Sebelas

63.4K 2K 20
                                    

Hadi POV

Ketika ku buka mataku, hal pertama yang yang ku lihat adalah wajah cantik istriku. Tepatnya istri keduaku. Tak pernah bosan aku memandangnya. Sungguh aku sangat bahagia. Tak pernah terpikir oleh ku sebelumnya, pada akhirnya dia yang menjadi pendampingku sekarang.
Aku pikir setelah kepergian istri pertama ku, aku mungkin tidak akan pernah jatuh cinta lagi. Tapi ternyata aku salah. Aku jatuh cinta dengan menantuku sendiri, tapi setelah dia di tinggal pergi selama-lamanya oleh anak angkatku, Arman, jadi aku tidak pernah merebut dia.

Dulu aku menikah dengan istri pertama ku di usia dua puluh tahun, dan istri pertamaku lima tahun lebih tua dariku. Pertemuan pertama ku dengannya, ketika aku tak sengaja bertemu Arman di pusat perbelanjaan, dia terpisah dengan ibunya. Singkat cerita akhirnya kita bertemu dia sangat berterima kasih karena telah menemukan anaknya.

Setelah peristiwa di pusat perbelanjaan waktu itu, kita mulai dekat. Aku sangat kagum padanya, selain cantik dia juga berhati mulia, menyampingkan masa mudanya, dengan  rela mengurus anak saudara nya. Akhirnya aku memutuskan menikahinya, aku bilang aku akan menerima Arman sebagai anak ku.

Pernikahan pun di adakan cukup mewah, karena kedua orang tua kami para pengusaha. Kami menjalani Pernikahan seperti pasangan pada umumnya, di tambah ada Arman di tengah-tengah kami.
Hingga beberapa tahun kemudian, kami belum di karuniai keturunan, itu sering kali memicu perselisihan di antara kami, akhirnya aku konsultasi sama dokter, dan dokter bilang kalau rahim istriku bermasalah.

Aku selalu bilang aku mencintainya, walaupun nanti pernikahan kita tidak di karuniai anak. Bagiku cukup Arman yang menjadi anak kami. Berulang kali dia memintaku nikah lagi. Tapi aku tidak mau. Aku akan marah kami membahas itu. Aku mencintai dia apa adanya.

Sampai pada usia pernikahan kami kurang dari dua puluh tahun. Ya kami tidak di karuniai anak, tapi aku tetap bertahan dengan istri pertamaku. Hingga dia pergi meninggalkan dunia ini, dua tahun yang lalu. Aku sangat terpuruk, dia cintaku, hidupku, tapi demi orang tuaku, dan Arman aku tidak boleh sedih. Sejak kepergian istriku,aku hanya menghabiskan waktu ku dengan pekerjaan. Itu membuatku sedikit melupakan istriku.

Banyak wanita yang mendekatiku, tapi aku tidak pernah memberi mereka harapan, aku merasa tidak ada yang cocok denganku. Sampai kejadian malam itu.

Setahun setelah kepergian istriku, Arman menyusul ibunya, dia kecelakaan dan meninggal di tempat. Walau dia bukan anak kandung ku aku sangat menyayangi nya. Dia sudah menikah baru dua tahun pernikahan mereka. Indah Pertiwi itu nama istri Arman. Sama-sama kehilangan orang yang kita cintai, kami selalu saling menguatkan, aku juga menyayangi nya seperti anak ku sendiri. Hingga terjadi peristiwa dimana dia pulang di bawah pengaruh obat perangsang. 

Aku tidak munafik aku juga merindukan seorang perempuan, ketika dia terus memintaku membantunya menghilangkan pengaruh obat tersebut, tak berpikir panjang lagi, aku menuruti permintaan Indah, malam  itu kami melakukan hubungan selayaknya suami istri. Dan untuk pertama kalinya aku melakukan hubungan di luar ikatan yang halal. Aku pastikan itu juga yang terakhir bagiku.
Jujur aku akui aku terpesona pada keindahan tubuh Indah, dia benar-benar memberiku kepuasan yang selama ini tidak pernah aku dapatkan dari istri pertama ku. Bukan aku membandingkan mereka, karena aku tahu mereka memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Rasanya aku tidak ingin mengakhiri pergulatan malam itu, tapi aku tahu Indah dalam pengaruh obat, entah apa yang akan terjadi esok ketika dia sudah sadar.

Pagi harinya Mami memergoki kami. Kemudian langsung menghakimi kami berdua, menyuruh kita menikah secepatnya. Awalnya aku kaget, tapi ini kesempatan ku. Aku menyetujuinya  karena aku tahu Indah perempuan baik-baik. Kulihat Indah masih ragu tapi aku terus meyakinkan nya, bahwa kita bisa memulai hidup baru kita bersama. Meski usia kita terpaut cukup jauh.

Masih teringat jelas semalam aku mengungkapkan perasanku. Sebenarnya aku takut akan respon dia, tapi aku lega ternyata dia juga mempunyai perasaan yang sama padaku. Meski kami tahu perasaan itu baru muncul, tapi aku yakin seiring berjalannya waktu, rasa itu akan semakin tumbuh di hati kami. Setelah aku yakin dengan perasaan dia juga , mungkin aku tidak akan segan meminta hakku sebagai suaminya. Heyy aku ini pria dewasa aku juga butuh belaian. Haaaaa.

"Morning my wife," bisikku ketika dia membuka matanya.

"Morning, Ayah udah bangun? kok ga bangunin aku, ini jam berapa?" Dia tersenyum sambil terus memandangiku. Senyumnya itu loh yang membuat aku tidak tahan untuk tidak mencium bibirnya.

Cupp

Ku kecup bibirnya sekilat.
"Morning kiss, ini udah jam setengah dua belas,” jawab ku.

"Kok ayah ga bangunin aku dari tadi sih, ga enak kan sama semua orang masa jam segini masih di kamar, " katanya, lalu buru-buru turun dari ranjang tempat tidur kami. Tapi sebelum dia turun aku memegang tangannya.

"Mau kemana, disini aja, Mami sama Papi udah berangkat tadi pagi-pagi, jadi ga ada siapa-siapa. Satu kali lagi yuk, nanti sekalian mandi, habis itu kita dzuhur baru turun ke bawah. Nanti aku suruh bibi membuat makan siang langsung, ga usah sarapan." Kataku.  Sungguh aku selalu merasa tidak pernah bosen bercinta dengannya, sejak kejadian malam itu sebenarnya aku ketagihan, semuanya yang ada di tubuhnya seolah candu untukku.

"Semalam kan udah berkali-kali, trus habis subuh juga, masa sekarang mau lagi, emang Ayah ga laper?" ucapnya. Tapi dia semakin erat memelukku. Aku menggeleng.

"Bagi ayah kamu udah cukup membuat ayah kenyang,"

"Kamu cape?" tanya ku.

"Sedikit," lanjutnya.

"Jadi?" Aku masih menatapnya. Dia masih memeluk tubuhku.

Dia mengangguk pelan, itu artinya satu kali lagi.

"Ayah akan pelan-pelan, masih sakit?" tanya ku. Hanya senyuman sebagai jawabnnya.

Dan kami pun mengulang kembali olahraga panas kami, sampai pukul satu siang. Kemudian kita mandi bareng, hanya mandi karena aku lihat dia sudah sangat lelah begitupun aku. Karena kita belum makan apa-apa dari pagi.

Bersambung

Dulu Mertua Kini Suami (Aldama Family Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang