Enam Belas

36.5K 1.4K 13
                                    


Tidak terasa kami sudah sepuluh hari di Belanda, setiap hari kami berdua selalu mengunjungi tempat yang berbeda. Oma dan opa tidak ikut, katanya mereka bisa mengunjungi tempat-tempat wisata lain waktu, karena mereka akan menghabiskan waktu di Belanda cukup lama.
Hari ini kami berada di Desa Kinderdijk. Desa yang terkenal dengan 1.000 kincir ini merupakan salah satu tempat wisata di Belanda yang paling populer.
Tempat wisata di Belanda yang satu ini terletak sekitar 15Km dari kota Rotterdam atau tepatnya berada di Alblasserwaard, provinsi Belanda Selatan. Jaraknya  bisa di tempuh dengan waktu satu jam tiga puluh menit dari Den Haag.
Setelah puas berkeliling akhirnya kami mencari restaurant untuk makan siang, karena kebetulan sudah masuk waktu makan siang, kami memilih restaurant Eropa sebagai menu lunch. Ayah membawaku ke salah satu restaurant Eropa terkenal di kota ini.
Selasai makan kami lanjut berkeliling kali ini ke sebuah taman yang cukup terkenal di daerah sini.
"Bagaimana, masih kuat jalan?" tanya ayah sambil memegang tanganku, sekarang kami sedang melihat-lihat tempat semacam pasar untuk membeli oleh-oleh. Suasananya sangat ramai oleh para turis asing dari berbagai negara.
"Kalo aku minta digendong, apa Ayah menggendongku?" kataku sambil terkikik. Kulihat ayah jongkok di depanku.
"Ayo naik, Ayah gendong," kata ayah.
"Kenapa, meragukan kekuatan ayah, hemm? Kalau kamu lupa, ayah ini masih kuat, buktinya kamu selalu cape duluan  setiap kita berolahraga, haaaa …" kata ayah bangga. Memang aku akui dia masih kuat banget apalagi kalau urusan di ranjang.
"Ayah … kalau mesum tuh harus tau tempat dong. Ini kita di tempat umum. Kalau mereka denger gimana?" ucapku. Ayah masih berjongkok menungguku naik ke punggungnya.
"Mereka tidak akan ngerti apa yang kita omongin, cepet naik!" kata ayah. Dengan ragu aku naik ke punggung ayah. Kemudian sambil di gendong ayah kami berjalan mengelilingi taman tersebut, walaupun cuma sebentar aku di gendong ayah, tapi aku merasa sangat bahagia.
Mungkin karena sejak kecil aku tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah.Waktu kecil aku sering iri melihat teman-teman ku bermain bersama ayah mereka. Tapi sekarang Alhamdulillah dari seorang Hadi Aladama aku bisa merasakan kasih sayang seorang ayah dan seorang suami sekaligus. Sungguh aku sangat beruntung memiliki dia.
Baru sekarang aku merasa berterimakasih kepada orang yang ingin menjebakku dulu di acara reuni sekolah. Kalau malam itu aku tidak minum obat perangsang mungkin aku dan ayah tidak akan melakukan hubungan yang salah. Meski sedikit kecewa karena hubungan kami di mulai dengan kesalahan, tapi kami berjanji memperbaiki semuanya menjadi orang-orang yang lebih baik lagi, dan memastikan itu kesalahan pertama dan terakhir yang boleh kami lakukan.
Aku minta segera turun dari gendongan ayah, karena aku tahu aku berat dan tidak mau kalau nanti suamiku kena encok.. heee
Ayah kemudian membawaku ke sebuah tempat yang sangat indah, di sana kita akan melihat matahari terbenam. Memang malam ini kita akan menginap di kota ini.
" I love you forever, My Wife," kata ayah dengan suara serak.
"Love you more, ayah" jawabku.
Lalu ayah memelukku, menyatukan keningnya dengan keningku, hidung bangir ayah menyentuh hidungku, lalu tangannya mengangkat daguku, bibirnya mulai melumat bibirku, tidak ada hasrat, hanya perasaan cinta yang saling kami salurkan.
Tak lama kemudian ayah mengeluarkan sesuatu di balik saku celananya, sebuah kotak bludru warna biru.
"Apakah kamu mau menjadi teman hidupku, menemani sisa hidupku?” kata ayah sambil membuka kotak tersebut.
Sebuah kalung berlian berbentuk hati warna biru, yang ku pastikan berharga sangat mahal.
Mataku berkaca-kaca, sungguh aku terharu sekaligus bahagia, tidak dapat ku jelaskan perasaanku saat ini.
"Iya, aku mau, Yah," ucapku. Kemudian menangis di pelukan ayah.
"Maaf, Ayah idak bisa memberimu apa-apa, Ayah hanya punya hati ini untuk kamu, maaf kalau cara Ayah terlihat norak, karena pria tua ini bukan laki-laki romantis yang pandai merangkai kata-kata, sekarang untuk yang kedua kalinya Ayah melamar kamu, dulu ketika memintamu jadi istri Ayah, di antara kita tidak ada rasa apa-apa. Tapi sekarang Ayah ingin memintamu kembali dengan sepenuh hati," ujar ayah panjang lebar sambil terus mencium puncak kepala ku.
"Bagiku sudah cukup hati dan perhatian Ayah padaku, aku cinta kamu, Yah," ucapku, ayah semakin merapatkan pelukannya. Kami berpelukan sampai matahari benar-benar tenggelam, kemudian kami pergi ke tempat yang sudah kami sewa.

Dulu Mertua Kini Suami (Aldama Family Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang