Seventeen

3.2K 305 11
                                    

Lisa merasa bahwa hidupnya yang sekarang lebih menyedihkan daripada sebelumnya bahkan bisa dibilang sangat berubah. Gadis berponi itu lebih sering menyendiri daripada berkumpul bersama orang atau anggota keluarganya. Biasanya ada Jisoo yang selalu berada disampingnya tapi sekarang Kakaknya itu lebih sering bersama Jennie dan Rose. Sebenarnya itu bukan kesalahan Jisoo karena Kakaknya selalu mengajak untuk berkumpul bersama tapi Lisa selalu menolaknya.

Sekarang dia seperti manusia yang paling menyedihkan di dunia karena tidak memiliki siapapun disampingnya.

Lisa terkejut saat seseorang menempelkan sesuatu yang dingin ke wajahnya dan saat dia mendongak dia mendapati gadis bermata kucing yang tersenyum lalu beralih duduk disampingnya.

"Jisoo Unnie bilang kau akan kesini kalau merasa kesepian. Makanya itu sekarang aku ada disini."

"Aku sedang tidak kesepian." Bantah Lisa cepat dan Jennie hanya mengangguk mengerti.

"Jisoo Unnie juga bilang kalau kau sangat menyukai susu coklat maka dari itu minumlah. Susu coklat bisa membuat suasana hati seseorang membaik." Walaupun ragu tapi Lisa tetap mengambil minuman yang disodorkan Jennie karena memang hanya susu coklat yang bisa membuatnya membaik.

Untuk beberapa menit mereka berdua hanya terdiam memandangi Sungai Han dan membiarkan keheningan tercipta untuk sementara waktu. Tapi karena sudah tidak tahan akhirnya Jennie kembali mengeluarkan suaranya.

"Lisa-ya apa kau masih belum bisa menerimanya?" Gadis berponi itu hanya diam dia tidak mengatakan iya dan bibirnya juga kelu hanya untuk mengatakan tidak.

"Lisa aku mengerti pasti sekarang kau sangat bimbang tapi percayalah cepat atau lambat kau akan terbiasa kalau menjalaninya."

"Kau tau? Kalau saja sedari awal aku mengetahui bahwa masih mempunyai saudara lain maka aku akan mencari kalian meskipun sampai ke ujung dunia."

"Alah Bullshit aku sudah sering mendengar kata itu di drama." Mendengar Lisa menanggapi ucapannya saja sudah membuat Jennie sangat bahagia. Gadis itu menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"Owh ya? Apakah kau sering menonton drama?"

"Nde! Aku Menonton drama setiap hari." Melihat wajah Jennie yang meremehkannya membuat Lisa begitu kesal.

"Kau tidak percaya?" Jennie mengangguk dengan wajah menyebalkannya membuat Lisa menatapnya tajam.

"Kau...... Seterah kau emangnya kau siapa hingga aku peduli kau percaya atau tidak." Gadis berponi itu kembali menatap lurus Sungai Han dan melemparkan kerikil kecil kedalam Sungai itu.

"Panggil aku Unnie eoh, karena aku adalah kakakmu."

Keheningan kembali tercipta sampai dua orang gadis lainnya menghampiri dan duduk diantara mereka.

"Maaf lama Unnie soalnya dijalan tadi macet." Jennie mengangguk menanggapi ucapan Rose. Gadis itu kasian melihat Jisoo yang menatap Lisa dengan sedih. Gadis bermata kucing itu tau kalau setelah hari itu hubungan Jisoo dan Lisa kurang membaik dan mereka juga jarang menghabiskan waktu bersama karena Lisa yang sering menghindar.

"Unnie disini dingin ayo kita membeli makanan." Keluh Rose.

Mendengar keluhan Rose memberi Jennie sebuah ide dan langsung saja gadis itu menarik lengan adiknya untuk berdiri.

"Kajja kita beli makanan. Jisoo Unnie dan Lisa tunggu disini aja jangan pergi kemana-mana." Setelah kepergian Jennie dan Rose suasana semakin terasa canggung dan tentu saja Lisa tidak berniat untuk memulai pembicaraan.

"Maafin Unnie eoh, Unnie sudah gagal menjadi Kakak yang baik buat Lisa." Gadis berponi itu tetap pada pendiriannya untuk tidak menanggapi ucapan Jisoo.

"Unnie tidak bisa membahagiakan Lisa, Unnie memang, memang gak pantes disebut sebagai Kakak." Melihat Jisoo yang menangis ingin sekali gadis berponi itu memeluknya dan menenangkannya seperti dulu saat salah satu mereka ada masalah.

"Lisa boleh marah pada Unnie karena telah menyembunyikan semuanya tapi Lisa jangan marah pada Jennie dan Rose Karena mereka tidak mengetahui apapun."

"Unnie minta maaf sungguh, kau boleh marah, mencaci Unnie sepuasnya tapi jangan diamkan Unnie itu sungguh menyakitiku." Lisa tidak tahan lagi mendengar keluhan Jisoo dia membawa Kakaknya itu kedalam dekapannya.

Bukan hanya Jisoo yang merasa tersakiti tapi Lisa pun merasakan hal yang sama. Dari kecil dia selalu bersama Jisoo dan mereka sangat jarang bertengkar karena Kakaknya suka mengalah.

"Woah kalian sungguh tega tidak mengajak kami berpelukan." Jennie melototkan matanya pada Rose karena sudah menganggu suasana yang mengharukan.

Tapi Rose sama sekali tak menanggapi bahkan gadis blonde itu kembali membawa Jisoo dan Lisa berpelukan bersama dirinya.

"Unnie kau tak mau ikut?" Tanpa disuruh dua kalipun Jennie langsung saja bergabung bersama ketiga saudaranya. Senyuman yang hari ini menghiasi wajahnya adalah senyuman yang paling indah yang pernah dia tunjukkan.

Gadis bermata kucing itu berharap mereka akan selalu bisa seperti ini dan menghadapi setiap masalah dengan bersama.

END

Diamondfrsh 7 Februari 2021

Makasih semuanya sudah membaca cerita aku ini dari awal sampai akhir dan maaf kalau endingnya gak sesuai dengan ekspektasi kalian.

Makasih semuanya sudah membaca cerita aku ini dari awal sampai akhir dan maaf kalau endingnya gak sesuai dengan ekspektasi kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa baca cerita baru aku tentang Blackvelvet sekalian masukin ke perpustakaannya

See you di Next cerita 🥰

Bawel VS Dingin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang