Kerja kelompok

241 112 26
                                    

"Benar juga...gue gak tau apapun tentang beomgyu" Gumam helen sembari menatap langit-langit kamarnya.

Sekarang dia harus apa? dia ingin membantu, sangat ingin malah. Tapi dia tidak enak kalau terus bertanya ini-itu pada beomgyu, itu kan privasi.

Apa tunggu beomgyu cerita aja? tapi bagaimana kalau beomgyu tipe pemendam masalah? kalau dia tidak kuat maka dia akan—

Helen menggeleng kuat, jangan sampai dia mikir yang aneh-aneh. Kalau beneran kejadian kan gak lucu.

Dari pada diam dan membiarkan pikirannya melayang kemana-mana, ngerjain bang langit jauh lebih asik. Jadi helen langsung bergegas ke arah kamar abangnya itu.

Saat sudah sampai helen membuka pintu tanpa ragu dan disuguhkan dengan langit yang tertidur di lantai.
"Sudah ada ranjang segede itu dia masih tidur di lantai? berantakan pula. Aduin ke bunda asik nih" Batinnya dan mulai memfoto kamar abangnya yang seperti kapal pecah itu.

Tak lupa juga dia mendekati langit yang sedang tertidur pulas lalu mengambil selfie bersama. Dijadikan bahan ancaman kalo langit ga mau nurut sama dia bisa banget ini.

Tanpa sengaja netra nya menangkap sebungkus roti yang tergeletak tak jauh dari posisinya saat ini. Untung banyak dia kesini, ga rugi sama sekali. Ntar ke sini lagi deh, kali aja dapat rejeki lebih banyak.

"Liat nih bun, berantakan banget kan? ayo kesana, kita labrak bang langit" Ucap helen mengompori bunda nya

"Males ah, bunda gak mood marah-marah"

"Buat jadi mood bisa ga?" Pinta helen memelas

"Yang ada kamu yang bunda marahin, sudah jam segini masih belum ganti seragam sekolah?!" Ucap bunda sambil berkacak pinggang

"Err...jangan deh, oh iya nanti sore ada teman nana yang mau datang. Ada kerja kelompok"

"Loh, tapi nanti sore kan ibu-ibu pada kesini. Nanti berisik, bisa ga di rumah teman mu aja?"

Helen menepuk dahinya "Aduh lupa, oke deh aku bilang ke orang nya dulu yaa" Ucapnya lalu berlari menuju kamarnya di lantai atas.

Beomgyu 11 IPA 2

gyuu, di rumah ku
gabisa ternyata hehe|

ntar di rumah mu aja ya?
aku yang bawa bahan-bahan deh!|

oke...
*send location

jam 4 aku datang|

terserah
cepetan siap-siap

Helen melirik jam di dinding, matanya membola. Cepat-cepat dia meletakkan handphonenya di sembarang tempat lalu menyambar baju apapun yang dia lihat. Gawat sudah jam 15.43

Setelah siap dengan setelan simple nya, gadis itu menuruni tangga dengan terburu-buru.

"Mau kemana lo?" Tanya langit ketika melihat adiknya yang sudah rapi dan wangi beda banget sama dia yang cuma pake kaos oblong dan celana pendek.

"Ke rumah beomgyu, kerja kelompok. Minggir lo ngalangin jalan aja"

Bukannya menyingkir, langit justru semakin menghalangi jalan adiknya. "Di rumah dia ada siapa aja?"

Helen mendecak kesal "Ya mana gue tau, yang punya rumah kan dia! minggir njir, gue telat inii"

"Gamau, tanya dulu sana"

Helen mendengus, namun dia menuruti perkataan abangnya itu agar cepat.

"Apa katanya?"

"Sendirian"

Langit melotot "Ga ada, pokoknya gue ikut! lo tunggu bentar, gue ganti baju dulu"





"Ini begini bukan sih?" Tanya helen sambil menunjukkan hasil kerjanya pada beomgyu

"Engga, harusnya tuh gini!"

"Ah masa? jadi aneh anjir kalo gitu" Sahutnya tak terima hasil kerjanya disalahkan

"Punyamu lebih aneh, punya mata tuh dipake yang bener"

Perdebatan helen dan beomgyu membuat aktivitas scroll tiktok langit terganggu "Apaan njir? kalian ga ada yang bener. Gini caranya ya adek-adek bodoh"

"Eh iya, jadi enak dilihat" Ucap beomgyu sambil menatap kagum hasil kerjanya dan helen yang barusan di remake oleh langit

"Oke, lo bantu ya bang"

"Enak banget lo anj—" Protes langit terhenti kala helen mengangkat handphone nya. Aih, kalau saja tadi siang dia tidak tidur...


BRAK

Bunyi gebrakan pintu terdengar keras, helen dan langit sangat terkejut karena itu. Berbeda dengan beomgyu yang langsung memasang wajah datarnya, sekejap helen berpikir bahwa beomgyu menjadi orang lain saking anehnya.

Beomgyu yang selalu nyengir tiba-tiba datar gini? wah tidak bisa dipercaya, tapi hari ini dia melihat itu dengan mata kepalanya sendiri. Tatapan tajam beomgyu, dan wajah tanpa ekspresi nya.

"INI SEMUA SALAHMU"

"KAMU BENAR-BENAR GAK TAU DIRI, LAIN KALI BERKACALAH KALAU INGIN MENYALAHKAN KU"

"SUDAHLAH, SEKARANG ADA DIMANA ANAK SIALAN ITU?!"

Setelah itu terdengar suara derap langkah kaki yang menaiki tangga. Helen sudah panik bukan main, dia tau bahwa anak sial yang dimaksud itu adalah beomgyu.

Helen maupun langit mencoba menarik beomgyu untuk bersembunyi atau setidaknya menjauh dari sana, mereka tidak akan tahan kalau sesuatu yang buruk terjadi pada beomgyu di hadapan mata mereka.

Tapi beomgyu masih bergeming di tempatnya, sekeras apapun helen membujuk dan sekeras apapun langit mencoba menariknya dia akan tetap diam di tempatnya.

"APA LAGI YANG KAMU LAKUKAN KALI—"

"Ini..." Suara tinggi lelaki paruh baya itu mulai reda, wajahnya yang tadi menyiratkan amarah kini berubah menjadi kosong dan...sendu?

Pun dengan wanita paruh baya di sampingnya, wanita itu shock sampai menutup mulutnya tak percaya.

"Soobin anakku?"

TYPO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang