Secretary Im - 27

723 59 9
                                    

Siwon POV

Malam ini aku menemani istriku, aku sangat khawatir melihat nya kesakitan, aku pikir aku akan kehilangan nya, dan ternyata aku masih bisa melihatnya. Aku sudah meminta Kyuhyun untum memenjarakan Kwon Yuri, dan tidak ada lagi yang bisa menganggu keluargaku. Tifanny, hanya wanita itu yang masih berkeliaran, aku takut ia akan mencoba mengganggu hubungan ku dengan Yoona lagi.

"Sayang, apa masih ada yang sakit?" tanyaku pada Yoona.

"Tidak oppa"

"Mengapa kamu melamun yeobo?" tanyaku lagi, aku melihatnya sedang melamun, apa yang sedang ia pikirkan?

"Aku ingin melihat putra kita oppa"

"Sayang, kamu masih lemah, besok saja kita lihat nya ya, lagian ini sudah malam bukan?"

"Tapi oppa,,"

"Dengarkan oppa"

Aku menciumnya agar ia tidak banyak berbicara lagi, jujur aku juga ingin melihat putra ku, tetapi Yoona masih lemah, ia harus banyak istirahat dan tidak boleh terlalu lelah.

"Kamu mau makan apa Yoong? Biar oppa yang belikan"

"Aniya oppa, aku tidak lapar"

Aku mengangguk. Mungkin ia ingin istirahat.

"Oppa,,"

"Hmm"

"Aku ingin memberi nama untuk putra kita"

"Apa sayang? Kamu ingin apa?"

"Oppa belum punya nama untuk putra kita?"

"Oppa hanya ikut kamu saja sayang"

"Bagaimana jika Darren? Nama yang bagus bukan?"

Aku berpikir. Dan menurut ku itu nama yang cukup baik.

"Setuju, Darren Choi sangat cocok bukan?"

"Ne oppa,,"

Ia tersenyum bahagia, kemudian aku memeluknya. Semoga saja putra ku dan Yoona segera sehat dan bisa pulang bersama kami.

****

"Oppa, aku ingin ke kamar mandi" ujar Yoona sambil menggoyangkan tanganku. Ia meminta ku untuk mengantar nya ke kamar mandi.

"Ne sayang, akan oppa antar"

"Oppa, kamu mau apa?" tanya nya saat melihat aku sedang membuka kancing baju nya.

"Bukankah kamu ingin ke kamar mandi?"

"Yak oppa, tidak perlu membuka baju ku" ujarnya dan aku tertawa. Ia tahu jika aku sedang menggoda nya.

"Dasar mesum,," ujarnya lagi, ia membenarkan bajunya kembali.

"Kamu yang mesum, kamu meminta oppa untuk mengantar kan kamu ke kamar mandi"

"Aish oppa, kemana pikiran mu, aku hanya meminta di antarkan sampai depan pintu kamar mandi saja"

"Oppa pikir oppa akan ikut ke dalam"

"Dasar menyebalkan" gumamnya dan aku mencium nya.

"Jangan mengumpat"

"Oppa, cepat antrkan aku" ujarnya dan aku mengangguk.

"Baiklah tuan putri"

Aku mengantarnya sampai di depan pintu kamar mandi. Saat ia masuk, aku menahan tangannya.

"Tidak perlu bantuan oppa? Misalnya membuka,,"

"Tidak" ujarnya, kemudian ia masuk ke dalam kamar mandi dan aku tertawa.

Secretary ImTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang