Chapter Ten

3K 389 15
                                    

.
.
.
Typo bertebaran
.
.
.

"Jennie-ya berjanjilah setelah kau mengetahui sebenarnya kau tak akan membenci Eomma."

"Eomma kau berbicara apa? Aku tak akan mungkin membenci wanita yang sudah melahirkan ku."

Jessica menatap wajah Putrinya lejat-lekat, cepat atau lambat semuanya pasti akan terbongkar dan sebelum itu terjadi biarlah dirinya sendiri yang memberitahu. Mereka masih duduk di lantai Mansion yang dingin tanpa ada niat untuk pindah.

"Kau tau kan kalau Mino bukan Appa kandung kalian?" Jennie mengangguk dia dan Rose memang sudah lama tahu kebenaran itu.

"Sebenarnya Appa kandung kalian adalah pria ini." Jennie membekap mulutnya tak percaya, berarti tadi dia baru saja bertemu dengan pria yang selama ini dia rindukan. Air matanya jatuh begitu saja menatap Jessica yang masih memandang foto itu.

"Dan gadis kecil ini adalah Jisoo, kakak kamu sedangkan anak kecil yang Eomma gendong adalah Lisa, kembaran Rose." Tangis Jennie pecah, selama ini dia tak tahu kalau masih mempunyai saudara yang lain.

Jennie mengusap wajahnya kasar tiba-tiba dia teringat sesuatu." Tapi kenapa Jisoo Unnie tadi pergi begitu saja setelah melihat Eomma? Apa Jisoo Unnie mengetahuinya?"

"Eomma rasa juga begitu."

Jessica mulai menceritakan semuanya, hidup mereka yang dulu miskin karena Suho hanya pegawai biasa sampai saat dirinya yang sudah tak tahan hidup dalam serba kekurangan sehingga menyebabkan dirinya dan Suho bertengkar hebat. Dan saat itu didekatnya hanya ada Jennie dan Rose yang sedang bermain sedangkan Jisoo dan Lisa berada dikamar.

"Maafkan Eomma sayang. Gara-gara Eomma kalian semua terpisah dan Eomma benar-benar sangat menyesal." Jennie membawa Jessica kedalam pelukan hangatnya, mengusap punggung Ibunya lembut.

"Eomma yang berlalu biarlah berlalu. What we have to do now is fix it not regret it."

........

"Unnie kau yakin Appa bisa masak?"

"Entahlah aku hanya takut dapur jadi hancur." Suara gaduh yang berasal dari dapur menambah keyakinan Jisoo bahwa dapur mereka sekarang pasti sangat mirip dengan kapal pecah.

Pagi-pagi sekali kedua adik kakak itu sudah dikejutkan dengan keberadaan sang Ayah didapur lengkap dengan seragam memasaknya, serta memakai topi ala-ala Chef terkenal. Tentu saja keduanya tertawa melihat itu, Suho yang biasanya selalu memakai pakaian Formal sekarang sangat berbanding terbalik, Woah Daebak! Bahkan Jisoo sempat-sempatnya mengabadikan momen itu diponselnya.

"Appa berapa lama lagi kami harus menunggu? Dari tadi para cacing diperutku sudah mendemo."

"Sebentar lagi sayang. Sekarang tinggal tahap terakhir dan setelah itu kalian baru bisa mencobanya." Suho ikut berteriak dari dapur membuat Jisoo mendengus, dari tadi Ayahnya itu selalu bilang sebentar lagi. Buktinya sampai sekarang mereka belum makan.

Selang beberapa menit akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, Suho menghidangkan makanan buatan hasil dari usahanya sendiri.

"Kenapa hanya di lihat? Kalian bilang tadi sudah lapar."

"I-iya sih tapi ikannya kok gosong?"

"Lisa sayang itu bukan gosong tapi warnanya saja yang sedikit hitam."

"Rasanya pahit Appa." Sekarang Jisoo yang protes bahkan dia sampai meminum air sebanyak mungkin untuk menghilangkan rasa tak enak dimulutnya.

"Sesekali tidak apa. Sama halnya dengan kehidupan yang tak selalu manis."

"Aish, kenapa kau menyebalkan seperti Jisoo Unnie Appa?" Jisoo yang namanya disebut tentu saja tak terima dia melayangkan tatapan tajamnya pada Lisa.

Anak sulung Kim Suho itu berjalan kesisi Ayahnya." Appa rasanya bagaimana?"

Suho berusaha menelan sepotong ikan yang disuapi putrinya secara tiba-tiba. Jisoo dan Lisa memperhatikan ekspresi Suho yang berubah masam mereka penasaran bagaimana reaksi sang Ayah.

"Jadi rasanya bagaimana Appa?"

"Hm, sangat enak tapi lebih baik kita berikan pada Leo pasti dia suka. Iya kan Lisa?"

"No! Aku gak mau Leo jadi sakit perut."

Tatapan Suho berubah sendu membuat Jisoo yang awalnya bersedakap dada merasa bersalah begitu pun Lisa yang mengerucutkan bibirnya.

"Appa Mianhe, aku tak bermaksud menyakitimu."

"Mianhe, karena tak menghargai usaha mu Appa."

"Itu bukan salah kalian dan juga bukan salah Appa. Semua ini salah minyak goreng karena sudah buat ikannya gosong."

Jisoo dan Lisa melongo tak percaya,  rasa bersalah karena sudah tak menghargai usaha sang Ayah lenyap begitu saja.

.........

Kantin tampak ramai seperti biasanya, tentu saja karena semua orang ingin mengisi perut yang dari tadi sudah mendemo. Semuanya tampak saling berebut entah itu makanan atau meja dan kursi untuk duduk. Tapi tidak untuk gadis berpipi mandu setiap jam istirahat dia akan selalu pergi ke kelas adiknya membawakan bekal makanan.

"Unnie tumben bawa bekalnya dua?" Jennie menanggapinya dengan senyuman tipis, lalu memberikan  pada Lisa yang duduk dibelakang Rose.

"Sorry, Aku gak bisa nerima pemberian dari orang asing." Datar tanpa adanya basa-basi karena Lisa berbicara memang tanpa di filter terlebih dahulu.

Sebenarnya Jennie sudah menyiapkan diri agar lebih tegar menghadapi sikap dingin Lisa serta ucapannya yang lebih tajam daripada silet. Tapi tetap saja hatinya terasa sakit saat adiknya sendiri menganggapnya orang asing, Walaupun dia tahu kalau Lisa tak mengetahuinya

"Padahal Jennie Unnie baik loh bawain kamu bekal." Jennie tersenyum kecut melihat Lisa yang malah asik dengan ponselnya.

Gadis berpipi mandu itu duduk dibangku samping Rose, memberikan senyumnya seolah mengatakan kalau dia baik-baik saja diperlakukan seperti itu oleh Lisa.

Senyum Lisa mengembang saat mendapati gadis jangkung berdiri didepan pintu kelasnya. Tanpa menunggu lama langsung saja gadis berponi itu menghampiri kakak kelas yang sudah menjadi temannya.

"Unnie kenapa lama sekali? Dari tadi aku sudah menunggumu." Gadis yang memiliki nama lengkap Park Sooyoung itu tersenyum tipis dan pasrah saat tangannya ditarik Lisa untuk duduk.

"Unnie bawa bekal?" Joy mengangguk, sebagai murid beasiswa membawa bekal adalah hal wajib baginya karena dia tak akan mampu membeli jajanan di kantin.

"Mm, kamu mau? Kalau iya kita makan berdua." Lisa mengangguk semangat membuat Rose yang menghadap kebelakang mengernyit bingung.

"Loh tadi kan kamu bilang gak mau nerima pemberian orang asing? Tapi seka....."

Lisa menyela ucapan Rose "Joy Unnie bukan orang asing!"

Diamondfrsh, 26 September 2020

Cuman mau bilang mungkin Minggu besok aku gak bisa update karena ujian tapi kalau bisa bakal aku usahin

Sekarang Malming ya? Kaum rebahan ayo merapat😚





Bawel VS Dingin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang