dengan gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diakhir Tasbih (COMPLETE)
Romancelika liku cinta seorang wanita bercadar yg berusaha istiqomah memperbaiki hidupnya. Alisa Shovika Nur Faizah (21 thn) atau yg akrab dipanggil Vika dihadapkan oleh cinta segi empat dihidupnya setelah ia hijrah. Candra Akbar Wardhana (Candra) (22 thn)...