11. Jombor

163 17 17
                                    

"semua sudah lengkap?" Tanya Jati tertahan , Mbak Irah tersenyum dan menepuk pundak Jati perlahan

"Gak banyak yang bisa dibawa kan?" Senyum wanita Tua itu , Jati mencebik

"Gak akan pernah lengkap kalo gak ada aku" rajuknya. ...

Sebesar apapun dia tetap bocah tanggung yang kutemukan tertidur di los bunga pasar Kranggan ....gemas Irah dalam lamunannya

"Dan mbak gak bisa nolak kata kataku tadi kan?" Lanjut Jati masam, memecahkan lamunan sesaat mbak Irah yang seketika tertawa

"Gak akan pernah lengkap Ti, tapi pada akhirnya ,mbak harus melanjutkan hidup kan? Begitu Juga Agung?" Ujarnya seraya seketika terkaget ketika Jati memeluknya erat

"Begitu Juga Jati mbak...." Lirihnya ..... airmata mbak Irah meleleh kemudian menepuk nepuk pundak Jati

"Apa setelah ini Jati akan benci mbak Irah?" Lanjut si perempuan Tua

"Kalo iya, apa mbak Irah akan membatalkan rencana Mbak pulang kampung?" Gumam Jati kosong

Terminal mulai riuh rendah ketika pelan pelan Bis malam masuk dan parkir , Mbak Irah pelan pelan menggeleng

"Maka aku akan tetap bahagia mbak ...karena ternyata merayakan kehilangan rasanya terlalu sakit ...." Senyum Jati lebar

"Lantas , apa yang mau Jati lakukan ngger?" Ujar Mbak Irah mengacak lembut rambutnya

Jati malas malasan mengangkat bahunya "entahlah mbak ....bebas dari ketergantungan mungkin?" Ujarnya lemah

"Maka sambut dia dengan senyum mas....." Lirih Agung yang baru saja membeli nasi bungkus dan air mineral

"Apa yang aku sambut Gung? Aku yang sendiri?...aku yang ditinggalkan?...." Gusarnya

"Mas Jati yang tahan uji ....mas Jati yang bisa bertahan dan melanjutkan hidup...." Senyum Agung hangat , seraya menepuk nepuk pundak Jati

"Aku menyesal ngajarin kamu dewasa Gung ...saat kamu benar benar dewasa ....aku malah kehilangan kalian...." Lirih Jati ...senyum pahit terpampang di wajahnya

"Gak hilang kok ...cuma jarak aja nambah ...." Senyum Agung lagi

"Jarak nambah , rindu nambah, doa nambah....kalo kita tetap saling mengingat....kita gak akan saling kehilangan" tambah Mbak Irah bijak

Jati memandangi Ibu dan anak Itu sesaat kemudian mengangguk perlahan
"Kalian baik baik ...aku harus mulai mengurangi kecanduanku atas kalian ....aku rasa lebih baik aku pulang sebelum aku kambuh......" Ujarnya meminta diri

Kondektur mulai memanggili para penumpang ....Jati sekali lagi memeluk mbak Irah dan Agung ....

Mereka bahagia ...mereka lebih baik ....itu yang paling penting..... Tegasnya dalam hati

**********

Setelah mengantar Mbak Irah dan Agung semua berjalan kosong di hidup Jati, malam itu di kelas Jati hanya  terdiam , suara dosen yang mejelaskan materi hanya berlalu begitu saja di kedua telinganya

Aku selalu ingin mbak Irah yang jadi pendamping wisudaku , tapi setelah ini apa poinnya? Apa tujuannya?

Balas dendam pada Bapak?

Perduli setan ....aku sudah tak lagi peduli pada bapak

Aku gak harus buktiin apa apa sama siapa siapa

Mereka tetap pergi, mereka tetap mati....dan aku selalu tetap sendiri

Jadi buat apa?

The Eternity Origins : SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang