# 23

2.6K 456 97
                                    

Kepala Heeseung masih terasa berat, tetapi rasanya aneh jika ia tetap memejamkan matanya. Maka dari itu, ia mencoba membuka matanya.

Ah, sial. Langkah yang salah ternyata. Begitu ia melihat sedikit cahaya, kepalanya semakin berdenyut.

"A-Aisshh."

"Heeseung!"

Suara Sunghoon terdengar memasuki telinganya. Itu membuag kepalanya kembali berdenyut sehingga ia meringis. Satu tangannya ia gunakan untuk menopang badannya sementara tangan lainnya ia pakai untuk memegangi kepalanya.

Selain kepalanya sakit, ia juga mendadak merasa haus dan lapar. Aneh sekali, padahal pandangannya belum sepenuhnya jelas.

Dia bisa merasakan ada seseorang yang menggenggam bahunya lembut. Heeseung mengerjapkan mata.

"Kamu udah mendingan?" Itu suara Sunghoon.

Heeseung mau tidak mau pun mengangguk. "Ha-Haus," katanya. Suaranya parau dan tenggorokannya sedikit panas.

Tidak lama berselang, sebuah gelas menyentuh bibir Heeseung. Air putih biasa. Heeseung menyeruputnya pelan-pelan sambil memejamkan mata.

Begitu ia membuka matanya kembali, ia bisa melihat Sunghoon berdiri di sisinya dengan ekspresi wajah khawatir. Tidak jauh di belakangnya, ada Jay yang tengah berdiri sambil menatapnya yang ada di kasur.

Tunggu. Kasur?

Heeseung menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Kok, aku ada di UKS?!"

"Kamu pingsan, bego." Suara Jay menjawab. Heeseung mendadak sakit kepala lagi saat mendengarnya. "Tiba-tiba banget pingsannya pas di toilet. Untung ada aku saat kamu di toilet tadi."

Pingsan?

Ini memang bukan kali pertamanya pingsan, tetapi Heeseung tahu dia jarang sekali pingsan. Terakhir dia pingsan adalah semasa SD karena kepalanya tidak sengaja terkena lemparan bola dari temannya. Kala pingsannya pertama adalah ketika dia mengalami UTS-nya yang pertama semasa SD, dia degdegan sekali sampai-sampai hilang kesadaran.

Sekarang, setelah sekian lama, dia pingsan?!

Lalu juga, dari sekian banyak kesempatan di mana dia bisa pingsan, Tuhan menghendaki Lee Heeseung pingsan di depan Park Jongseong?!

"Aku beneran pingsan?" tanya Heeseung ke Sunghoon yang masih memegangi bahunya. Sunghoon mengangguk. "Dari kapan?"

"Istirahat pertama," jawab Sunghoon. "Ini udah masuk jam pelajaran berikutnya. Kira-kira udah setengah jam kamu pingsan, Seung."

Mata Heeseung membulat. Dia mengambil tangan Sunghoon dan mengenggamnya dengan tidak percaya. "Cubit lengan aku sekarang coba."

Sunghoon menatapnya dengan khawatir. "Kenapa tiba-tiba minta cubit?" tanya Sunghoon.

"Buat mastiin aku mimpi apa nggak," kata Heeseung. Tangan Sunghoon terasa hangat di genggamannya dan itu membuat Heeseung sedikit terkejut.

Biasanya tangan Sunghoon terasa dingin, tetapi sekarang ia merasa hangat. Wajah Sunghoon tidak menunjukan bahwa anak itu demam. Itu berarti tangan Heeseung-lah yang sekarang mendingin.

"Ini nggak mimpi, kok, Seung." Sunghoon balas menggenggam tangannya. Pemuda itu membungkukan sedikit badannya dan tersenyum ke arah Heeseung. "Kamu emang lagi di UKS dan pingsan. Kamu gak enak badan, kan?"

"Kalau dia minta cubit, coba aja kamu cubit. Tampar sekalian." Jay menyeletuk dari belakang. "Atau sini biar aku yang cubit."

Kurang ajar.

gold digger •  jayseung - hoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang