#23

10 8 1
                                    

"Mereka yang selalu bersama belum tentu bisa saling memiliki, seperti ibarat nya daki yang melekat pada tubuh tetapi akhirnya bisa terbuang."
***


Hari yang ditunggu-tunggu pun datang, Perlombaan debat antar sekolah.

Velma dan Adit sudah berada di ruang tunggu, sedari tadi Adit selalu memperhatikan Velma yang gelisah.

Adit menghampiri Velma dan menyodorkan sebotol minuman kepada nya.

"Ini"

Velma menatap Adit dan mengambil minuman yang disodorkan oleh Adit.

"Terima kasih" ucap Velma langsung meminum minuman dengan cepat.

"Jangan panik" ujar Adit.

Velma kembali menatap Adit.

Adit yang melihat Velma menatap nya menjadi canggung.

"Tadi gue perhatiin, Lo gelisah." ucap Adit agar Velma tidak salah mengartikan kenapa dia memberi minuman.

"Hmm, iya. Ini pertama kali aku ikut lomba." Ujar Velma jujur.

Adit memaklumi Velma gelisah, tetapi dia tidak ingin melihat Velma terlalu gelisah dan panik.

"Jangan terlalu panik, nanti gue ada disamping Lo." Ucap Adit.

Velma menatap Adit, tersihir oleh perkataan Adit. Apakah Adit sadar dengan apa yang dia katakan, perkataan nya membuat Velma semakin berharap. Berharap Adit melihat nya sebagai perempuan, bukan junior maupun partner lomba.

***

Perlombaan Akhirnya selesai dengan dimenangkan oleh SMA Bakti Jaya, SMA Velma dan Adit.

Velma tersenyum bahagia akhirnya SMA mereka yang mendapatkan juara 1 yang sebelumnya nilai mereka tertinggal berada di peringkat 3. Velma menatap Adit yang sedang menatap di satu arah, Velma mengikuti arah yang Adit lihat dan mendapati seorang laki-laki paruh baya yang Velma tahu adalah Ayah Adit yang duduk di bangku penonton.

***

Velma mencari keberadaan Adit, selepas mereka berdua mendapatkan piala kejuaraan. Adit langsung meninggalkan tempatnya dan pergi keluar.

Velma terus menyusuri jalan koridor untuk mencari keberadaan Adit, sampai di ujung koridor Velma melihat Adit bersama Ayahnya.

Velma ingin menghampiri Adit dan Ayah nya, tetapi dia urungkan niatnya.

"Bagaimana lagi Adit bisa membuat Ayah bangga?!! Apakah ayah selama ini menganggap Adit boneka yang bisa ayah mainkan?! Apakah sedikit pun ayah pernah memikirkan perasaan Adit? Adit sama sedihnya dengan ayah, bukan ayah sendiri yang merasakan dikhianati. Tapi, kenapa ayah selalu mengatur kehidupan Adit?!"teriak Adit.

"Kamu masih kecil, tidak tau apa-apa!! Ini semua ayah lakukan untuk hidup kamu!!"

Adit terkekeh menyindir" Hidup Aku? Hidup aku sudah mati semenjak hari itu dan sampai sekarang, asal ayah tau. Tapi, seperti nya ayah tidak tau itu. Karena yang ayah tau hanya mengatur, berkerja, dan wanita simpanan ayah!"

Plakk

Velma menutup mulut nya dengan kedua tangan karena syok melihat Adit yang ditampar oleh ayah nya sendiri.

"Anak tidak tau diri, sudah bersyukur ayah menyekolahkan kamu, tapi ini balasan kamu sama ayah, ternyata kamu sama saja dengan dia!" Bentak ayah nya dan langsung meninggalkan Adit dengan emosi.

Ayah Adit menatap Velma dengan tajam dan melewati Velma yang sedang menunduk.

Setelah kepergian Ayah Adit, Velma menghampiri Adit.
Velma memegang pergelangan tangan Adit.

VELMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang