Selama tiga hari kami menginap di Desa Kinderdijk. Sekarang kami sudah kembali ke Den Haag. Pagi tadi oma sama opa pergi ke Amsterdam katanya mereka akan menghadiri acara pernikahan rekan bisnis opa, jadi di rumah hanya ada aku dan ayah, sengaja ayah menyuruh para asisten libur. Katanya biar kami bebas berduan di rumah. Memang konyol suamiku itu.
Sejak pagi aku sama sekali belum keluar kamar, hanya keluar untuk sarapan, malas aja bawaannya. Aku hanya rebahan di kasur sambil bermain ponsel lalu tidur lagi. Sungguh badanku sangat cape.
Hanya ayah yang keluar rumah, tadi dia pamit mau pergi lari keliling kompleks. Di lanjut olah raga di tempat khusus olahraga yang ada di rumah ini. Memang ayah senang olahraga jadi dimana-mana ada tempat khusus buat dia.
Sekarang dia lagi masak untuk makan siang, katanya aku ga usah turun biar dia yang bawa makan siangnya ke kamar, idaman banget sih. Istri malas masak dia yang masak.
"Yang, makan dulu nih," kata ayah ketika dia masuk kamar. Aku langsung turun dari tempat tidur. Kemudian menyiapkan makanan yang ayah bawa. Kami makan di bawah karpet di kamar ini.
"Emmmm … enak sekali masakan suamiku," pujiku pada ayah. Memang masakan ayah sangat enak aku aja kalah sama dia.
"Itu ga gratis loh, Yang “ kata ayah.
"Maksudnya aku harus bayar?" kataku tak percaya.
"Iya, harus di bayar di atas ranjang," bisik ayah lalu dia tertawa puas melihat raut wajahku.
Sungguh pemandangan ini yang bikin aku bahagia, meliat ayah tertawa lepas.
"Curang," kataku pura-pura merajuk.
Cupp
Ayah mencium bibirku yang masih penuh dengan makanan.
"Ayah jorok, ihh. Makan dulu baru setelah itu ..." aku tak melanjutkan ucapanku.
"Ok, Ayah akan makan banyak, biar energi Ayah bertambah," ujarnya. Dan kami pun melanjutkan makan siang. Ya, setelah itu ayah menagih bayaran atas masakannya.
****
Dua hari aku dan ayah tidak keluar rumah, tapi hari ini kami akan pergi makan siang di luar. Setelah makan kami melanjutkan jalan-jalan ke salah satu tempat yang jadi favorite para turis.
Sekarang aku sedang duduk di sebuah taman. Ayah sedang menerima panggilan dari seseorang, dia berbicara agak jauh dariku, namun matanya sesekali melirikku.
Tiba-tiba aku merasa ada yang memperhatikanku, aku sedikit was-was. Aku takut. Aku mencari ayah tapi dia sudah tidak ada di dekatku, kemana ayah, sungguh aku tidak tahu jalan kalau seandainya aku tersesat.
Aku kemudian bangun dan menjauh dari taman itu, dan benar saja orang itu mengikutiku, aku terus berjalan melangkahkan kakiku lebar-lebar. Aku semakin khawatir, aku juga tidak tahu ayah kemana. Double sial, daya ponselku mati. Aku lupa mengisi daya. Sekarang bagaimana aku menghubungi ayah.
Kurasakan ada yang menepuk bahuku, setelah aku membalikan wajahku. Sungguh aku terkejut dengan orang itu.
"Indah Pertiwi?" ujar seseorang yang menepuk bahuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dulu Mertua Kini Suami (Aldama Family Seri 1)
Short StoryDalam Tahap Revisi Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan lainnya dalam cerita ini, semua terjadi tanpa ada unsur kesengajaan. Peringkat : #1 cintabeda usia (12 February 2021) #1 Menantu (april 2021) ...