Chapter Seven

3.5K 382 3
                                    

"Kau baru pulang?" Rose tersentak kaget mendengar suara Jennie yang berada di kamarnya, setelah itu menutup pintu dan duduk disebelah kakaknya.

"Unnie kau sedang apa dikamarku?"

Jennie mendengus bukannya menjawab adiknya itu malah kembali melontarkan pertanyaan kepadanya.

"Sedang apalagi kalau bukan menunggumu." Rose mengangguk berjalan mengelilingi ranjangnya dan mengambil handuk yang tergantung. Badannya sekarang terasa sangat lengket setelah seharian melakukan aktivitas diluar rumah.

"Jangan terlalu sering mandi malam itu tak baik untuk kesehatan, Arraseo?"

"Arraseo Unnie, aku mandi dulu."

"Hm, Unnie tunggu dimeja makan."

Tak membutuhkan waktu lama bagi Rose untuk membersihkan badannya dan saat sampai di meja makan gadis blonde itu mendapati kakaknya yang sedang menyiapkan makanan. Malam ini mereka hanya makan malam berdua karena kedua orangtua mereka sedang menghadiri acara rekan kerja Mino.

"Apa makanannya tidak enak?" Jennie bertanya bukan tanpa alasan, biasanya adiknya itu selalu makan dengan semangat tapi dari tadi yang dia lihat Rose hanya mengaduk-aduk makanannya tak selera.

"Aniyo, ini sangat enak."

"Benarkah? Unnie lihat kau hanya menatapnya tak selera."

"Unnie perutku sudah kenyang dan aku tak sanggup makan lagi."

"Jinjja? Kau serius Chipmunk?"

"Yak! Berhentilah memanggil ku dengan sebutan aneh itu Unnie." Jennie terkikik geli melihat wajah berisi Rose yang membesar karena kesal, adiknya itu sungguh menggemaskan.

"Wae? Itu adalah panggilan kesayanganku."

Bukannya membujuk tawa Jennie malah semakin lebar saat melihat Rose yang merajuk apalagi gadis blonde itu menggembung-ngembung
kan pipinya seperti anak kecil.

.........

Entah sudah berapa jam Jisoo berdiri didepan kamar adiknya yang dikunci. dari tadi gadis berponi itu belum keluar kamar, bahkan dia tak makan malam bersama Ayah dan Kakaknya.

"Lisa masih belum membukanya?" Jisoo mengangguk lesu menjawab pertanyaan Ayahnya, membiarkan Suho mengetuk pintu seperti yang tadi dia lakukan.

Jisoo benar-benar merasa bersalah seharusnya tadi dia mengejar sang adik saat meninggalkan meja makan, bukannya malah asik dengan Rose dan melupakan keberadaan Lisa.

"Lisa-ya buka pintunya kalau ada masalah selesaikanlah dengan baik-baik. Kau tak kasihan pada Unnie mu dari tadi dia terus saja berdiri disini." Jisoo menghentikan tangan Ayahnya yang ingin mengetuk pintu sekali lagi. Menatap Ayahnya dari bawah sampai atas yang sudah berpakaian rapi kembali.

"Appa pergilah nanti kau bisa terlambat. Lisa biar aku yang urus." Awalnya Suho ragu tapi melihat Jisoo yang mengangguk menyakinkannya dia menghela nafas dan berlalu meninggalkan Putri sulungnya.

Jisoo menatap kepergian Ayahnya dengan tatapan yang sulit diartikan, dia sangat bahagia karena Ayahnya itu kembali perhatian kepadanya dan Juga Lisa. Dia tak ingin egois dengan memaksa Suho selalu berada disampingnya dan adiknya.

lagipula sekarang tak ada lagi yang perlu dipermasalahkan Ayahnya itu sudah bisa meluangkan sedikit waktu ditengah-tengah kesibukannya. Saat punggung Ayahnya sudah tak terlihat lagi Jisoo kembali mengetuk pintu kamar Lisa.

Bawel VS Dingin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang