Bang langit

276 130 62
                                    

"...kesel banget tau gak?"

Langit hanya melihat adiknya yang lagi galau gara-gara beomgyu. Dia tersenyum manis sambil mengusak rambut adiknya itu, ternyata adiknya bisa galau juga.

"Seharusnya lo tonjok aja muka ganteng nya itu pas teguh udah pergi" Ujarnya santai sambil membuka bungkus roti yang baru dibeli beberapa menit yang lalu.

"Sayangnya tangan gue gak diciptakan untuk merusak ketampanan orang, lo aja yang wakilin ya?"

"Dan sayangnya gue lebih sayang reputasi gue di sekolah dari pada lo" Balas langit yang membuat pukulan keras berhasil mendarat di perutnya.

"Eh eh, kalo gue kenapa-napa ntar populasi orang ganteng berkurang!"

"Yang bilang lo ganteng siapa?" Ucap helen tak peduli, malah dia semakin menjadi.

"Banyak, yang nulis ini sama yang baca aja bilang gue ganteng"

Helen menarik napasnya dalam, menatap tajam langit dan beranjak pergi dari sana. Dia sudah kesal setengah mati karena beomgyu, ditambah lagi abangnya yang rese ini.

Setelah adiknya pergi langit tersenyum simpul, mengeluarkan handphone dari sakunya dan mengetikkan beberapa kata pada orang yang telah membuat adiknya hampir menangis.

Besok jam istirahat ke
taman belakang. Kalau lo
ga datang berarti lo pecundang.

"NANA NANTI BILANG KE BUNDA KALAU GUE MAIN KE RUMAH KAK JUNA YAA, LO JAGA DIRI. JANGAN LUPA KUNCI PINTU, KALAU LAPAR AMBIL AJA CEMILAN GUE DI LEMARI TAPI JANGAN DIHABISIN SEMUA"

Setelah berteriak demikian langit mengambil kunci motor dan bergegas ke rumah juna. Dia mau minta ajarin cara mukul orang yang santai tapi kuat gitu.





"Gak mau"

"Ck, lo gak asik jun" Langit mencebik "Ayolah please, kali ini aja yaa?"

"Sekali gak ya gak. Emang lo ada masalah sama anak mana sih sampe minta ajarin mukul gini? biasanya lo gak pernah mau tau urusan ginian"

"Bukan gue tapi nana"

"Nana? adek kesayangan gue kenapa hah?"

"Lo anak tunggal, kalau lo lupa"

Wajah juna berubah datar seketika "Tapi nana sudah anggap gue abangnya"

Langit tersenyum miring "Cuma dianggap abang, bukan abang kandung nya nana"

"Iyain aja biar cepat. Jawab pertanyaan gue, nana kenapa?"

"Lo kenal beomgyu?"

"Choi beomgyu yang anak pindahan dari korea itu? yang katanya ganteng padahal masih gantengan gue?"

"Dih, ngarep. Intinya si beomgyu itu selalu nempel ke nana akhir-akhir ini, memang nana sering curhat ke gue kalo tuh bocah bacot banget tapi baru kali ini dia curhat ke gue dan hampir nangis karena beomgyu." Jelas langit singkat

"ADEK GUE DIA APAIN?!"

"Lo tau sendiri kan nana naksir anak kelas 10 yang namanya teguh itu? nah si beomgyu semacam ngaku kalo dia pacar nana dihadapan teguh terus bodohnya tuh bocah percaya aja"

Juna menaikan lengan bajunya hingga atas siku "Kurang ajar, berani-beraninya dia rusakin apa yang sudah nana tanam selama ini. Gue capek ngajarin nya juga anying"

"Jadi besok lo mau ajak dia adu jotos? perlu gue ikutan gak?"

"Lo pantau dulu dari kejauhan ntar kalo semisal gue hampir kalah, lo langsung bantuin"

"Oke"

TYPO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang