Anju menatap punggung Sazha yang berjalan tergesa gesa di hadapannya.
"Hei, Sazha. Santai saja. Bam tidak akan mati hanya karena itu kan?" Ujar Anju.
Dua gadis berbeda surai itu memang berjalan menuju kamar Bam. Sejak kecelakaan di Crown Game kemarin, kelompok misterius itu sama sekali tidak berniat mengambil mahkotanya. Anju sendiri tak tahu alasannya.
Sazha yang mendengar ucapan Anju hanya bergumam tak jelas. Percuma Anju mengatakannya, tubuhnya bergerak sendiri untuk mengunjungi bocah imut yang bersurai sama dengan Anju itu.
"Ya ampun, lihatlah sahabat biru ku ini. Panik, cemas, khawatir, padahal jelas jelas ada seorang pria biru lain yang sudah mendampingi Bam." Ucapan Anju jelas merupakan sindiran untuk Sazha. Maksudnya, untuk apa Sazha secemas itu jika ada pria biru lain (dibaca: Khun) yang sudah disamping Bam. Tapi bukan Sazha namanya jika menyerah pada saingannya *ehem.
Sazha dan Anju sempat berhenti saat melihat seorang gadis kuning keluar dari ruangan Bam. Mereka sempat bertatap mata, sebelum si gadis kuning berdecih seraya berjalan melewati mereka.
"Sombong amat." Ujar Anju kesal.
Sazha hanya meliriknya, kemudian buru buru memasuki kamar Bam.
"Hei! Apa kau tak bisa mengetuk pintu terlebih dahulu?!" Suara Khun meninggi saat mendengar suara pintu terbuka. Sazha hanya berjalan mengabaikannya.
"CK, apa apaan itu?" Gumam Khun kesal.
"Maaf ya." Anju tersenyum sambil menghampirinya, "terkadang kepribadianku dan Sazha sering tertukar begini. Dia juga bisa jadi orang yang bar bar." Ucapnya.
Khun meliriknya sebentar, kemudian menggelengkan kepalanya,
"Aku tidak bertanya."Anju hanya bisa tersenyum kesal. Okay, dia tak boleh berisik di sini. Ada orang sakit.
"Dimana Haruko?" Khun membuka percakapan antara dia dan Anju. Sazha masih sibuk mengamati Bam yang tertidur pulas.
"Dia sedang sibuk." Jawab Anju singkat.
"Tumben kau tidak membawa senapanmu."
"Aku meletakkannya di light house ku."
"Kau seorang Light Bearer huh?"
"Ya, kau juga kan?"
"Tentu, aku suka memerintah."
Anju melirik Khun sedikit. Jujur saja, melihat Khun yang memakai kunciran rambut seperti ini membuatnya ragu dengan gender Khun yang sebenarnya.
"Bagaimana dengan perempuan itu?" Khun bertanya lagi. Entah apa yang membuat mulutnya mau berbicara sebanyak ini dengan orang lain.
"Siapa maksudmu?"
"Kedua rekan mu itu." Jawab Khun.
Anju mengangguk mengerti,
"Haruko menjadi Fisherman, kemampuan berpedang dan pengalamannya dalam medan pertarungan cukup menguntungkan untuk tim kami. Ah, kalau Sazha seharusnya seorang Spear Bearer karena kemampuan tombaknya sangat mengesankan. Tapi entah kenapa, dia lebih memilih menjadi Wave Controller. Dan tentu aku sendiri sebagai pelengkap mereka, Light Bearer." Jelas Anju panjang lebar.Khun menatap gadis biru yang masih asik menatap sahabat coklatnya.
"Kalau begitu, bagaimana dengan tombaknya? Tombak itu bukan terbuat dari Shinsu, kan?"
Anju mengangguk kecil,
"Tombak nya dan senapan ku ada di dalam light house. Kami hanya akan menggunakannya di saat terdesak."Khun hanya mengangguk paham. Matanya melirik pocket hitam yang ada di hadapannya,

KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION
FanfictionPindah dimensi? Hal hal seperti itu sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh sekelompok gadis bergelar bangsawan ini. Mereka berpikir hidup itu sederhana, lahir kemudian mati. Tapi apa jadinya jika seseorang(?) yang mengaku sebagai dewa justru berk...