Korea

144 68 31
                                    

Habis ini epilog yeay~

•  •  •

Bunyi alarm dari handphone gadis cantik itu terdengar di tiap sudut ruangan dengan nuansa biru langit tersebut. Dengan malas, gadis itu turun dari ranjangnya dan mematikan alarm yang berisik itu.

Gadis tadi menguap dan tanpa sadar matanya terarah menuju kalender dimana terdapat sebuah lingkaran di tanggal 07 tepat pada hari ini. Rasa kantuk yang semula bersarang pada dirinya kini menghilang seketika.

Mana mungkin dia lupa hari ini, dan jangan sampai dia terlambat karena hari ini akan menjadi momen penting di hidupnya.








Tubuh kecilnya dengan mudah menyelip diantara keramaian di bandara. Mata cokelat indahnya terus menelisik tiap sudut demi mencari seseorang yang memiliki tempat khusus di hatinya.

Setelah menemukan seseorang yang ia cari tengah berkumpul bersama teman-teman dan keluarganya, gadis manis itu langsung menghampiri.

"Wah, kirain lo masih nangis di kamar ternyata datang juga ya" Sindir sahabatnya, cherry.

"Gak ya, gue kesiangan!"

"Kesiangan gara-gara nangisin beomgyu semalaman ,kan?" Goda chenle lalu tertawa renyah ketika melihat ekspresi yang ditunjukkan helen.

Orang yang sejak tadi dijadikan bahan untuk menggoda helen akhirnya mendekati gadis itu lalu merangkulnya "Santai aja elah, gue cuma balik ke korea bukan balik ke Tuhan"

"Your mouth!" Tegur helen sambil menepuk pelan mulut sang mantan kekasih.

Melihat tingkah kedua 'adiknya' soobin hanya memutar bola matanya malas. "Iya tau, beomgyu lebih penting. Gue mah apaan, cuma sekedar abang doang" Ucapnya malas bermaksud untuk menyindir adik perempuannya.

"Marahin aja bang" Ini ucup yang mengompori.

Peka terhadap sindiran dari sang abang, helen langsung berlari heboh lalu loncat ke punggung soobin yang berdiri membelakanginya. Untung saja soobin sigap menggendongnya, kalau tidak sudah pasti mereka berdua akan jatuh dan menjadi pusat tontonan orang-orang di bandara.

"Utututu abang ku cemburu. Nangisin abang juga kok, ntar ga ada yang nginap di rumah lagi...tapi nanti kamar abang bakal tetap helen bersihin tiap hari kok. Kalau abang pulang nanti, gak akan ada yang berubah disana. Janji!"

"Iya-iya, sudah jangan kayak anak kecil gini" Ucap soobin dengan senyum yang memperlihatkan dimple nya lalu berjongkok untuk menurunkan sang adik.








Mereka semua sibuk mengobrol satu sama lain sampai terdengar suara pemberitahuan bahwa pesawat yang akan dinaiki beomgyu, soobin, dan kedua orang tua mereka akan segera berangkat. Segera mereka mengecek kembali barang bawaan masing-masing.

"Beomgyu, jaga diri baik-baik. Jangan lupain gue ya"

"Iya. Len, kita— beneran gak punya harapan?" Tanya beomgyu, jujur dia sendiri masih tidak rela.

"Kalau lo tetap disini, tentunya kita masih pacaran" Jawab helen dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Tapi tujuan awal gue ke indonesia cuma untuk cari bang soobin doang dan seharusnya sudah balik pas ketemu tapi karena tanggung jadi nunggu sampai bang soobin lulus" Jelas beomgyu lesu

"Tapi gue gak bisa ldr choi beomgyu. Gue gak siap, gak percaya, dulu...orang yang berada di sisi gue dan seakan ada di genggaman gue aja bisa lepas dengan mudahnya. Apalagi ldr kan? bukannya gue gak percaya sama lo, tapi— sulit untuk gak kepikiran yang enggak-enggak."

"Walaupun begitu...bisa gak kalo kita tetap berteman, kayak dulu lagi?" Tanya helen dengan penuh harap.

"Bisa. Tapi gue butuh waktu, gue harus hapus rasa ini baru gue bisa jadi teman lo"

Helen tersenyum kecut "It's ok. Gue sudah lama buat lo nunggu, kini giliran gue yang nunggu. Ingat jaga diri baik-baik disana, lo pasti bisa nemuin yang lebih dari gue!"

"See you later"

"Goodbye!"

TYPO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang