Hari-hari berlalu begitu cepat tak terasa Suho dan kedua putrinya telah tinggal di Korea selama tiga bulan lebih dan tentu saja banyak perubahan didalam kehidupan mereka, misalnya saja Suho yang sudah bisa membagi waktu antara pekerjaan dan anaknya serta Lisa yang memiliki teman walaupun hanya satu yaitu gadis korban bullying yang sempat dia tolong.Semenjak berteman dengan kakak kelasnya itu Lisa tak lagi menghabiskan jam istirahatnya di kelas tetapi ditaman belakang sekolah yang jauh dari kata ramai dan tentu saja mereka tidak hanya berdua karena Jennie dan Rose selalu mengikuti mereka lebih tepatnya Lisa.
Jennie berdecak malas saat melihat kedekatan Lisa dan teman sekelasnya itu. Bukan apa-apa tapi disini kakak gadis berponi itu adalah dia bukannya gadis jangkung yang memiliki nama lengkap Park Sooyoung. Setidaknya walaupun Lisa tak mengetahuinya tetapi bukankah mereka mempunyai ikatan darah?
Lamunan Jennie terhenti ketika ada seseorang yang menyenggol lengannya dan siapa lagi kalau bukan Rose yang duduk disampingnya setelah menghabiskan bekal yang dia bawa dari rumah.
"Woah Unnie sepertinya kau memiliki beban yang berat." Spontan saja Jennie menoel kening adiknya dengan gemas karena sudah berbicara sembarangan dengan nada mengejek.
"Tapi Unnie aku serius mau tanya sesuatu." Rose menatap wajah kakaknya itu dengan seksama seperti sedang menganalisis sesuatu. Tentu saja membuat Jennie bingung sekaligus deg-degan secara bersamaan karena Rose jarang sekali berbicara serius seperti ini.
"Y-ya? Memangnya apa yang mau kau tanyakan sampai serius seperti ini?" Jennie terkekeh diakhir hanya untuk menutupi rasa gugup yang tiba-tiba saja menyerangnya.
"Unnie gak usah gugup seperti itu, santai aja."
"S-siapa yang gugup? Lagian kamu mau tanya apa sih?" Jujur Jennie penasaran sekaligus was-was atas pertanyaan adiknya itu karena Rose yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Itu aku mau tanya...."
"Tanya apa? Gak usah berbelit-belit sampai dipotong kayak gitu." Emang Jennie orangnya gak sabaran ya kayak gitu malah ngegas. Gak beda jauh dari Rose yang wajahnya berubah kesal karena dia gak suka digituin.
"Santai aja kali gak sabaran banget jadi orang."
Ya begitulah Jennie dan Rose yang akhirnya malah adu bacot, gak ada satupun dari mereka yang mau ngalah. Dari A sampai Z semuanya disebut, Jennie yang suka ngegas dan Rose yang paling gak bisa dibentak. Walaupun mereka berdua berteriak tapi itu tak membuat Joy dan Lisa yang duduk dibangku sebelah merasa terganggu karena disaat adik kakak itu siap-siap mau Adu bacot mereka langsung pakai Earphone.
Kegaduhan kakak adik itu berhenti ketika dua pemuda datang menghampiri mereka.
"Denganmu ku mengenal arti cinta, arti cinta sesungguhnya...."
"Bisa diam nggak! Kalau gak bisa mendingan pergi deh." Walaupun mata gadis bermata kucing itu melotot tajam tapi pemuda yang sudah berada disampingnya sama sekali tak merasa takut. Membuat pemuda lain yg tadi datang bersamanya menggeleng kepala.
"Izinkan ku menggapaimu, memelukmu...."
"Yak Taehyung!" Ucap Jennie berdiri menatap pemuda itu lebih tajam tapi bukannya takut dia malah terkekeh lebar.
"Iya sayang ada apa?" Jennie berdecih dia sungguh benar-benar tak mengerti dengan jalan pikiran pemuda itu.
"Kau....." Ucapan Jennie terhenti ketika tiba-tiba saja Lisa merangkul bahu Taehyung yang memperlihatkan kalau mereka sangat akrab.
"Oppa kau bilang panggilan itu hanya untukku tapi ternyata kau malah berbohong." Ucap Lisa dengan wajah merajuk membuat Jennie dan Rose yang melihatnya terkejut.
Taehyung adalah pemuda yang selalu mengejar Jennie dari kelas 1 SMA dan juga yang selalu gadis itu tolak. Tapi selama ini mereka tak tahu kalau pemuda itu juga dekat dengan Lisa.
"Tapi Lisa-ya memangnya aku pernah mengatakan itu?"
"Yak Oppa kau pikun sekali. Padahal baru kemaren kau mengatakannya saat kita pergi bersama Jin Oppa dan Jisoo Unnie."
"Iyakah?"
........
"Oppa lebih cepat sedikit. Aku gak mau Appa lebih dulu sampai daripada kita."
"Iya Jisoo-ya aku tahu tapi kita juga gak bisa mengabaikan keselamatan kita sendiri."
"Tap....."
"Udah sekarang kami duduk yang tenang biar aku bisa fokus mengemudi." Jisoo mematuhi ucapan Seokjin walaupun sebenarnya dalam hati sekarang dia sangat gelisah.
Tadi saat dia berada di kampus tiba-tiba saja sang Ayah menelpon dan mengucapkan akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Lisa dan juga Rose. Makanya tanpa pikir panjang langsung saja gadis pecinta ayam itu menarik tangan kekasihnya yang sedang berkumpul dengan teman-temannya keluar menuju mobil.
Walaupun pemuda itu tak tahu apa alasan sang kekasih menarik tangannya tapi tetap saja dia mengikuti setiap langkah kaki Jisoo dengan sedikit berlari untuk mengimbangi gerakan gadis itu.
"Oppa parkir disana saja." Ucap Jisoo saat mereka sudah sampai diarea sekolah. Saat mereka keluar dari mobil terlihat Suho yang juga baru keluar dari mobilnya.
Jisoo langsung saja menghampiri sang Ayah yang diikuti oleh Seokjin. Pemuda itu bisa menebak kalau Jam Pelajaran terakhir sudah berakhir dengan seiringan banyak murid yang mulai berkeliaran.
"Jisoo-ya, Seokjin apa yang kalian lakukan disini?"
"Seharusnya aku yang bilang seperti itu pada Appa dan seharusnya sekarang Appa berada di kantor bukan disini."
"Bukankah tadi sudah Appa bilang kalau...."
"Bukankah aku juga sudah bilang kalau sekarang bukan waktu yang tepat." Ucap Jisoo memotong cepat ucapan Suho.
Disaat Jennie, Rose dan Lisa datang Ayah dan anak itu masih asik berdebat dan sepertinya mereka tak menyadarinya.
Lisa bertanya pada Seokjin melalui tatapan matanya dan dijawab gelengan dan angkat bahu dari pemuda itu.
"Kenapa kalian masih ada disini? Bukankah yang disamping itu mobil kalian." Ucap Lisa dengan ketus yang dijawab dengan kebungkaman adik kakak itu. Mereka terlalu asik memperhatikan perdebatan Suho dan Jisoo dengan pandangan berbeda.
Mendengar suara Lisa kompak saja Suho dan Jisoo berhenti berdebat. Mereka terlalu terkejut dengan kedatangan ketiga gadis itu dan takut kalau mereka tahu apa yang diperdebatkan.
"Sebenarnya Appa dan Unnie ada masalah apa sampai berdebat seperti anak kecil?" Suho dan Jisoo sama-sama menghembuskan nafas lega membuat Lisa mengernyit bingung.
"Kalian me....."
"Tidak Lisa-ya hanya masalah kecil." Ucap Jisoo meyakinkan Lisa dan melirik sebentar kearah Jennie dan Rose.
"Sebenarnya Appa mau....."
"Appa bukankah sekarang lebih baik kita pulang." Gadis pecinta ayam itu menekankan setiap katanya agar Suho mengerti dan menutup mulutnya.
"Tap...."
"Taehyung kemarilah!"
"Unnie kenapa dari tadi kau selalu memotong ucapan Appa?"
"Taehyung apa kau membawa mobil?" Pemuda itu menggeleng karena dia memang tidak membawanya dan memilih pergi sekolah bersama temannya.
"Bagus. Kau bawalah mobil Jennie dan antarkan kerumahnya karna Jennie dan Rose akan pulang bersamaku dan Appa juga Lisa."
Jisoo tahu betul alasan sang Ayah ingin membongkar semuanya adalah karena ingin menghabiskan waktunya dengan kedua putrinya yang lain dan Jisoo tak mau egois makanya dia mengajak Jennie dan Rose karna sebenarnya dia juga ingin bersama kedua adiknya itu lebih lama.
Diamondfrsh, 28 November 2020
Sengaja update malam Minggu buat nemenin kaum rebahan 😁
Jangan lupa Vote dan Komennya guys karena itu adalah moodbooster bagi aku....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawel VS Dingin ✓
FanfictionKalian salah besar kalau berpikir ini kisah tentang Cewek periang dan Cowok Cool yang jatuh cinta karena nyatanya sama sekali tidak