Langit kian menggelap. Angin malam menerpa pelan, menyapu debu debu dalam Pemukiman Tenda.
"Viole, kita tidak tahu ke mana Horyang pergi. Perlu bertanya pada salah satu penduduk?" Tanya Haruko sambil melompat turun dari motor layang nya.
"Penduduk? Pemukiman ini terlihat sangat sepi, Aria. Aku tidak yakin ada penghuni di sekitar sini." Jawab Bam.
Jangan bertanya kenapa mereka saling memanggil dengan nama samaran. Tidak ada yang tahu kalau ada mata mata FUG gila yang mungkin sedang mengawasi mereka.
"Aku pernah dengar tentang manusia kelinci yang tinggal disini. Dia seorang penjual informasi, dan ya, informasi nya tak pernah salah. Mungkin Horyang sempat bertanya pada kelinci itu kemana Tangan Kanan---kiri maksudku--- Iblis berada."
Bam mengangguk pelan,
"Dimana tempat itu?""Kalau sesuai peta," Haruko memandang ke sebelah kanannya, "itu tepat berada di samping ku. Wuoh, syukurlah, kita tidak perlu berjalan susah susah."
Bam melangkah masuk duluan. Diikuti Haruko dari belakang. Seekor manusia kelinci tersenyum meyambut mereka.
"Selamat datang, Tuan dan Nona. Ada yang ingin anda ketahui? Tapi sebelum itu..." Sang manusia kelinci menggosok kedua tangannya. Mengirimkan isyarat.
Bam mengeluarkan sejumlah uang, membuat sang gadis kelinci tersenyum senang,
"Terima kasih, Tuan. Nama saya XiaXia, saya akan memberitahu semua informasi yang ingin anda tahu.""Apa kau pernah melihat seorang pria besar di sekitar sini?" Tanya Bam to the point.
Xiaxia tampak berpikir,
"Hm, kalau maksud anda adalah pria besar dengan sayap aneh di bagian bahu kanan nya, tadi dia sedang menuju ke Tangan Arlene." Ujarnya.Bam mengerutkan kening, merasa aneh dengan nama yang baru saja disebutkan,
"Tangan Arlene?"Xiaxia mengangguk,
"Di belakang Pemukiman ini, ada sebuah batu tangan raksasa yang mengarah ke langit. Penduduk menyebutnya sebagai Tangan Arlene." Ucap Xiaxia."Nama yang aneh." Gumam Haruko.
Gadis kelinci itu tersenyum kecil,
"Jika anda ingin kesana, sebaiknya anda memiliki satu orang light bearer. Itu tempat yang besar. Mungkin butuh waktu lama untuk menemukan teman anda tanpa bantuan light house."Bam tampak berpikir. Iya juga, diantara dia dan Haruko, tidak ada yang berkualifikasi sebagai light bearing. Jika itu memang tempat yang besar, memang butuh waktu untuk menemukan Horyang.
"Saya bisa melakukannya untuk kalian." Xiaxia tersenyum ramah, "saya seorang light bearer, tenang saja. Memang tidak sebanding dengan Khun Aguero, sih."
Bam menatap nya sinis,
"Tidak ada yang membicarakan tentang itu sejak awal." Ucapnya seraya keluar duluan dari tenda kumuh itu.Haruko menatap Xiaxia sambil tersenyum,
"Tolong bantu kami menemukan teman kami, Xiaxia."Xiaxia menjawab sambil menghormat, sedikit terlihat lucu di mata Haruko.
"Kau imut."
"Hehe, saya memang imut."
###
"A.A, perhatikan jalan mu." Ran menarik lengan Khun yang hampir saja terjerembab masuk ke cerukan tanah.
Khun bersuara kecil,
"Ah, maaf."Dafuq?!! Seorang Khun mengatakan maaf?
"Apa yang sebenarnya kau pikirkan dari tadi, A.A? Kau bersikap tidak biasanya." Ujar Ran sambil membersihkan celana Khun yang sedikit berdebu.
![](https://img.wattpad.com/cover/236629636-288-k224981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION
FanficPindah dimensi? Hal hal seperti itu sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh sekelompok gadis bergelar bangsawan ini. Mereka berpikir hidup itu sederhana, lahir kemudian mati. Tapi apa jadinya jika seseorang(?) yang mengaku sebagai dewa justru berk...