"Kenapa kau belum menilai, Leroro?" Hansung Yu bertanya pada pria dengan tahi lalat di bawah kedua matanya itu.
Leroro hanya menghela napas sambil memejamkan matanya,
"Aku masih tidak menyangka kalau Khun itu mengkhianati tim nya sendiri. Rasanya, sedikit tidak adil untuk reguler dari tim A.""Hahaha," Hansung tertawa pelan, "bukankah aku sudah bilang kalau Khun Aguero itu licik? Dia itu brillian, otaknya sangat sempurna."
Hansung menatap layar yang menunjukkan area ujian.
"Semua orang yang memanjat menara datang ke sini demi mencapai semua yang mereka inginkan. Mereka bahkan rela menginjak mayat hanya demi berdiri di paling atas."Khun Aguero itu...sudah memikirkannya hingga jauh. Dia memilih siapa yang pantas memanjat bersamanya, dan siapa yang pantas untuk tetap tertinggal di lantai ini."
Hansung menopang dagu dengan tangan kanannya,
"Kejeniusannya itu, membuatku ingin merobek tubuhnya berkeping keping."###
NGIIING
Anju meringis saat telinganya berdengung keras.
"Cih, waria itu menghancurkan alat penyadap ku." Ucapnya kesal.Haruko menatap Anju sambil tertawa pelan,
"Tentu saja ketahuan. Kau terlalu meremehkan para ranker, Anju."Anju mendengus seraya membuang alat pendengar di telinganya. Matanya menatap anggota tim yang sibuk sedikit berlatih untuk melawan Quant nanti.
"Well, setidaknya aku mendengar sedikit pembicaraannya dengan Leroro." Ujar Anju, lantas gadis bersurai coklat itu duduk bersila dengan santai.
"Huh? Jadi Khun sungguh mengkhianati rekannya sendiri?" Tanya Haruko.
Anju mengangguk pelan,
"Ya, dia melakukannya. Katanya sih, demi teman teman nya yang ada di tim ini. Tapi sepertinya dia melakukannya hanya untuk Bam. Tidak begitu penting, selama dia tidak menggagalkan Sazha di ujian itu.""Hahahaha, bukankah pemikiran Khun dan Sazha tidak jauh berbeda? Mereka itu sama sama licik."
Anju hanya mengangguk setuju. Pikirannya tiba tiba mengarah ke kalimat terakhir Hansung sebelum menghancurkan alat penyadap nya.
"Kejeniusannya itu, membuatku ingin merobek tubuhnya berkeping keping."
'apakah itu rencana nya?'
###
Anju menghela napas saat melihat anggota tim nya sibuk berdebat dan saling meneriaki. Mereka sudah cukup lama disini, dan tidak ada satu pun rencana yang sudah siap.
"Astaga, apa mereka sebodoh ini? Kenapa bodoh sekali?"
Anju mengeluhkan keadaan mereka. Tidakkah bisa mereka tenang sedikit?
Bam sendiri hanya sibuk menatap Rachel sejak tadi. Seolah olah, Rachel akan menghilang jika dia mengalihkan pandangan barang sedetik saja."Diam."
Mendengar suara dingin itu, suasana hening seketika. Haruko menatap datar semua anggota timnya.
"Kenapa kalian begitu panik? Kalian pikir sudah berapa lama kita diam disini dan sibuk berdebat satu sama lain? Apa itu ada manfaatnya? Ga ada, bego."

KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION
FanfictionPindah dimensi? Hal hal seperti itu sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh sekelompok gadis bergelar bangsawan ini. Mereka berpikir hidup itu sederhana, lahir kemudian mati. Tapi apa jadinya jika seseorang(?) yang mengaku sebagai dewa justru berk...