Sakit

141 80 22
                                    

Hari ini beomgyu gak masuk sekolah, perutnya sakit karena nekat memakan kue buatan soobin yang super asin kemarin sampai habis tak bersisa.

Sejujurnya sih dia biasa saja, tapi kedua orang tuanya bersikeras agar dia istirahat di rumah. Baguslah beomgyu sendiri juga males ke sekolah.

Kapan lagi bisa rebahan seharian tanpa kena omel dan diperlakukan bak seorang raja? yang lebih enak nya yaitu bisa nge-babuin soobin, anak itu masih merasa bersalah atas sakitnya beomgyu.

Tapi tetap saja, sifat beomgyu yang terlalu menghargai orang lain ini terkadang merugikan dirinya sendiri. Memang orang-orang menjadi suka terhadapnya dikarenakan sifat ini namun hal ini juga membuat dirinya sendiri dirugikan seperti saat ini.

Beomgyu harus bisa mengedepankan diri sendiri, dia harus melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri bukan untuk menyenangkan hati orang lain.









Helen menghela nafas berat, hari ini sangat membosankan karena sahabat sekaligus teman sebangkunya tidak turun. Andai saja ada beomgyu disini, pasti sekarang dia akan dibuat menahan tawa ditengah jenuhnya belajar.

Bukan berarti helen tidak memiliki teman selain beomgyu, dia punya banyak teman kok. Hanya saja selama ini semesta memfokuskan pada helen-beomgyu.

Tuk.

Sebuah bola kecil yang terbuat dari kertas mengenai kepalanya, sontak membuatnya menoleh dan mendapati cherry tengah melambai kecil di ujung sana.

Fokusnya dia alihkan pada kertas yang baru saja dilempar cherry, dia membuka bola kecil tersebut demi melihat pesan yang terdapat di dalamnya.

'Bosen banget, gue ngantuk parah pengen tidur aja tapi guru nya galak ihh'

Helen tersenyum kecil melihat tulisan sahabatnya itu, dia segera mengambil pulpen untuk menulis balasan. Hal ini bisa mengurangi rasa bosan dan kantuk nya sekaligus, tentunya harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak ketahuan.

Dia memejamkan sebelah matanya dan memfokuskan lemparannya ke arah cherry yang memang jaraknya lumayan jauh. Namun sayangnya, lemparan tersebut malah mengenai ucup karena pemuda itu tinggi menjulang.

Ucup menoleh ke arah helen dengan tatapan penuh tanda tanya. Dengan sigap helen memberi kode agar pemuda itu memberikan kertas tersebut pada cherry. Bukannya buru-buru memberikan pada cherry, pemuda itu malah meminta agar diizinkan ikut berbalas pesan.

Tentu saja kedua gadis berparas cantik itu mengizinkan, lebih banyak akan lebih seru. Ucup tersenyum dan mulai menulis lalu dia menggeser kertas tersebut kepada chenle yang duduk di sampingnya.

Ditengah pelajaran yang membosankan, mereka berempat asik berbalas pesan satu sama lain. Terasa mustahil kalau guru yang mengajar tidak menyadari keempat murid di kelasnya asik sendiri.

Tuk.

Mata cherry membola, dia ingin melempar kertas tersebut pada helen tapi guru nya malah dengan sengaja menangkap kertas tersebut. Tamatlah mereka.

Guru tersebut menatap tajam ke arah cherry lalu membuka bola kecil itu agar bisa melihat isi pesan di dalamnya. Dia menggeram marah karena ada beberapa pesan yang menjelek-jelekkan dirinya.

"Cherry, helen, ucup. Keluar dari kelas saya!"

Mereka bertiga beranjak dari duduk masing-masing, berniat keluar kelas tapi ucup berbalik ketika sudah hampir mencapai pintu. "Chenle juga ikut main bu" Adu nya karena merasa tidak adil kalau hanya mereka yang dihukum.

Guru tersebut menatap sinis ucup "Chenle gapapa, sudah keluar sana!" Ucapnya dengan nada yang tidak bersahabat. Dia menoleh ke arah chenle dan memasang tampang lembut "Chenle ayo perhatikan pelajaran ya"

Ah, mereka tahu apa yang terjadi saat ini. Guru itu membiarkan chenle tetap di kelas karena chenle adalah anak yang paling kaya di kelas. Huh, mata duitan.

Chenle beranjak dari duduknya dan memilih untuk keluar kelas bersama teman-temannya, dia tak menghiraukan panggilan dari guru mata duitan itu. Pemuda itu marah, sangat marah kalau orang-orang memperlakukannya berbeda dari yang lain hanya karena harta dan kedudukan ayahnya.









"Memang ya, makan di kantin di saat orang lain pada belajar itu rasanya jadi lebih enak" Ucap ucup lalu menyeruput es jeruk yang dia pesan.

Iya, mereka kompak ke kantin. Kan disuruh keluar doang, sisanya bebas mau kemana. Tentunya kantin menjadi pilihan utama untuk mengisi perut.

"Langgeng gini jadi enak nafas, biasanya penuh bikin sesak nafas aja" Timpal chenle

"Btw, len. Lo tau gak kenapa si beomgyu gak masuk sekolah?" Tanya chenle sambil menatap gadis di sampingnya.

"Gatau juga, ntar gue tanya bang soobin dulu." Jawab helen seadanya lalu mengeluarkan handphone yang dia simpan di sakunya.

Cherry? dia sedang fokus pada makanannya. Memang kalau lagi makan si cherry itu diam aja.

Helen mengangguk-anggukan kepalanya ketika sudah mendapat balasan dari soobin, dia menatap temannya satu persatu "Beomgyu sakit, nanti sore jenguk dia yuk?"










Beomgyu mendecak sebal karena ada seseorang yang memencet bel rumahnya berkali-kali, gak bisa sabar apa? mana dia sendirian di rumahnya. Jadi gak bisa nyuruh orang lain, mau gak mau dia harus meninggalkan kasur tersayang untuk sekedar membuka pintu pada tamu di luar sana.

"Siapa sih anjir, ganggu banget tau ga—"

Beomgyu terdiam sebentar ketika melihat orang yang datang menjenguknya "Helen?"

TYPO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang