8) Rencana Besar Chan

1.7K 354 89
                                    

[Chapter ini ringan. YEY!]

.

Sebenarnya, Hyunjin sudah kehilangan hitungan. Ia tidak mengingat sudah berapa hari mereka menetap di pack kepemimpinan Chan. Yang jelas, ternyata udara dingin mulai berhembus, matahari juga semakin condong ke selatan.

Ini adalah kali pertama dia merasa nyaman berada di antara pack asing. Buktinya, hingga saat ini dia belum membujuk Jeongin untuk buru-buru pergi seperti kali sebelumnya. Padahal mereka sudah menetap sudah terlalu lama. Sampai mungkin rasanya akan aneh jika mereka pergi meninggalkan pack Chan.

Kemudian, tanpa memiliki rencana untuk benar-benar pergi, Hyunjin mulai memikirkannya. Memikirkan mungkin tidak seharusnya dia dan Jeongin terus berada di sini. Ada tujuan yang harus mereka capai. Ada ego yang harus dipuaskan nafsunya.

"Hyunjin, bisa tolong cucikan ini di sungai?" Felix bertanya. Di tangannya, dia membawa keranjang yang berisi banyak peralatan kotor.

"Oke," Hyunjin mengambil keranjang itu. 

"Terima kasih, Hyunjin."

Hyunjin berjalan santai menjauhi sarang. Sesekali dia melihat ke atas ketika tupai melompat dari dahan ke dahan lain. Atau, ketika kupu-kupu tiba-tiba beterbangan di atas kepalanya.

"Kakak, aku temani ya?"

"Eh!" Hyunjin nyaris jatuh ke belakang ketika Jeongin tiba-tiba muncul di sampingnya. "Dari mana? Tadi tidak ada di pondok."

"Ikut Kak Minho mencari telur burung. Katanya Kak Han tiba-tiba ingin telur. Aku juga ingin."

Mereka berdua berjalan berdampingan melewati semak-semak yang mulai kering.

"Dapat berapa? Kamu mau berapa? Kakak carikan."

"Tidak usah! Tadi dapat lumayan kok. Cukup untuk kita semua." Jeongin buru-buru menggeleng. Dia kemudian menatap keranjang yang dibawah Hyunjin. "Berat tidak kak? Aku bantu..."

Hyunjin buru-buru memindahkan keranjang itu ke tangan satunya, yang jauh dari Jeongin.

"Kak?"

"Tidak berat."

Begitu sungai sudah terlihat, Jeongin berjalan semakin cepat. Dia lebih dulu sampai di tepi sungai. Wajahnya seketika menjadi cerah.

Hyunjin meletakkan keranjang di aliran yang dangkal. Dia melepaskan alas kaki dan menggulung tinggi celananya kemudian masuk ke dalam air.

"Sudah agak dingin ya?" Ucap Jeongin kemudian duduk di batu besar dekat Hyunjin. Tangannya mulai ikut membersihkan mangkuk-mangkuk tembaga seperti sang kakak.

"Ya..." Ucap Hyunjin singkat. Dia sibuk mencuci.

"Karena kali ini kita punya Kak Chan dan yang lainnya, jadi musim dingin pasti terasa lebih hangat." 

Tangan Hyunjin berhenti bergerak. Ia menatap Jeongin yang masih sibuk mencuci, kali ini dengan wajah yang cerah akibat senyumannya.

Bukan Hyunjin tidak mengerti. Dia tahu pasti perubahan Jeongin sejak mereka memutuskan tinggal bersama kelompok Chan. Jeongin menjadi sosok yang dulu dia kenal. Cerah, ramah, dan bahagia. Semua yang kemudian hilang sejak mereka pergi dari rumah.

Hyunjin menikmati perubahan Jeongin, meski itu bukan untuknya.

Namun kemudian....

"Sebelum musim dingin, mungkin kita sudah harus pergi, Jeongin." 

Kali ini Jeongin yang membeku. 

Sepertinya orang yang kehilangan hitungan, dan telah merasa nyaman menjalani hidup seperti ini, bukan hanya Hyunjin saja. 

North Yellow Woods | HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang