Lima

92.6K 2.3K 52
                                    

Selamat membaca

Tiga puluh menit kemudian

Aku fikir obat ini akan hilang setelah aku berendam dengan air dingin. Tapi ternyata obatnya begitu kuat. Aku keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang ku lilit di tubuhku.

Cekklekk..
pintu kamar mandi ku buka.

"Maaf ayah fikir kamu tadi sakit. Dan kamu juga ga kunci pintu jadi ayah masuk. Maaf ." Aku juga kaget ayah ada di kamar ku. Mungkin ayah khawatir jadi dia ingin memastikanku baik-baik saja.

"Kalau gitu ayah keluar dulu. Udah malam. Kamu istirahat aja. Kamu ingin sesuatu?"Tanya ayah dia hendak keluar. Kemudian aku memegang tangannya.

"A..ayah.. panasss.." kataku di tengah rasa panas di tubuhku.

"Kamu demam?"Tanya ayah lagi kemudian dia memegang dahiku.

"Tidak panas," lanjutnya

"Tubuhku yang panas yah. Tadi ada orang yang mau menjebakku. "Kataku lirih.

"Apaa.. "seketika ayah mulai mengerti apa yang sedang aku rasakan .

"Bantu aku yah,,ku mohon aku sudah sangat sakit dari tadi. Aku juga udah mandi. Tapi ga ada perubahan." Kataku mulai mendekati ayah. Lalu tanpa aba-aba, kucium bibir ayah.

"Astagfirullah.. Ndah sadar Ndah. Ini ga boleh dilakukan. "Kata ayah mendorongku pelan,melepaskan ciumanku,kemudian berjalan menuju pintu.

"Aku harus gimana yah..hiks..hiks.. sakit yah. Hanya ayah yang bisa membantuku." Ucap ku sambil menangis .
Kulihat ayah diam di ambang pintu memperhatikan diriku. Tak lama kemudian mendekatiku dan memeluk ku.

"Kamu yakin, minta bantuan sama ayah. Kamu tidak akan menyesal. Sekarang kamu dalam pengaruh obat. Tapi besok ketika kamu sadar, ayah takut kamu menyesali semuanya. " kata ayah.

"Aku ga tau yah.. tapi sekarang aku ingin melakukan nya. Hanya itu cara satu-satunya agar aku terlepas dari obat ini." Entah Setan dari mana yang merasukiku,berkata begitu pada ayah mertuaku, walau dia bukan ayah kandung suamiku.

"Ayah tidak akan berhenti kalau sudah memulai nya. Ayah berikan satu kesempatan lagi." Kata Ayah masih pada pendiriannya.

"Aku siap menerima resiko yang terjadi nanti." Kataku lagi. Tidak tau siapa yang memulai duluan, bibir ku dan bibir ayah menyatu, bahkan lidah kami saling berbelit satu sama lain. Ketika terasa kami kehilangan oksigen. Ayah melepaskan bibirnya. Kemudian mengangkat tubuhku ke ranjang tempat tidurku.

Perlahan dia mulai membuka handuk yang ada di tubuhku. Kulihat dia menatap tubuhku. Sekarang di tubuhku sudah benar-benar tidak ada sehelai benang pun.

Tak lama kemudian ayah mencium puncak kepala ku, lalu mencium mata kanan kiri ku, kedua pipiku, telinga ku, kemudian kembali mencium bibirku. Cukup lama kami berciuman bibir. Kemudin ciuman ayah turun ke leher ku. Kurasa ayah memberikan tanda di sana. Sebelum akhirnya sampai kepada dua bukit kembar milik ku. Dia mulai memainkan tangannya di sana....

Cuuttttt....

(Di versi ebook tidak ada yang di cut ya 😁)

Bersambung

Semoga kalian suka ya

Jangan lupa vote komen and share

Baca juga cerita ku yang lain. Liat aja di profilku

Lope U All

THB

Dulu Mertua Kini Suami (Aldama Family Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang