SAZHA

171 30 3
                                    

Gadis bersurai biru itu menatap bosan ke arah Anju. Jangan tanya karena apa. Anju masih saja suka mengeluh mengenai pembagian kelasnya.

"Berhenti mengeluh, Anju. Kita sudah sepakat. Kau mengawasi Khun Aguero dan Sazha mengawasi Bam." Ucap Haruko.

"Lalu siapa yang kau awasi, Haruko? Kenapa kau tidak masuk Spear Bearer agar bisa mengawasi Rak?"

Haruko menggeleng pelan,
"Aku tidak begitu ahli dalam menggunakan tombak. Lagipula, pelatihan untuk para Spear Bearer itu terpisah dari kita. Jika aku terpisah dengan kalian sebentar saja, kalian akan mengacaukan semuanya."

Sazha hanya menyimak pembicaraan dua sahabatnya itu. Tidak ada rasa penasaran atas pembicaraan mereka. Otaknya hanya memikirkan latihan kelas shinsunya hari ini.

-Flash Back-

Yuga memanggil para Wave controller satu persatu untuk diuji kemampuan shinsunya. Sazha yang belum dipanggil hanya bisa mengamati sambil menilai Shinsu dari teman sekelasnya.

Gadis bersurai biru itu mulai tersenyum kecil saat giliran Bam untuk diuji.

"Hm, baiklah. Sehebat apa kekuatan tokoh utama kita?" Gumamnya.

Sazha mulai membayangkan kalau Bam mungkin bisa menghancurkan lebih dari 10 bola. Sayang sekali hanya dua bola yg terkena serangannya.

"Hoo, jadi jalan ceritanya...Zero to Hero, ya?" Batin Sazha.

Meski hanya bisa menghancurkan dua bola, Bam tampak sangat senang saat menceritakannya kepada Hoh dan Lauroe.

"Nona Sazha, giliran anda." Panggil Yuga.

Sazha mengangguk pelan. Semua tatapan para Wave Controller teralihkan kepadanya. Mereka sejauh ini tidak begitu mengenal gadis bernama Sazha seandainya rumor tentang 3 gadis monster itu tidak tersebar.

"Nona Sazha, semangat!" Ucap Bam.

Sazha tersenyum menanggapi nya. Tangannya terangkat, menciptakan dua bang sekaligus, mengejutkan semua yang ada dalam ruangan itu. Bang yang awalnya bersarang di telapak tangan mulai terbang menyerang bola satu persatu, hingga menyisakan satu bola saja. Yuga yang melihat itu berdehem sedikit keras.

"Ehem, kerja bagus. Kau berhasil mendapat 13 bola." Ucap Yuga.

Bam tersenyum senang menatap sahabat birunya itu,
"Anda sangat keren, Nona Sazha. Bagaimana anda melakukannya?" Tanya Bam, "saya yang sudah diajari oleh Tuan Lauroe saja hanya bisa memecahkan 2 bola." Lanjut Bam.

Sazha tertawa kecil mendengar perkataan Bam.
"Kau bisa lebih kuat dari ini, Bam. Bahkan mungkin melewati kekuatanku," ujar Sazha.

Bam tersenyum cerah,
"Benarkah? Apakah saya bisa sekuat itu?" Tanya Bam penuh semangat.

Sazha mengangguk mengiyakan.
"Apa yang tidak bisa dilakukan oleh tokoh utama kita ini, huh?" Ujarnya seraya mengelus rambut Bam dengan gemas.

"Tokoh utama?" Bam mengernyit bingung.

"Ah, bukan apa-apa. Lupakan saja." Ucap Sazha.

Hoh yang sedari tadi mendengar percakapan antara Sazha dan Bam menoleh ke arah Lauroe.
"Anda melatih Bam, Tn.Lauroe?" Tanyanya.

Lauroe hanya melirik Hoh tanpa berniat menjawab.

"Saya pikir, anda tidak tertarik pada orang lemah seperti Bam." Ujar Hoh seraya tersenyum tipis.

Lauore hanya menguap pelan,
"Karena dia lemah, maka aku melatihnya. Kupikir kau akan terkejut saat melihat orang lemah itu menjadi 'monster'"

Monster?

MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang