13 Dagen

128 16 2
                                    

"ada lagi yang perlu dimasukkan ke mobil lagi pak?" Senyum Jati setelah memasukkan koper terakhir ke dalam mobil Espass berwarna biru itu.

Pria muda dihadapannya menggeleng pelan "sepertinya sudah cukup,mas ....tapi tunggu tunggu ....saya cek dulu ke kamar , maklum ya mas Ibu nya anak anak tiba tiba harus ke Solo ...dan beliau yang kamu tahu ....lebih teliti tentang ini semua" senyum laki laki itu renyah

Jati mengangguk pelan "siap Bapak, saya perlu ikut ke kamar?" Ujarnya kemudian

"Gapapa saya sendiri aja, kamu tunggu di sini?" Ujar si lelaki dewasa sambil berlari kecil memasuki hotel itu....

Jati mengangguk perlahan dan memandangi langit pagi itu ....melamun dan memikirkan satu tikungan hidup lagi beberapa sore yang lalu...

Jati sedikit bersenandung membawa sepedanya membelah jembatan gondolayu, bakwan dan aneka gorengan mengepul di plastik yang tergantung di stang sepedanya ....rambutnya berkibar kibar tertiup angin ....

Sudah seminggu aku mengabaikan Arthur, dia tentu paham, ngambek tapi paham .....setelah semuanya ...dia tahu bahwa aku punya dunia kompleks yang harus ku urus .....sepeda kuning itu meluncur memasuki Kota Baru ....suasana malam yang mulai temaram memancarkan udara hangat diantara pohon pohon Tua di depan Rumah Popo Arthur

Jati tersenyum samar seraya memarkir sepedanya, gorengan hangat terayun ayun di tangan kanannya

Gorengan Hangat ....teh hangat..... Arthur hangat ......ini tidak terlalu buruk .....resahku akan sedikit lebih ringan ....pandangan akan lebih terang ....dan mungkin bebanku tentang mbah dan rumah singgah, walaupun tidak terselesaikan ....akan terasa lebih mudah

Venus membuka pintu dan sedikit kaget melihat wajah sumringah Jati

"Gorengan? " Ujar Jati riang, Venus menarik napas panjang....

"Masuk Ti..... " Lirih Venus

*********
"Jati aja pak yang nyupirin..... " Si pemuda menawarkan, Laki laki dewasa di hadapannya sedikit berpikir lalu memberikan kunci pada si muda bertubuh tinggi kurus itu

"Nggak terlalu jauh kok.... Cuma ke gowongan...." Senyum sang lelaki....

Jati mengangguk hormat dan menyalakan mobil itu, seminggu itu dia sudah dibooking untuk mengantar satu keluarga untuk berwisata di Jogja, tapi karena satu dan lain hal.... Hanya si Bapak yang dia temui....tampaknya ada sesuatu yang ruwet di keluarga itu, tapi entahlah, kenapa harus memikirkan keruwetan orang lain sementara hidupnya sendiri ruwet....

*********

Jati terperangah melihat Arthur yang tertidur lunglai di ranjangnya.... Banyak sekali selang infus masuk ke tubuhnya yang terlihat lebih kurus.... Di sampingnya hanya ada sosok lelaki suami Venus....sementara Sharon tidak terlihat di manapun

"Gadis itu sudah kami kirim pulang.... Kasihan dia harus menunggui Arthur, takut mengganggu kandungannya....." Venus membuka suara

Jati terduduk disamping ranjang.... Dia sungguh tidak mengerti....

"Dia selalu bilang dia mau berakhir di sini.... Sendiri... Gak ada yang mengganggu.... " Si laki laki memulai pembicaraan....

"Dia....?"

"Arthur punya kondisi sejak lahir yang mengharuskan dia minum obat.... Pembuluh darah ke otaknya lebih sempit dan tipis.... Sejak peristiwa kerusuhan di jakarta dia mulai on off minum obat, dia mau minum obat rutin lagi sejak di Pontianak, dan karena kebodohanku membuka statusnya sebagai gay... Dia kabur kesini.... Dan menghentikan pengobatannya..... " Jelas si Laki laki....

The Eternity Origins : SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang