20. Vredeburg -epilog-

247 16 7
                                    

"Jadi ada agenda? " Cibir Amanda, Jati sesaat membersihkan bibir si gadis dari bumbu kacang.....

"Ya semua orang kan ada agenda nduk.... Tinggal baik atau jelek" Senyum Jati sambil memakan satenya, udara sore itu hangat.... Suasana riuh rendah di depan benteng Vredeburg, para pedagang bersiap membuka pasar sore, wisatawan wisatawan yang jalan jalan dan berfoto

... Ni laki gak jelek sih..... Tapi di jodohin... Really? Kesal Amanda di benaknya

"Bapakku cerita tentang laki lakimu yang meninggal karena overdosis, yang membuatmu cuti kuliah dan balik ke indo dari Vietnam.... Lalu jadi galak sama pedagang dan tukang becak di Malioboro.... " Ujar Jati, Amanda terperangah

"Aku terlihat gila ya, ti" Lirih Amanda dengan pandangan kosong

"Kamu terlihat kehilangan.... " Lurus Jati sambil memandang Amanda, si perempuan tersipu malu, lalu mencebik kesal

"Dan kamu mau mengganti kehilangan itu? " Cibir Amanda... Jati menggeleng dan tersenyum

"Emang Bisa? " Jati Balas bertanya

Amanda menggeleng pelan "dia mati di pelukanku.... Dan saat mati dia gak cengengesan kayak kamu.... " Lirihnya dingin...

"Maaf..... " Ujar Jati seraya merapikan bungkus satenya dan Amanda lalu membuangnya ke tempat sampah

"Gapapa.... Aku butuh orang yang cengengesan.... Biar aku juga bisa cengengesan.... " Senyum Amanda, Jati membantunya berdiri dan berjalan menuju kilometer 0

"Sedih ya.... " Lanjut Jati memecah kesunyian diantara mereka

"Kenapa ti? " Mendung Amanda

"Kamu ngerasa gila.... Tapi gak bisa cengengesan.... " Lirih Jati hangat....

"Pacarku Mati ti.... " Kesal Amanda

Jati mengangkat bahu "tapi kamu yang masih hidup" Jawabnya asal asalan

"Terus aku harus apa? " Lanjut Amanda emosi...

"Hiduplah.... Bareng aku" Cengir Jati, Amanda spontan berjinjit dan menempeleng kepala si tinggi kurus

"Aku tujuh belas... Dan kamu jangan berpikir semudah itu aku mau hidup bareng kamu" Cerocos Amanda dengan pipi bersemu merah

"Aku sembilan belas.... Gak mikir mau langsung nikahin kamu juga.... Cuma ngasih alternatif aja.... Ada yang lebih menyenangkan daripada jadi setengah gila dan marah marahin orang sepanjang malioboro.... " Jelas Jati dengan hangat, Amanda terdiam

"Alternatif apa Ti?" Gumam Amanda....

"Saling jaga.... Saling mengobati kehilangan" Lanjut Jati sambil duduk di bawah pohon seberang istana negara....

Amanda duduk di sebelah Jati dan memandangi wajah si tampan... "Emang kamu kehilangan apa ti....? " Ujarnya dingin.... Matanya memandang keramaian di kilometer 0 ....

"Lele" Ujar Jati spontan

Dahi Amanda mengerenyit "lele? " Bingungnya tak mengerti

"Aku ke rentenir, meminjam uang buat ternak lele.... Ternak lele ku gagal.... Hutang berbunga terus.... Bapakku minta bantuan bapakmu dengan syarat.... Aku temenin kamu..... Good deal lah lumayan" Cengir Jati

"Bapak nuker aku sama lele?" Kesal Amanda berjalan meninggalkan Jati yang melongo , Jati segera berlari mengejarnya

"Kamu mau ngapain?" Ujar Jati seraya mengejar Amanda yang terus berjalan

"Mau komplen ama Bapak" Kesal Amanda

"Minomartani kan jauh..... " Timpal Jati...

"Kamu ah.... " Cebik Amanda, Jati tertawa terpingkal pingkal....

"Jangan fokus ke lelenya lah... " Timpal Jati

"Terus fokus kemana? " Tanya Amanda lagi...

"Ada lagi yang temenin kamu.... Aku.... " Senyum Jati lebar...

Amanda terdiam dan memandangi Jati "apa untungnya buatku ti? "

Jati tertawa terpingkal "kamu udah ngomong waktu kita gak sengaja ketemu beberapa saat lalu..... "

"Aku lupa.... " Bingung Amanda...

"Aku tinggi, bareng aku matahari jadi gak terlalu terik karena aku nutupin kamu.... Gak perlu sunblock.... " Cengir Jati lagi

Amanda tak sadar manyun "ya tetep butuh sunblock... Tapi..... " Kata kata Amanda terputus...

"Tapi? " Kejar Jati

Amanda tersenyum lebar "kurasa aku akan aman sama kamu..... " Lirih Amanda...

"Kita akan saling belajar melindungi.... Asik kan? " Cengir Jati seraya mengulurkan kelingkingnya

Amanda tertawa tertahan.... "Tentu aja lelaki pohon..... " Ujarnya seraya menautkan Jarinya ke Jari lelaki itu

Dan sore itu terasa lebih menyenangkan...

**********
2003

"Ya kamu makan yang bener..... Di sana kabarnya ujan terus kan? " Ujar Jati di handphonenya.... Handphone kecil yang di karetin karena sering kali jatuh....

"Siap Sayang.... I love you too.... " Jati menutup telepon dan memasukkannya ke kantong Matanya sejak tadi memandangi pria muda beransel biru dongker yang naik dari depan kantor KR di jalan Mangkubumi

Kurus, tidak terlalu tinggi dengan Mata besar dan Alis Tebal.... Dia sejak tadi tampak bingung dan planga plongo....

Mangsa empuk copet nih..... Kesal Jati

Copet copet itu, memberi impresi buruk tentang Jogja.... Kesal Jati dalam hati

Benar saja.... Ketika si mata besar yang duduk di kursi tengah akan turun di pasar Beringharjo, dua pria gempal merecoki langkahnya, dan pria kurus di belakang mereka dengan sigap menyilet tas si Mata besar dan mengambil dompet Ocean Pasific nya

Semua Penumpang Tahu, tapi semua penumpang diam karena tidak mau terlibat masalah....

Gerombolan copet itu turun, diikuti oleh si mata besar yang tidak mengerti

Jati menarik napas panjang dan mengetuk langit langit bus , lalu turun dari pintu belakang

"Mas!!!!" Teriak Jati kesal Pada gerombolan pencopet itu , mereka berbalik dan Jati segera menghampiri mereka untuk membuat perhitungan

Taman Mangu 22.01.2021
02.22 am

The Eternity origins : sejati

Tamat

The Eternity Origins : SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang