Meja kayu bundar dengan es teh, es coklat dan kopi itu sedikit meredam suasana dihati Vika, Pipit terlihat menemani disampingnya agar menjadi alibi untuk tidak berdua-duaan dengan laki-laki yang Vika tak mengharapkan kehadirannya didepan matanya. Lagu dicafe itu sedikit membuat setidaknya suara per meja tak terdengar dengan orang-orang dimeja lainnya.
"Tolong kamu jangan marah, Butuh perjuangan aku bisa sampai kesini"
"Kamu sendiri ?"
"Bareng sama Iman" mendengar jawaban Jabir Vika makin mendengus kesal
"Yasudah langsung ke intinya ! Jauh - jauh kesini ada perlu apa ?"
"Aku mau kamu kembali seperti dulu"
"Aku vakum pacaran !"
"Aku nggak minta pacaran, aku ingin melamarmu secara langsung"
"MasyaAllah, aku sampe nggak bisa berkata-kata"
"Besar kemungkinan kamu menolak.."
"Jelas !" tegas Vika
"Ya, aku nggak maksa kamu buat nerima. Setidaknya aku lega sudah jujur"
"Kenapa kamu dulu putusin ?"
"Mungkin itu salah satu kesalahan terbesarku Vika"
"Dengar baik baik Jabir, bahkan jika aku nggak hijrah dan masih pacaranpun aku gak mau jika balik ke kamu. Gausah aku jelasin kamu pasti paham ceritanya bukan !?" Jabir tidak menjawab, dia hanya menunduk menunjukan rasa bersalahnya
"Kamu ingat foto yang dulu pernah ku pamerkan lewat snap chat dulu ? Itu ide Maya" Vika tersenyum sinis lalu melanjutkan
"Kata Maya, dia curiga denganmu. Mudah sekali berkata putus. Dia coba deh nyaranin aku pasang foto itu buat kutunjukan ke kamu. Itu taktik aneh sih, tapi kulakuin. Eh berhasil dong !" senyum sinisnya semakin lebar
"Nggak seberapa lama kamu juga memasang foto kamu dengan pacarmu yang baru, padahal baru seminggu kita putus ya kan !?"
"Maksudmu apa?" tanya Jabir pelan
"Ya maksudku aku cuma ngetes kamu pake fotoku dengan Farhan.. ! Kalo kamu sadar, itu cuma crop crop an. Itu foto grup, cuma kebetulan Farhan jejer denganku. Aku pancing kamu biar kamu sakit hati lalu ngeluarin apa yang kamu sembunyikan"
Jabir masih mendengarkan dengan menatap ke arah Vika. Vika kembali melanjutkan
"Dan ternyata benar, kamu main api !""Tapi itu aku belum pacaran dengan Wulan Vi !"
"Nah sekarang kenapa kamu putus dengan dia juga !? Kamu malah balik kesini, apa kesalahan dia sama dengan kesalahanku dulu ?"
"Itu bukan posesif Jabir , itu perduli. Iman bukan teman yang baik. Dia gapunya pendirian. Kelihatan kok dari omongannya, payah menghargai orang lain. Mungkin yang nyuruh putus juga dulu Iman kan !?"
"Aku menyesal !"
"Maaf berkata demikian, dari awal mungkin aku males ngomong sama kamu. Cuma aku menghargai kamu datang jauh-jauh. Hargai apa yang kamu punya, jangan mudah melepaskan. Perbaiki hidupmu"
"Setidaknya kita berteman Vika"
"Kita tetap berteman, tapi aku memang sekarang benar-benar menjaga jarak dengan yang bukan halal bagiku. Kamu pasti faham !"
"Baiklah Vika !"
"Jadilah lelaki yang lebih baik, lebih bijaksana, lebih bisa menghargai perempuan. Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik. Jangan ajak siapapun perempuan dalam maksiat lagi. Aku yakin kamu pasti bisa menikahi perempuan yang jauh lebih baik dari yang ada didepanmu ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Diakhir Tasbih (COMPLETE)
Romantizmlika liku cinta seorang wanita bercadar yg berusaha istiqomah memperbaiki hidupnya. Alisa Shovika Nur Faizah (21 thn) atau yg akrab dipanggil Vika dihadapkan oleh cinta segi empat dihidupnya setelah ia hijrah. Candra Akbar Wardhana (Candra) (22 thn)...