Bab 18

1.1K 63 19
                                    

Lili berlari menaiki anak tangga dan masuk ke kamarnya, tidak lupa dia juga mengunci pintu kamarnya. Biar saja Revan tidak bisa masuk dan menganggapnya kekanakan, Lili benar-benar kecewa. Tadinya Lili pikir kalau Revan sengaja bersikap aneh karena akan memberinya kejutan. Seperti tahun lalu, Revan menyiapkan sebuah makan malam romantis didekat pantai. Hadiah yang diberikan juga spesial, kalung berlian seharga satu milyar.

Tok... Tok... Tok

"Sayang, buka pintunya dong," seru Revan seraya mengetuk pintu.

"Aku benar-benar lupa. Please.... ngertiin aku, kerjaan di kantor numpuk banget." seru Revan.

Lili hanya diam dan menangis diatas tempat tidur.

"Sial! Gue bisa lupa hari ulangtahun Lili." batin Revan sembari menyugar rambutnya frustasi. Ini pertama kalinya Revan lupa hari spesial istrinya. Akhir-akhir Revan lebih banyak memikirkan Mentari, hingga lupa hal-hal yang berkaitan dengan istrinya yang satu ini.

"Argh... Bayu juga nggak ingetin gue!" gumam Revan yang malah menyalahkan temannya.

Berulang kali Revan mengetuk pintu dan membujuk Lili, tapi sepertinya Lili tetap merajuk didalam kamar.

Karena lelah berdiri terus, Revan akhirnya pergi ke ruang kerja yang berada tak jauh dari kamar mereka.

"Aku akan membujuknya lagi besok." Revan menghela nafas kasar, lalu membuka pintu ruang kerjanya.

Sedangkan Lilin yang tak mendengar suara Revan lagi, menggerutu kesal karena Revan sama sekali tidak berniat membujuknya lagi.

"Dia benar-benar menyebalkan." gerutu Lili.

Tak lama Hp Lili berdering, panggilan telepon dari Tania.

"Happy Birthday my best friend... Semoga apa yang lo inginkan tercapai ya," ucap Tania saat Lili menjawab panggilannya.

"Makasih Beb..." jawab Lili tidak bersemangat.

"Lo kenapa? Kok suara lo serak kayak habis nangis? Lo berantem sama Revan?"

Lili pun menangis tersedu-sedu.

"Lili, lo bisa cerita ke gue. Ada apa?" tanya Tania khawatir.

"Revan lupa hari ulang tahun gue." isak Lili.

"Ya ampun, gue kirain apa."

"Suami gue juga pernah lupa hari ulang tahun gue. Tapi gue maklum aja, kerjaan dikantor kadang ngebuat dia lelah. Masih untung dia ingat pulang. Hahaha." tambah Tania dengan tertawa.

"Tapi selama ini dia nggak pernah lupa. Akhir-akhir ini sikapnya juga berubah, Revan lebih banyak melamun. Gue takut dia nggak cinta lagi sama gue."

"Astaga, Lili... Jangan mikir yang aneh-aneh. Revan pasti punya alasan kenapa bisa lupa hari ulang tahun lo," ucap Tania untuk menenangkan temannya.

"Nah... Tadi Revan minta maaf nggak?" tanya Tania.

"Iya, dia udah minta maaf beberapa kali. Tapi gue kecewa banget."

"Mending lo maafin dia. Kasihan dia pasti juga lelah udah kerja seharian, sekarang malah mikirin lo yang ngambek nggak jelas." ledek Tania.

Lili pun tawa kecil mendengar gurauan temannya itu.

"Tapi gimana kalau Revan benar-benar berubah?" tanya Lili pelan.

Terdengar Tania berdecak sebal, temannya ini benar-benar susah diberi nasehat. Tidak mungkin Revan bisa merubah sifatnya dengan cepat, apalagi melihat dari hubungan Lili dan Revan selama bertahun-tahun ini cukup harmonis.

15. Choice! (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang