Vivi, Rani, Tasya dan Daffa semakin menjauhi Alesha karena kesalah pahaman itu, aku sudah menjelaskannya ke mereka jika Alesha tak mendorongku tapi mereka tak mempercayaiku, aku tak tau bagaimana lagi aku harus menjelaskannya ke mereka, Alesha tak bersalah ini semua salahku.
Alesha selalu sendirian, aku sudah beberapa kali mendekatinya tapi ia malah memarahiku hingga saat itu aku tanpa sengaja melihat Alesha bersama seorang laki-laki yang tak aku kenali namanya, saat aku tau Alesha tak sendirian aku merasa lega dan baru kuketahui nama laki-laki itu adalah Gavin, berkat Gavin dia mengembalikan senyum Alesha.
Hari itu, saat Gavin menunjukkan rekaman cctv dimana Alesha yang dituduh mendorongku, semuanya mengetahui jika Alesha memang tak bersalah, berkat Gavin mereka tak semakin membenci Alesha, aku sangat berterimakasih kepada Gavin tapi untuk mengucapkan terimakasih langsung sepertinya aku tak bisa.
Aku tau jika Alesha menyukai Daffa. Aku mencoba untuk mendekatkan mereka tapi Alesha dan Daffa malah semakin menjauh. Saat aku berbicara dengan Daffa tentang Alesha, Daffa malah mengatakan jika dia menyukaiku. Aku tak menduga jika Daffa akan mengatakan itu, sepertinya aku harus menjauh dari Daffa.
Maka dari itu aku berpura pura berpacaran dengan Gavin. Aku memberanikan diri untuk menemui Gavin dan meminta bantuannya karena aku pikir dia akan membantuku karena dia adalah temannya Alesha dan sejujurnya tak ada anak laki laki yang aku kenal lagi,
Sebelum besok kita menjalani Try Out aku memberanikan diri menemui Gavin di kelasnya karena saat seperti ini Gavin tak bersama Alesha,
"Lo mau bicara apa sama gue?" Setelah aku berhasil memanggil Gavin untuk keluar kelas aku langsung mengutarakan langsung tujuanku,
"Aku mau kamu jadi pacarku"
"Hah? Maksud lo? Yah gue emang ganteng sih tapi bukan berarti lo saudara Alesha terus gue bakalan nerima lo. Nggak, gue gak mau jadi pacar lo" saat Gavin akan kembali masuk ke kelas aku menahan tangannya,
"Tunggu, maksud aku kita pura pura berpacaran. Aku mau Alesha dan Daffa dekat kembali, kamu bisa bantu aku kan?"
"Oh, gue pikir karena lo suka gue"
"Kamu mau kan?"
"Nggak, gue gak mau" aku tak menyangka jika Gavin akan menolaknya,
"Eh, tunggu tunggu, aku nggak tau harus minta bantuan ke siapa lagi, kamu harus bantuin aku untuk ngebuat mereka baikan, aku mohon" saat Gavin akan kembali masuk ke kelas aku mencegahnya lagi,
"Oke, gue akan bantu lo" setelah hening yang cukup lama aku merasa bahagia saat Gavin mau membantuku,
"Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menjauhi Alesha, agar rencana kita bisa berjalan dengan baik"
"Harus gitu? Nggak ada cara lain?"
"Itu salah satu cara agar mereka bisa dekat kembali dengan kamu ngejauhin Alesha nanti Daffa sama Alesha akan dekat lagi"
"Okelah, gue masuk dulu"
"Makasih ya" ucapku ke Gavin yang sudah berjalan masuk kekelasnya dan dibalas olehnya dengan lambaian tangan.
Syukurlah Gavin mau membantuku, sekarang aku harus membuat rencana untuk mendekatkan Alesha dan Daffa kembali, aku yakin dengan begitu Alesha pasti tak akan membenciku lagi.
***
Rencanaku berhasil, Alesha dan Daffa berbaikan meskipun aku tau mereka tak sedekat dulu, aku rasa sudah cukup aku dan Gavin berpura pura berpacaran, aku tak ingin mengekang Gavin lagi. Hari ini aku akan menemuinya dan mengakhirinya, aku dan Gavin akan bertemu di Cafe yang berada tak jauh dari rumahku.
Saat ini aku sudah berada ditempat yang kita janjikan, sembari menunggu Gavin yang belum datang aku memesan minuman dan makanan ringan,
Pesananku datang bebarengan dengan Gavin yang baru datang,
"Sorry gue telat" Ucapnya sembari duduk didepanku,
"Nggak papa, silahkan minum dulu" ucapku yang diiyakan dengan Gavin yang langsung meminumnya,
"Kenapa lo ngajak ketemuan disini?" Tanyanya setelah dia selesai minum dan memakan beberapa makanan ringan yang tadi aku pesan,
"Aku berterimakasih sama kamu yang mau menjadi pacar pura pura aku, berkat ini aku bisa ngebuat Alesha dan Daffa berbaikan lagi, maaf selama 3 bulan ini udah ngebuat kamu jadi merasa terkekang"
"Gue nggak tau harus sedih atau bahagia kita putus meskipun ini pura pura tapi gue nggak merasa dikekang sama lo, gue enjoy saat jadi pacar pura pura lo. Lo baik, gue gak gatau bagaimana bisa Alesha ngebenci lo. Gue juga ngucapin makasih karena udah ngebuat Alesha bahagia lagi sama Daffa meskipun gue tau lo suka sama Daffa"
"Aku nggak suka Daffa"
"Lo bisa bohong ke Alesha tapi lo nggak bisa ngebohongin gue" Sejujurnya aku memang menyukai Daffa, aku tak tau kapan perasaan ini muncul, berada didekat Daffa membuatku merasa nyaman, tapi tak mungkin aku mengatakan ini ke Alesha, orang yang sangat mengerti Daffa hanya Alesha dan Alesha sangat cocok bersama Daffa,
"Aku mohon sama kamu jangan beritahu ini ke siapapun"
"Betulkan? Gue emang hebat"
"Lo emang baik, lo lebih mentingin perasaan Alesha daripada perasaan lo" Lanjutnya,
"Bagiku, kebahagiaan Alesha lebih penting tapi aku sekarang juga sudah bahagia dikelilingi orang orang baik seperti kalian"
"Berarti sekarang kita bener bener putus kan?"
"Iya, kamu sekarang bebas dari kepura puraan ini" setelah aku mengatakan itu ada raut bahagia yang terpancar dari wajah Gavin yang sudah lama tak pernah kulihat,
"Yaudah, silahkan makan makan, kita harus ngerayain ini. Nggak nambah lagi? Gue masih laper, hahahaha" aku hanya bisa menanggapinya dengan senyum dan sebenarnya aku hanya bingung atas yang Gavin katakan.
Aku dan Gavin sudah mengakhiri kepura puraan ini, aku bahagia melihat Alesha bersama Daffa lagi, aku harap Alesha lambat laun tak membenciku lagi.
TBC!
12 jul '21

KAMU SEDANG MEMBACA
ALESHA
Teen FictionKehidupan Alesha berubah sejak kepergian mamanya dan papanya yang menikah lagi dengan seorang janda yang memiliki anak seumuran dengan Alesha, Sejak kehadiran mereka tak ada seorang pun yang memperdulikan Alesha, terutama Daffa yang sudah lama menja...