# 1

8.5K 833 40
                                    

Sunghoon mendiamkan Heeseung.

Heeseung berjalan dalam diam tepat satu meter di belakang Sunghoon. Mata besarnya berkali-kali melirik sahabatnya yang berjalan dengan kedua tangan dimasukan ke dalam saku jaketnya. Mulutnya terbuka sebelum menutup kembali--kehilangan kepercayaan diri untuk mengeluarkan kata-kata yang telah dirancangnya. Itu membuat Heeseung kesal.

Harusnya ia yang marah dengan Sunghoon karena telah membaca dokumen pribadinya. Yah, meski hanya selembar invoice tagihan peminjaman dari PayLater, tetapi, kan, tetap saja Sunghoon telah membacanya tanpa izin.

"Park Su--"

"Sunghoon!"

Suara lain mendahului Heeseung ketika Heeseung telah membulatkan tekadnya untuk memanggil Sunghoon.

Langkah mereka berdua terhenti. Saat Heeseung menoleh, dia menemukan seorang pemuda dengan senyum lebar di wajahnya berlari kecil ke arah mereka. Heeseung bisa lihat bagaimana Sunghoon menegakan tubuhnya dan mulai memasang senyum tipis di wajahnya.

Heeseung berdecih. Pilih kasih, batinnya. Ekspresi Sunghoon berbeda jauh sekali dari tatapan dinginnya tadi.

"Hai, Jake."

Pemuda itu, Jake, berhenti tepat di depan mereka berdua lalu mengalihkan pandangannya ke Heeseung. "Halo, Heeseung!" sapanya ke Heeseung yang membuat Heeseung ikut tersenyum lebar. "Apa kalian ingin pulang?"

Heeseung melirik kecil Sunghoon yang sama sekali tidak menatapnya. Heeseung memutar bola matanya, sepertinya sahabatnya itu sedang benar-benar marah. "Iya, kami ingin pulang," jawab Sunghoon dan itu membuat Heeseung sedikit lega. Setidaknya, Sunghoon masih mengatakan 'kami' yang berarti mencangkup dirinya dan Heeseung. "Ada apa?"

"Aku mau Häagen-Dazs!"

Ah, tidak lagi.

Jake Shim dengan kecintaannya pada jalan-jalan sepulang sekolah.

"Baik ...." Sunghoon terlihat memahami maksud dari Jake. "Kamu butuh teman buat pergi ke sana?"

Jake mengambil tangan Sunghoon dan Heeseung lalu melempar tatapan memelas bak anak anjing.  "Youngbin ada les hari ini. Tapi dia bilang dia akan menyusul kita jika sempat!" Jake kemudian mengedip-edipkan matanya dengan gemas. Heeseung menggigit pipi bagian dalamnya untuk tidak gemas. "Taehyun juga akan menyusul karena ia ingin mengurus visanya dulu! Bagaimana bagaimana? Temani aku yaaa?"

Sunghoon mengerjap-erjapkan matanya, kelihatannya sedang mempertimbangkan. Heeseung sendiri hanya menunggu keputusan Sunghoon.

"Heeseungie, mau, ya?" Jake kali ini khusus menatap Heeseung dan itu membuat Heeseung terkejut. "Mau ya mau ya? Sunghoon selalu ikutin kamu jika kamu bilang mau. Pleaseee."

"Iya, aku mau."

Heeseung menoleh.

Sunghoon mengangguk, mengiyakan permintaan Jake ketika Jake sendiri sedang memohon kepada Heeseung. Jake langsung melepaskan tangan Heeseung dari genggamannya dan mengangkat kedua tangannya sendiri ke udara--terlihat senang sekali. "Yay, Sunghoon ikut!" soraknya. "Heeseung ikut juga, ya?"

Sunghoon meliriknya singkat. Wah, ada perubahan, tadi anak itu sama sekali tidak mau melihat Heeseung.

"Sepertinya aku gak bisa ikut," tolak Heeseung sambil meringis. Ia jarang menolak ajakan orang lain, tetapi untuk kali ini ia sedang tidak mau bersama seorang pangeran es yang bisa saja mendiamkannya seharian penuh tanpa tahu apa yang terjadi. "Sepupuku baru pulang dari Paris hari ini. Ibu minta aku untuk bantu dia buat kudapan macam-macam di rumah. Maaf, ya?"

Ekspresi Jake berubah menjadi kecewa, tetapi dia langsung tersenyum. "Wah, kalau begitu kamu harus pulang cepet! Gak apa-apa, aku sama Sunghoon aja untuk sementara." Jake mengacungkan jempolnya. "Selamat datang kembali untuk sepupunya Heeseung!"

Heeseung mengangguk. Dia menatap Sunghoon--tatapan pemuda itu sudah tidak sedatar tadi kepadanya.

"Aku pulang duluan, ya?" Heeseung melambaikan tangannya. Dia menatap Sunghoon dengan sedikit ragu. "Untuk masalah kita tadi, Hoon, aku akan memberitahumu via chat ketika sudah sampai di rumah. Kalau kamu mau telepon aku malam hari nanti juga bisa. Oke? Berhenti mendiamkanku!"

Heeseung tersenyum lebar. "Untuk kalian berdua, selamat bersenang-senang makan es krim!"

Saat Heeseung membalik badan, berniat untuk mengejar bus ke arah rumahnya yang mungkin datang sepuluh menit lagi, dia bisa mendengar suara Jake bertanya,

"Kamu lagi berantem sama Heeseung?"

"Dia yang bikin kesel duluan."

Heeseung mendengus lalu memutar bola matanya. Dasar Park Sunghoon.



    

Park Sunghoon Menyebalkan

Hai anak muda

Kita seumuran.

Berhenti mendiamkanku
Akan kujelaskan dengan baik apa yang kamu lihat tadi

Apa?

Kamu lagi ngapain?
Sudah pulang dari Häagen-Dazs

-_-
Sudah, aku ada jadwal latihan.
Aku sedang di ring ice untuk sekarang.

Oh okee, semangat!

Mana penjelasanmu?

Kamu nungguin itu ternyata
Jadi....
Invoice PayLater yang kamu temukan tadi itu punya sepupuku

Nama di sana Lee Heeseung, tuh?

Memang!
Itulah masalahnya
Dia gak paham pakai PayLater dan malah registrasi dengan nomorku dan namaku
Kamu tau, kan, dia habis dari Paris
Dia malah menggunakan akunku

Wow
Sampai dua juta?

Ya, entah apa yang dia lakukan
Sekarang aku harus melunasinya huh

Bukan masalah, kan?
Lagipula kamu bisa minta ke sepupumu untuk membayarnya sendiri.

Ya ... begitulah
Tapi mengingat dia agak bodoh dan juga mungkin masih penyesuaian, kayaknya aku juga harus turun tangan pakai uangku untuk membayarnya sebelum dikejar penagih hutang
Masalahnya kartu debitku sedang ditahan Ayah -3-

Lagian, sih, boros.
Kenapa kamu gak cari uang sendiri aja kalau gitu?

Kamu ngomong seolah itu mudah

Iya juga.
Nanti kita pikirin caranya bareng-bareng.
Maaf aku tadi marah sama kamu. Kamu soalnya gak langsung jujur.

Karena kamu langsung lihat begitu aja, aku kan bingung jelasinnya!

Hahaha iya iya.
Aku latihan dulu ya, besok kita bicarakan lagi.

Semangat Sunghoon!

Yaaa, terima kasih Heeseung.

.

.

.

A/N : wah chap berikutnya datang lebih cepat dari dugaanku lol. Ini pasti karena Jayseung selca kemarin dan aku baru lihat di malam harinya.

Oiya lupa bilang, 00 - 01 - 02 di sini akan jadi seumuran untuk kepentingan cerita ya.

Makasih yang udah baca! Seneng banget ada yang baca cerita nggak jelas ini ^^

gold digger •  jayseung - hoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang