Gavin memaksa ingin mengantarku pulang kerumah jadi kita kembali ke restoran untuk mengambil motornya dan saat tadi di restoran Gavin mengatakan jika tak ada satu pun yang datang ke restoran,
Mereka memang tak peduli kepadaku, mereka hanya berpura pura peduli kepadaku, seharusnya aku tak mempercayai mereka.
Sesampainya aku dirumah ternyata orang yang aku tunggu di restoran saat ini sedang berkumpul diruang tamu dan bersenda gurau, mereka melupakan aku yang menunggu mereka yang tak kunjung datang,
Mereka menoleh setelah tau aku sudah datang, papa yang tadinya duduk sekarang berdiri dan menghampiriku,
"Sayang, ada yang mau papa bicarain sama kamu"
"Apalagi pa? Papa ngelupain aku dan malah disini bersama mereka, aku kecewa sama papa" ucapku yang berniat pergi ke kamarku tapi saat aku akan berlari Daffa mencegahku,
"Sha dengerin kita dulu"
"Lepasin gue Daf!" Sentakku yang melepaskan cengkraman tangannya di lenganku dan aku berlari menuju ke lantai dua,
Sangat menyesakkan disini, lebih baik aku pergi kekamar, aku tak peduli mereka yang berada didepan kamarku yang berkali kali terus mengetuk pintu kamar.
***
Tadi pagi aku berangkat cukup pagi agar aku tak bertemu mereka dan tanpa sarapan, tapi aku melupakan Alona, sejak dia datang dia tanpa henti meminta maaf kepadaku hingga bel masuk berbunyi dan aku melihat di pipinya seperti ada bekas tamparan yang sangat jelas, siapa yang melakukan itu kepadanya?
Sekarang sudah waktunya untuk istirahat, aku melihat Alona yang sepertinya akan menghampiriku lagi tapi aku harus pergi dari sini, aku tak ingin mendengar permintaan maafnya, lebih baik aku pergi ke kantin,
Saat aku keluar kelas aku tak sengaja menabrak seseorang dan saat aku melihatnya ternyata dia adalah Gavin,
"Eh, Sha? Lo mau kemana? Ikut gue yuk"
"Tapi gue laper mau makan"
"Udah udah, ikut gue aja" aku pun mengalah dan memilih mengikutinya,
Jalan yang saat ini kita lewati seperti menuju ke belakang sekolah dan ternyata memang benar kita pergi ke belakang sekolah, sesampainya aku disana betapa terkejutnya aku saat melihat banner yang bertuliskan 'Happy Birthday Alesha', apakah mereka yang telah menyiapkan ini untukku?
"Tunggu sebentar" Setelah Gavin melepas genggaman tangannya, ia menuju kearah Aldo yang membawa bolu dan ada lilin diatasnya,
"Happy Birthday to you"
"Happy Birthday to you"
"Happy Birthday... Happy Birthday..... Happy Birthday Alesha"
"Sekarang lo tiup lilin dan make a wish" ucap Gavin dan setelah aku meniup lilinnya, aku meminta permohonan,
Aku tak menyangka masih ada yang peduli kepadaku,
"Guys, makasih kalian udah repot repot buat ini semua, sebagai gantinya lain kali gue akan traktir kalian"
"Santai Sha, ini semua gratis" Ucap Adit,
"Gue tau tempat ini adalah tempat favorit lo jadi gue ngehias tempat ini agar lo ngerasa nyaman disini, maafin gue yang pertama kali kita ketemu gue nyolot ke lo"
"Lo nggak salah Vin, tempat ini emang tempat umum jadi gue nggak bisa ngelarang siapa siapa untuk kesini"
"Yaudah ayo kita makan" ucap Gavin,
KAMU SEDANG MEMBACA
ALESHA
Teen FictionKehidupan Alesha berubah sejak kepergian mamanya dan papanya yang menikah lagi dengan seorang janda yang memiliki anak seumuran dengan Alesha, Sejak kehadiran mereka tak ada seorang pun yang memperdulikan Alesha, terutama Daffa yang sudah lama menja...