Petak Umpet?

134 22 11
                                    

"AKH, ini masih sangat pagi! Bagaimana bisa kita disuruh berkumpul pagi pagi buta begini?!" Keluh Endorsi.

"Bukankah kau itu Putri Zahard? Apa kau tidak pernah bangun pagi, hah?" Tanya Khun sinis.

Endorsi hendak memukul lelaki biru itu seandainya Haruko tidak segera melerai mereka.

"Khun-san, Endorsi-san, jangan berisik. Tuan Leroro melihat kita." Tegurnya lembut.

Endorsi yang sebenarnya sangat menghargai sikap Haruko hanya bisa bersungut sungut kesal.

"Baiklah, kita bertemu lagi, para reguler." Sapa Leroro saat melihat kondisi cukup tenang.

Semua reguler dan ranker lantai itu berkumpul di satu ruangan. Separuh dengan nyawa yang belum terkumpul penuh, separuh dengan semangat membara.

"Selamat untuk semua reguler, peserta ujian gabungan!" Leroro memulai pengumumannya,
"Ujian gabungan ini akan diikuti oleh kalian ber-34, dikecualikan untuk 2 reguler yang sudah lulus. Kalian akan dipisahkan menjadi 2 tim dengan 17 orang."

Sebuah layar besar muncul di hadapan mereka. Terlihat foto para reguler dengan tim masing masing.

"Cih, apa apaan itu? Bagaimana bisa mereka memisahkan ku dengan Bam? Apa mereka gila? Mereka tidak punya otak? Dan juga, si buaya itu sudah lulus, bagaimana bisa?" Gerutu Khun yang tidak terima dengan pembagian kelompoknya.

Anju hanya bisa menahan tawanya mendengar gerutuan itu. Sebelum dia menyadari ada sedikit kejanggalan dari gerutuan Khun,

"Tunggu? Buaya?" Anju menatap tidak percaya ke arah layar besar itu, "Rak sudah lulus?! Bagaimana bisa???" Pekik Anju tidak percaya. Para reguler disana menatap Anju intens.

"Ini tidak adil, si buaya itu lulus? Anda sedang bercanda kan, tuan Leroro?" Tanya Anju masih tidak terima.

Leroro yang sudah mengetahui sifat Anju hanya bisa menggeleng2kan kepala.

'aku setim dengan Rachel, tapi aku tidak bisa mengajaknya bicara.' batin Bam. Bocah polos itu menghela napas panjang.

"Bam, kau baik baik saja?" Tanya Sazha yang merasakan kegundahan dari sahabat polosnya itu.

Bam hanya menjawabnya dengan senyuman manis, yang tentu saja AMAT SANGAT MENYILAUKAN di mata Sazha.

'ah, nikmat mana lagi yang kau dustakan?' batin Sazha nelangsa.

"Ujian ini akan dinilai secara individu dan tim." Leroro melanjutkan penjelasannya,
"Dan nilai ini akan sangat mempengaruhi nilai kelulusan dan kegagalan kalian, jadi berusahalah yang terbaik. Untuk kalian ketahui, pengajar posisi kalian yang akan menilai kalian secara individu. Dan pengawas akan menilai kalian secara tim. Untuk rinciannya, pengawas yang akan menjelaskan."

"Ehem," Hansung Yu berdehem pelan, "jadi-"

"Ah, si waria!" Seru Anju memotong ucapan Hansung.

Seruangan itu langsung menutup mulutnya, setengah untuk tidak percaya dengan keberanian Anju, separuh untuk menahan tawanya. Bahkan beberapa pengajar posisi juga berusaha mati matian menjaga tawa mereka.

"Anju!" Tegur Haruko, "itu tidak sopan."

Anju hanya cengengesan. Kemudian segera meminta maaf kepada Hansung.

Hansung menghela napas,
"Oke, langsung saja akan aku jelaskan tentang ujian yang akan kalian jalani. Ujian kali ini...kalian akan bermain petak umpet."

"Hah?"

Beberapa reguler mengerutkan kening mereka. Petak umpet? Permainan bersembunyi itu, kan? Yang seorang pencari mencari yang lain? Jadi ini petak umpet antar tim?

MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang