13

627 130 78
                                    

Naera mengikuti langkah kaki Kris. Dia sangat penasaran dengan alasan Kris membawanya ke tempat ini.

"Sebaiknya kau membersihkan tubuhmu. Terlalu banyak noda darah di baju dan tubuhmu. Akan ku beritahukan semuanya nanti" Naera tak menjawab, dia langsung pergi mencari Sungchan dan Shotaro.

"Ternyata kalian disini" Naera langsung menghampiri Sungchan dan Shotaro. Tubuh mereka sudah terlihat bersih begitu pula dengan baju yang diberikan James.

"Kau tidak mandi?" Naera tampak berpikir.

"Tenanglah, mereka orang-orang baik" Sungchan mulai meyakinkan Naera agar membersihkan tubuhnya.

"Baiklah"

"Kau mau mandi?" Naera tersentak karena James tiba-tiba saja datang.

"Kalau kau mau mandi ikuti dia" James menunjuk seorang gadis yang sedang mengawasi mereka dari atas.

Tanpa pikir panjang Naera langsung menghampiri gadis yang di tunjuk James.

"Gyuri" gadis bernama Gyuri itu mengulurkan tangannya, berniat untuk berkenalan dengan Naera.

"Naera"

"Ikuti aku" Gyuri langsung menarik tangan Naera pelan. Gyuri membawa Naera ke kamar mandi.

"Aku akan membawakan baju ganti dan handuk" Naera mengangguk dan langsung masuk ke dalam kamar mandi itu.

Penampilannya benar-benar buruk. Naera dapat melihat kulitnya yang pucat dan banyak memar.

"Setidaknya aku akan membuat sebuah tanda" Naera langsung mengambil sebuah gunting yang tak jauh darinya.

.

.

Naera sudah selesai membersihkan dirinya. Kini, Gyuri sedang mengajak Naera ke ruang makan.

Sungchan, Shotaro, dan yang lainnya sudah menunggu mereka berdua. Kris juga ada di sana.

Sungchan dan Shotaro terkejut karena melihat penampilan Naera yang berubah. Rambutnya terlihat hanya sebahu. Sudah pasti dia memotongnya.

"Kau berubah" itulah yang dikatakan Sungchan.

"Aku membuat sebuah tanda" yang lainnya mengerti dengan maksud Naera.

"Makanlah, aku akan memberitahu alasanku membawa kalian ke tempat ini" Naera mengikuti perkataan Kris.

"Alasannya sederhana, karena aku disuruh seseorang untuk mengamankanmu" Sungchan, Shotaro, dan Naera merasa bingung dengan maksud Kris.

"Siapa orang itu?"

"Kau akan tahu nanti. Ada pertanyaan lain?" Naera menatap Kris sebentar.

"Apakah kalian punya laptop atau komputer?" dari pandangan matanya Naera terlihat sangat berharap.

"Tentu saja. Aku akan memberikannya nanti"

DIFFUSIONE

Taeyong dan yang lain masih berada di dalam bangunan bekas toko buku itu. Beberapa zombie masih berusaha untuk masuk.

"Apa sebaiknya kita keluar?" semuanya tampak berpikir mendengar perkataan Chenle. Bagaimana pun juga mereka tidak bisa bertahan di tempat itu.

Naera palsu melihat ke arah Aeri yang berada di sampingnya.

"Sebenarnya tebakanmu salah. Tasku bukan berisikan mayat, namun potongan tubuh anak itu" Naera palsu tersenyum meremehkan ke arah Aeri.

'Psikopat'

Naera palsu beranjak dari duduknya dan pergi ke lantai dua. Aeri juga ikut dengannya.

"Teman-teman aku akan ikut dengan Naera dan Aeri ke atas" Jaehyun mulai mengikuti kedua gadis itu secara diam-diam.

"Kau mau lihat bagaimana caranya bertahan hidup?" Aeri hanya diam dan memperhatikan. Naera palsu membuka tasnya, terlihat sebuah plastik hitam.

"Hah.. akhirnya aku punya kesempatan untuk membuang anak ini" Jaehyun membolakan matanya. Apa maksudnya dengan 'anak ini'?

"Wah.. ternyata Naera berada di sekitar kita selama ini? Dia benar-benar pintar"

"Ck, pintar? Menurutku dia cukup bodoh dan penakut. Bagaimana bisa dia menjadi sainganmu di kelas?"

"Sudahlah, aku sedang tidak ingin membahas itu. Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan"

"Baiklah" Naera palsu mendekati jendela dengan menyeret plastik hitam berisikan potongan tubuh itu.

"Selamat tinggal, Kim Doha" Naera palsu mulai melempar beberapa potongan tubuh dan membuat zombie-zombie berlari ke arah potongan tubuh itu.

"Sudah ku bilang Naera cukup bodoh. Buktinya dia tidak bisa menemukan Doha"

'Aku harus memberitahu Renjun dan Lucas'

DIFFUSIONE

Saat ini sudah terdapat sebuah laptop di hadapan Naera dan di belakangnya ada Sungchan, Shotaro, Gyuri, Kris, dan James.

"Apa yang akan kau lakukan?" Naera hanya diam dan mulai mengeluarkan beberapa kertas dari tasnya.

"Surat keterangan rumah sakit jiwa? Surat permohonan rehabilitasi? Dan kenapa ada heroin?" semuanya tampak bingung dengan apa yang ditunjukkan Naera.

"Sudah jelas orang-orang ini adalah orang gila" jawab Naera santai dan mulai membuka file yang ada di dalam flashdisk itu.

Semua orang melihat file yang ada di flashdisk itu dengan serius dan melihat sebuah video.

Semuanya terkejut, terutama Naera. Tubuhnya bergetar dan langsung melihat ke orang-orang yang ada di sekelilingnya.

"Tolong katakan padaku kalau hal yang baru saja ku lihat adalah rekayasa! INI TIDAK MUNGKIN!" Naera terduduk di lantai dengan tubuh yang masih bergetar.

"Gyuri, bantu dia untuk menenangkan dirinya"

"Baik, Kris"

"James, temukan yang lainnya dan bawa mereka kemari!" James mengangguk patuh dan langsung pergi entah kemana.

Di lain tempat, Gyuri menemani Naera yang sedang menenangkan diri.

"Gyuri?"

"Ya?"

"Bagaimana bisa kau bertemu dengan Kris dan yang lain?" Gyuri tersenyum dan memainkan jarinya.

"Kris menolongku. Saat itu aku berada di samping Ibu ku yang terinfeksi. Setelah berubah seutuhnya, Ibu menyerangku. Awalnya aku putus asa, tapi Kris datang dan langsung membunuh Ibu ku yang sudah menjadi zombie" wajah Gyuri terlihat sedih dan karena itu Naera merasa bersalah.

"Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengingatkanmu tentang kejadian itu"

"Tak apa, bagaimana denganmu? Apakah kau masih punya keluarga?"

"Ya, awalnya aku bersama saudara laki-laki ku, tapi kami terpisah kemarin. Sedangkan kedua orangtuaku, aku sudah lama tidak melihat mereka. Terakhir kali sebelum aku jatuh koma"

"Koma?"

'Apakah yang dimaksud adalah percobaan itu?'





TBC

Pada kesel sama siapa nih?






𝗗𝗜𝗙𝗙𝗨𝗦𝗜𝗢𝗡𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang