"Cih, membosankan."
Anju berdecih saat 'guru' nya sibuk menjelaskan posisi light bearer saat di pertarungan. Otaknya sedikit terputar putar karena penjelasan sang guru yang sangat bertele tele. Sungguh, otak Anju tidak mencukupi untuk berada di posisi ini •́ ‿ ,•̀"Perhatikan dengan baik, seorang light bearer juga mengambil posisi penting di dalam pertarungan." Khun, si lelaki biru cantik yang duduk di samping Anju itu menegur pelan. Rambut indahnya dikuncir kuda, dan demi apa, itu membuatnya tampak lebih cantik.
'bisa bisa nya aku kalah cantik dengan seorang lelaki ಥ_ಥ,' batin Anju yang masih meratapi wajah nya.
"Emm, permisi."
Khun dan Anju menoleh kompak saat melihat seonggok daging berbentuk manusia berbintik menyapa mereka,
"Tn.Khun dan Nn.Anju, kan?" Tanyanya sambil tersenyum.Anju mendengus kasar,
"Jangan bertanya kalau sudah tau jawabannya, Michael."Anju terpaksa memanggil manusia berbintik itu dengan nama samarannya demi menghindari kecurigaan. Dia tidak pernah mengobrol sekali pun dengan Rachel, aneh bukan seandainya dirinya tau nama asli Rachel?
Rachel sendiri hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Anju yang memang terkesan ketus. Lantas dia mengalihkan pandangannya ke arah Khun,
"Senang bertemu denganmu kembali, Khun." Ujarnya.Khun hanya berdehem pelan, tidak berniat membalas.
Rachel yang sudah tau kalau dia tidak begitu diterima di antara dua orang ini pun segera pergi darisana. Dia ingin mencari rekan, sebaiknya mencoret nama Anju dan Khun dari daftar calon rekannya.
(Mereka juga g bakal mau kali bitch, ಠ_ಠ)"Gila, sok baik banget dia." Anju menggerutu setelah memastikan Rachel sudah menjauh.
"Munafik banget." Lanjutnya.Khun menatap Anju datar,
"Kau mengenalnya?""Tidak, hanya saja sudah terlukis jelas betapa munafik perempuan itu. Kau lihat cara bicaranya? Bahkan senyum menjijikkan nya itu? Oh astaga, adik Perempuanku bahkan tidak semunafik itu.
"Dan kau lihat tadi kan? Dia seolah olah ingin berteman dengan kita dan menjadikan kita rekannya. Idih, siapa juga yang mau.
"Akting nya sangat baik, tapi itu masih kurang untukku. Bagian mana dari dirinya yang dibilang ramah? Jelas jelas dia bermuka 2." Anju terus mengocehkan kekesalannya pada Rachel. Baru pertama kali bertemu saja, Anju sudah sebenci itu. Bagaimana jika Anju tau seberapa banyak masalah yang Rachel sebabkan nanti?
"Kau berbakat dalam menghina." Ujar Khun sambil tersenyum miring.
Anju menatap Khun tak suka,
"Itu pujian atau hinaan?"Khun hanya mengendikkan bahunya. Suasana hening beberapa saat. Khun sibuk memperhatikan guru mereka yang sejak tadi tidak berhenti berbicara. Dan Anju sendiri mulai merasa mengantuk.
"Aku juga tidak mempercayai perempuan itu."
Anju sedikit terkesiap saat Khun mengajaknya bicara.
"Kenapa?" Tanya nya."Kau benar, dia terlihat munafik. Dan sepertinya dia ingin memanfaatkan Bam." Jawab Khun.
Anju mengerutkan keningnya,
"Lalu, apa yang akan kau lakukan jika itu terjadi?"Khun menghela napas,
"Itu tidak akan terjadi. Aku tidak akan membiarkannya menggunakan Bam sebagai alat. Mungkin aku hanya bisa mengawasinya beberapa saat ini." Ujar Khun sambil memainkan alat tulisnya.Anju tampak tersenyum kecil,
"Ternyata kau adalah teman yang baik. Sepertinya rumor yang mengatakan semua keturunan Khun Edhan adalah brengsek tidak sepenuhnya benar." Ucapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION
FanfictionPindah dimensi? Hal hal seperti itu sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh sekelompok gadis bergelar bangsawan ini. Mereka berpikir hidup itu sederhana, lahir kemudian mati. Tapi apa jadinya jika seseorang(?) yang mengaku sebagai dewa justru berk...