Chapter Four

4.1K 424 2
                                    

Sudah terhitung sebulan lebih Suho dan kedua putrinya tinggal dan menjalani hari di Korea. Tapi tak ada yang berubah didalam kehidupan mereka, Suho semakin sibuk dan jarang pulang kerumah. Begitu juga Jisoo dan Lisa mereka berdua semakin cuek dan menganggap Suho antara ada dan tiada.

Dan sampai sekarang Lisa belum memiliki teman, karena baginya kehadiran Jisoo sudah lebih cukup. Dia tak mau menambah orang baru dalam kehidupannya, entah siapapun. Gadis berponi itu sudah menutup dirinya rapat-rapat dan tak membiarkan ada celah sedikitpun untuk orang mendekatinya. Padahal sampai sekarang Rose masih ingin menjadi temannya.

Dari dalam mobil Jisoo memandang sendu adiknya yang berjalan sendirian di tengah ramainya kumpulan manusia, Kejadian ini tak sekali tapi berkali-kali.

Setiap menjemput Lisa pulang sekolah dia selalu merasa sedih, Seharusnya adiknya itu berjalan keluar pekarangan sekolah sambil bercanda-ria bersama teman-temannya. Bukannya berjalan sendirian seperti tak mempunyai teman meskipun itu kenyataannya.

"Unnie ayo jalan." Jisoo mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya meninggalkan perkarangan sekolah Lisa. Beberapa saat hanya terdengar suara musik karena mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.

Hingga suara Jisoo memecahkan keheningan tersebut." Lisa-ya bagaimana kalau sekarang kita pergi ke taman?"

Awalnya gadis berponi itu mengangguk semangat tapi setelah Jisoo melanjutkan ucapannya mendadak rasa semangat itu hilang entah kemana.

"Baiklah Unnie akan menghubungi Momo dan me......"

"Ah tidak, Unnie saja yang pergi. aku baru ingat kalau banyak tugas."

Keheningan kembali tercipta, Jisoo tau adiknya itu hanya menghindar. Padahal dia mengajak Lisa agar mereka lebih akrab. Selama Jisoo bersahabat dengan Momo adiknya itu selalu menghindar saat diajak pergi bersama, apalagi Momo dan Lisa sama-sama tak pandai bersosialisasi.

"Sepertinya Appa ada tamu." Ucap Jisoo melihat mobil keluaran terbaru yang terpakir disamping mobil Ayahnya.

Benar saja. Saat mereka sampai di Ruang Tamu ada seorang Pria yang seumuran dengan Suho. Lisa yang memang tak peduli melanjutkan langkahnya sebelum suara Suho menghentikannya dan Jisoo.

"Jisoo! Lisa! Kemarilah." Dengan terpaksa Lisa menghampiri Ayahnya begitu pun Jisoo. Keduanya merasa resah saat Pria itu menatap intens.

"Woah aku tak menyangka kau mempunyai Putri-putri yang cantik Hyung." Tentu saja membuat Lisa memutar bola matanya malas, dia pikir ada yang salah dengan wajahnya. Sedangkan Jisoo terkekeh melihat kelakuan teman Ayahnya itu.

Suho membalasnya dengan senyuman, dia baru menyadari kalau mempunyai dua malaikat yang harus dia jaga. Selama ini dia sudah dibutakan oleh ambisi dan amarah. dia merasa menjadi manusia yang paling buruk dimuka Bumi karena sudah menyia-nyiakan kedua putri yang masih membutuhkan kasih sayang seorang Ayah.

Cerita sahabat kecilnya tadi benar-benar membuatnya sadar, Bahkan sahabatnya itu bisa menyayangi anaknya meskipun tidak memiliki hubungan darah sama sekali.

"Aku Mino sahabat kecil Appa kalian sekaligus rekan kerjanya. Kalau kalian mau kalian bisa panggil aku Oppa." Lisa melototkan matanya sedangkan Jisoo sekali lagi terkekeh mendengar perkataan teman Ayahnya itu.

"Hey tak usah terkejut seperti itu aku hanya bercanda. Kalian bisa memanggil aku Samchon."

.......

"Rose-ya bukankah Minggu depan hari ulang tahunmu."

"Ne Appa! Waeyo?"

"Kita akan merayakannya seperti tahun-tahun sebelumnya. Kau tak masalahkan?" Rose menggeleng setiap tahun dia memang merayakannya dan dia tau kenapa Ayahnya itu menanyakannya.

Hubungan mereka akhir-akhir ini sedikit rengang, apalagi setelah Jennie kakaknya itu melihat Ayahnya yang bermesraan dengan wanita lain dengan mata kepalanya sendiri. Makanya gadis bermata kucing itu sampai sekarang masih marah kepada Ayahnya.

Makan malam itu terjadi dengan suasana canggung seperti sebelumnya, akhir-akhir ini Mino memang sangat jarang berkumpul dengan keluarganya. Dia memang memiliki wanita lain dan juga mencintainya tapi dia juga sangat menyayangi Jessica dan kedua anak tirinya. Dia tak ingin memilih salah satunya karena dia menginginkan keduanya, egois memang tapi Mino tak mempedulikannya.

"Mino aku ingin bicara berdua denganmu." Mino mengangguk, Jennie dan Rose saling pandang. Sebenci apapun gadis bermata kucing itu pada Ayah tirinya, dia tak bisa melupakan fakta bahwa Mino sangat berjasa dalam hidupnya serta Ibu dan adiknya.

"Kuharap Appa dan Eomma bisa seperti dulu lagi."

Mino dan Jessica berhenti dibalkon kamar mereka, sepertinya ada hal penting yang akan dibahas oleh Istrinya itu dapat dilihat wanita itu menghirup nafas dahulu sebelum menyampaikan sesuatu.

"Kau pasti sangat mengenal Tiffany kan?" Mino menegang darimana Jessica tau nama selingkuhannya itu. Meskipun Jennie sudah mengetahui wajah simpanannya tapi anaknya itu tak mengetahui nama wanita selingkuhannya.

"K-kau tau dari......"

"Tadi aku tak sengaja bertemu dengannya." Mino menelan Saliva kasar, bagaimana bisa Istri dan selingkuhannya bertemu dan dia sama sekali tak bisa membayangkan apa yang terjadi pada saat itu.

"Dia bilang dia sangat mencintaimu."

"Jessica sudahlah lebih baik....."

"Aku ingin kita bercerai." Mino menggeleng kuat, menggenggam tangan Istrinya yang sebelumnya berpengangan pada pembatas Balkon.

"Jessica-ya kau tau kan apa jawabannya? Berapa kali pun kau memintanya aku tak akan pernah mengabulkannya."

"Mino kau brengsek! Kau egois! Aku membencimu." Mino memejamkan matanya membiarkan Jessica meluapkan emosinya dengan memukul dadanya bertubi-tubi.

Kalau dia bisa memilih pasti dia akan memilih salah satunya bukannya menjadi laki-laki pengecut yang hanya bisa menyakiti dua hati wanita sekaligus.

Setelah dirasa Jessica cukup tenang Mino membawa wanita itu kedalam pelukannya. Hatinya terasa teriris mendengar tangisan Jessica yang pilu tapi mau bagaimana lagi dia juga sangat mencintai selingkuhannya. Jessica dan Tiffany adalah dua wanita yang sangat berharga didalam hidupnya.

"Sekarang tidurlah." Mino menyelimuti tubuh Istrinya, mengelus surai Jessica lembut.

Coba saja suaminya itu tak selingkuh mungkin Jessica akan menikmati perlakukan romantis yang Mino berikan.

Diamondfrsh, 16 Agustus 2020

Bawel VS Dingin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang