# 57

3.7K 399 62
                                    

Mata Heeseung menangkap sosok Jay yang tengah berdiri di deretan anak OSIS. Anak laki-laki itu memakai jas almamaternya tanpa dikancing dan Heeseung tidak bisa menahan diri untuk tidak mendengus geli.

Yang namanya berandalan sepertinya sampai kapan pun akan tetap terlihat berandal.

"Ngantuuuuk." Suara Jake terdengar dari depan Heeseung. "Padahal kita mau lomba, tapi kenapa kita tetep disuruh ikut upacara sih?"

Jake orangnya jarang mengeluh, tetapi dia memang selalu paling berisik kalau sudah upacara. Ledekan dari Taehyun untuk Jake adalah 'Si Anak Manja' karena Jake benar-benar tidak tahan dan tidak suka berdiri terlalu lama untuk upacara.

"Sebentar lagi kita dipanggil buat pergi lomba," jelas Heeseung. "Kita nggak akan ikut upacaranya sampai selesai, kok. Tas kita juga udah ada di depan TU, kan?"

Heeseung melihat Jake menghentak-hentakan kakinya kecil. Kekanakan, Heeseung jadi ingin tertawa.

"Nanti aku gak bisa ngitung kalau capek. Kenapa guru-guru nggak langsung ngeberangkatin kita aja ke tempat olimpiadenya?"

"Alasan aja." Kali ini, Sunghoon yang bersuara. Cowok itu berdiri di depan Jake. Agak mengherankan juga kenapa yang berbadan tinggi malah di depan, cuma saja Heeseung sedang malas berkomentar. "Kamu lagi merem pun tetep bisa jawab soal trigonometri."

Terdengar suara protesan dari Jake dan Heeseung menggeleng-gelengkan kepalanya.

Tidak lama kemudian, terdengarbdari mikrofon bahwa seluruh peserta olimpiade boleh keluar dari barisan terlebih dahulu.

"Kami pergi dulu, ya?" Jake menarik pelan lengan Sunghoon--membuat atlet figure skater itu menoleh.

Sunghoon melihat Jake dan Heeseung secara bergantian sebelum dia mengangguk dan tersenyum simpul. "Tembus provinsi, ya?"

Heeseung tergelak kecil. "Doain aja," kata Heeseung. Dia tidak seberani itu untuk memasang target tinggi, tetapi dia ingin bisa menjuarai olimpiade ini untuk menunjang masa depannya.

Tangan Sunghoin terangkat sebagai gestur mengajak tos. Heeseung dan Jake membalasnya.

Setelah keduanya keluar dari barisan, Jake tampak berdecak kecil sambil tersenyum geli. Heeseung yang melihatnya juga ikut merasa geli.

"Sunghoon itu aneh banget," gumam Jake sambil menoleh ke Heeseung. "Kenapa tiap upacara dia males banget buat gabung ke kelasnya dan selalu gabung ke barisan kelas kita? Sekarang kalau nggak ada kita di barisan, apa dia bakal balik ke kelasnya?"

"Dari awal dia juga udah kayak gitu, kan?" Heeseung terkekeh. "Lagian kalau gak ada dia, aku yakin banget dia malah bakal ke kelas Youngbin dan baris di deket Youngbin."

Keduanya pun saling tatap sebelum terkikik menahan tawa.
  
  
  
  
  
    
  

Heeseung tengah memakai ranselnya ketika dia merasakan tepukan ringan di bahunya.

"Hei." Jay nyengir lebar ke arahnya dan Heeseung tidak bisa menahan dirinya untuk tidak merona. Terlebih lagi Jake langsung menyeringai lebar dan menyikut lengannya.

"Upacaranya belum selesai," komentar Heeseung sambil mengedikan kepalanya ke arah lapangan. "Kamu ngapain?"

"Aku izin bentar ke toilet," kata Jay. "Dan aku emang beneran mau ke toilet setelah ini."

Heeseung memiringkan kepalanya. "Buat apa juga kamu nyamperin aku?" tanya Heeseung bingung. Dia bisa melihat Jake sudah berjalan menuju bus sekolah yang akan mengantarkan mereka semua--lima belas anak--untuk ikut olimpiade. "Bentar lagi aku mau berangkat."

gold digger •  jayseung - hoonseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang