12.Bantaran Code

124 14 2
                                    

Jati melambaikan tangan pada Arthur yang dengan berbinar melambai dalam holden Birunya

Dipandanginya kendaraan tua itu hingga menghilang di tikungan , pikirannya masih terfokus pada tissue berdarah itu

Pandangan Jati berpindah pada bangunan besar tempatnya dan sang nenek tinggal, sore menjelang malam dan mbah belum menyalakan lampu

Selalu saja begitu .....

Jati sejenak tersenyum ....nggak ....dunia ini gak terlalu sepi ....kalo aku dikasih kesempatan terluka ....aku pasti dapat kesempatan bertahan dan sembuh ....

Kalo aku gak dikasih mati ....berarti aku harus hidup dan lebih baik .... Senyumnya

Ada Arthur, Ada mbah .....aku harus menjaga mereka ....aku harus buat mereka selalu baik baik aja ...

Pikir Jati sambil berjalan memasuki halaman koral dengan daun daun kering memenuhi bidang tanah itu

....pacaran mulu....lupa nyapu halaman .....pikirnya sambil tak sadar cekikikan ....

Eh....jadi aku dan Arthur ? ...pacaran?

Jati memasuki pendopo besar tempat anak anak rumah singgah biasa bermain dan belajar, telinganya lamat lamat mendengar suara erangan

Setan? ..... Bingungnya sesaat....
Terdengar lagi erangan tertahan, kali ini dia sadar.... Itu suara Mbah, apa yang terjadi? Pikirnya sambil setengah berlari kecil menuju kamar perempuan Tua itu...

"Mbahhh...?" Panggil Jati pelan

"Di.... Disini Ti....... " Lirih suara Mbah dari ruang kerja dan perpustakaan kecil rumah singgah....

Jati terkaget melihat ruangan yang tadinya rapi itu porak poranda dan Mbah duduk Babak. Belur di kursi kerjanya

"Mbah....? Mbah gak papa?... Ki... Kita ke dokter? Panggil polisi?" Ujar Jati panik menghampiri perempuan yang terduduk sambil meringis menahan sakitnya itu

Mbah Kus menggeleng... Tangannya mencoba mengelus pundak Jati yang masih terlihat bingung "gak papa... Hanya butuh betadin dikit... Paling bantu mbah beresin ini semua ya ti? .... Mau kan?" Senyum Wanita tua itu masam

"Ta... Tapi ini ada apa sebenarnya mbah kenapa... Kenapa begini....? " Bingung Jati

Mbah Kus menarik napas panjang "aku... Cuma.... Bosan.... " Ujarnya terbata

"Terus berantakin ruang kerja?... Mukulin diri sendiri? Kita bisa ke Parang Tritis kalo bosan... Kenapa mesti destruktif sih? " Ujar Jati seraya berjongkok di depan Wanita tua yang kini hanya terdiam...

"Mbah gak mau cerita? " Kejar Jati.... Perempuan tua itu memandangi mata dalam cucu kesayangannya

Mata Emmy kecil yang menangis karena Ibuk gak mau beliin gelato..... Mata Emmy tanggung yang terbengong ketika ibuk memutuskan untuk meninggalkan Singapore untuk mencari jati dirinya..... Mata Emmy dewasa yang kecewa ketika Ibuk menentang pilihannya yang Jatuh pada Asisten dosen Hubungan Internasional UGM bernama Sudrajat Widodokromo....

Dan aku kembali mengecewakan darahku sendiri.... Pikirnya sesaat....

"Mbah?..... " Bingung Jati lagi

"Jati mandi dulu.... Mbah akan ngobatin luka luka ini lalu bikin nasi goreng.... Kita ngobrol sambil makan.... " Ujar Mbah Kus Hangat....

"Tapi ruangan ini?" Lanjut Jati. Bertanya

Mbah Kus mengibaskan tangannya "nanti kita bisa bereskan... Yang penting nasi goreng nya.... " Ujar Mbah Kus sambil mencoba berdiri, Jati memapah Perempuan yang merupakan ibu dari Ibundanya itu keluar dari ruang kerja, dengan seribu tanya di kepalanya.

The Eternity Origins : SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang