Enam

89.4K 2.3K 49
                                    

Selamat membaca

Lanjut sis.. ok kita lanjut

Pagi hari ketika cahaya mentari mulai menyapa. Kurasakan sesuatu yang pernah hilang kini seakan kembali. Aku tidur didalam dekapan seseorang dan ini terasa begitu nyaman.

Ku buka mataku, kepalaku sedikit pusing. Ku lihat wajah tampan ayah dengan jelas, dia memang sangat tampan apalagi di usianya yang begitu matang. Tak sedikit pun terlihat kerutan di wajahnya. Astaga. Apa yang aku pikirkan.

Seketika ku mengingat kejadian semalam. Ya Tuhan apa yang sudah aku lakukan. Aku ingat kalau aku yang meminta ayah membantuku menghilangkan pengaruh obat sialan itu. Aku sudah benar-benar berdosa banget, melakukan hubungan badan dengan ayah mertuaku sendiri. Apakah setelah ini aku masih bisa menatap ayah. Sungguh aku malu padanya.

Masih jelas terekam di benakku, aku begitu liar semalam, mungkin karena pengaruh obat juga. Dan ayah menyentuh setiap jengkal tubuhku dengan lembut, seolah-olah tubuhku adalah gelas kaca yang mudah hancur. Dapat kulihat dengan jelas ayah juga merindukan sentuhan seorang wanita.

Ahhhhh. Aku benar-benar bisa gila mengingat kejadian semalam. Bahkan kami melakukan nya hingga dini hari. Dan pagi ini tubuhku terasa pegal-pegal. Apalagi di bagian 'bawah sana', meskipun aku sudah melakukannya dengan almarhum suamiku berulang kali,tapi ini beda. 'Punya 'ayah lebih besar. Ihhhh kenapa sih aku pagi-pagi sudah mesum. Aku harus segera  turun dari tempat tidur lalu mencuci otakku, sebelum ayah bangun.
Tapi tiba-tiba ...

Ceklek

Pintu kamar ku terbuka.
Oma ...

"Apa yang kalian berdua lakukan?"

"HADI! INDAH! Astagfirullah! Kalian berzina? Sejak kapan?" oma sedikit berteriak. Kulihat wajah nya memerah menahan rasa marah.

"Mami, sejak kapan pulang?" tanya ayah kaget, dia tiba-tiba bangun setelah mendengar terikan oma.

Dan aku masih tertunduk, sungguh aku tidak tahu apa yang akan oma dan opa lakukan kepadaku nanti. Mungkin setelah ini mereka akan mengusirku. Aku masih berbalut selimut yang menutupi tubuh polosku. Tak berniat bangun sama sekali. Sungguh aku malu. Kenapa sampai kegrebek. Ku lihat ayah berdiri turun dari ranjang. Ternyata dia sudah memakai celana pendek.

"Mami aku minta maaf," kata ayah sambil mencium tangan oma.

"Mami dan Papi sejak kapan pulang. Kenapa ga ngabarin aku. Biar aku jemput," lanjut ayah lagi kemudian duduk di samping oma yang duduk di atas sofa panjang di kamarku yang terletak tidak jauh dari ranjangku. Sungguh aku tidak berani mengangkat wajahku.

"Sejak kapan kalian melakukannya?" tanya oma.

"Mami jangan salah paham, ini yang pertama kalinya,"jawab ayah.

"Semalam Indah pergi ke acara reuni di sekolahnya. Dan disana ada orang yang ingin menjebaknya, dengan memasukan obat perangsang pada minumannya. Untung dia pulang dengan selamat, Mi," kata ayah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Apapun itu alasannya tetap kalian sudah melakukan zina," tegas oma.

"Jadi Mami lebih berharap Indah melakukan nya dengan laki-laki brengsek yang sudah menjebak Indah?" tanya ayah. Oma terdiam. Kemudian pandangannya mengarah ke padaku. Melihatku yang sama sekali tak mengeluarkan suara.

"Kalian harus segera menikah," kata oma santai.

"APA! "teriaku dan ayah bersamaan.

"Apa? Kalian sudah melakukan hubungan badan. Jadi kalian harus segera menikah secepat nya. Mami takut kalian khilaf lagi," kata oma

"Tapi aku tidak hamil oma," ucapku

"Hamil atau tidak hamil. Putraku harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Enak bener kalau dia cuma pengen nikmatnya aja," kata oma. Kulihat ayah terdiam sambil berfikir.

"Ok. Aku setuju. Aku akan menikahi Indah," kata ayah

Apa aku tidak salah dengar. Ayah setuju menikah denganku?

"Tapi Yah, semua ini salahku. Aku yang memaksa ayah melakukan itu." Sungguh aku tak berniat membawa ayah masuk dalam masalah seperti ini. Apalagi sampai menikahiku.

"Indah, kamu tidak mau menikah dengan putraku. Apa dia jelek?" tanya oma.
Ya Tuhan ayah begitu sempurna.
Aku menggeleng.

"Terserah kalian saja," kataku akhirnya pasrah pada nasib yang akan membawaku. Entah apa yang akan terjadi nanti.

"Lebih baik sekarang kalian membersihkan diri kalian dulu,"perintah oma.

"Hadi, kamu mandi di kamar mu. Cepat. Mami tunggu kalian di bawah," lanjut oma lagi. Kemudian pergi keluar kamar.

Sekarang tinggal aku dan ayah berdua. Aku merasa deg-degan. Sungguh canggung berduan dengan ayah sekarang.

"Maaf untuk yang semalam," kata ayah.
Heyy... seharusnya aku yang meminta maaf karena aku yang menggoda ayah. Aku tak tahu harus ngomong apa.
Tak lama kemudian ku lihat oma balik lagi.

"Kalian ini. Mami lupa meninggalkan kalian berduaan lagi di kamar. Bisa-bisa ada babak selanjutnya. Hadi ayo ikut Mami sekarang.  Dimana bajumu hah ... dasar anak nakal," kata oma. Kemudian ayah memakai bajunya dan berjalan keluar kamarku bersama dengan oma.

Akupun bergegas ke kamar mandi setelah ibu dan anak itu pergi ke luar kamarku.

Bersambung

Mohon maaf banyak typo

Semoga kalian suka dengan cerita ini.

Disini tidak akan ada konflik yang berat berat kok.

Terimakasih sudah membaca.

Lope U All
THB

Dulu Mertua Kini Suami (Aldama Family Seri 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang