"Helen?"
"Cih, kita gak dianggap. Pulang aja yuk" Ucap cherry mulai ber-drama dan bertingkah seolah-olah dia sedang menangis dan berjalan menjauhi rumah beomgyu.
Mereka yang melihat hanya geleng-geleng kepala, lalu masuk ke rumah pemuda asal korea itu.
Cherry yang sudah berada di depan gerbang menoleh kebelakang, matanya sontak membelalak "Eh, gue kok gak ditahan?! kalian kenapa main masuk rumah aja, gue di biarin gini?!" Ucapnya tak terima karena tadi dia berharap seseorang akan menahan tangannya. Buru-buru gadis itu menyusul teman-temannya, malu juga dilihat orang yang lewat.
"Bisa sakit lu gyu?"
Beomgyu mengernyit heran "Bisa lah, gue kan juga manusia" Jawabnya sambil membungkus dirinya dengan selimut lagi.
"Sakit apa?"
"Sakit perut, gara-gara makan kue asin buatan bang soobin" Jawabnya seadanya, hal itu mengundang gelak tawa teman-temannya.
"Kalo udah tau asin kenapa lo makan?"
"Buatan bang soobin kok dimakan, sakit kan jadinya"
Beomgyu mendecak "Ya namanya menghargai, btw gue laper. Siapa kek diantara kalian yang buatin gue makanan"
Tawa yang semula memenuhi ruangan tersebut kini hilang dalam sekejap, mereka saling tatap satu sama lain.
"Gue gak bisa masak, biasanya di masakin atau beli" Ujar chenle mulai membuat alasan, tidak sepenuhnya salah sih tapi pemuda itu sebenarnya bisa memasak.
Ucup menatap langit-langit ruang tamu beomgyu sembari memikirkan alasan yang paling masuk akal, sebuah senyum terbit di wajahnya ketika sudah menemukan alasan yang sempurna. "Gue cuma bisa masak mie instant, dari tampang dan rumah mewah lo sudah menjelaskan kalo lo ga akan cocok makan mie. Yang ada nanti gue di gebuk keluarga lo karena lo makin sakit"
"Njir, mie mah makanan favorit gue. Buru buatin"
Mata sungchan membola, dia salah membuat alasan. Seharusnya dia bilang saja kalau tidak bisa memasak seperti chenle. "E-eh, suatu pantangan bagi saya untuk memberi makanan murah pada orang kaya seperti anda"
Aduh kelihatannya ucup mulai ketularan virus dramatis nya cherry.
"Len, lo aja. Apa gak kasihan lihat gue terbaring lemah di atas sofa?" Pinta beomgyu memelas, sudahlah sepertinya mereka semua sudah terinfeksi virus dramatis. Bukan main penyebarannya...
"JANGAN!" Teriak cherry sebelum helen hendak beranjak menuju dapur. Tentu saja hal itu menciptakan tanda tanya bagi yang lainnya.
"Gue aja udah, jangan sekali-kali biarin anak ini ke dapur kalau gak mau rumah lo kebakaran" Lanjutnya dengan wajah serius.
"Drama apa lagi ini?"
Cherry menggeleng tegas "Ini kisah nyata! helen pernah hampir bakar rumahnya sendiri karena nekat masak di dapur. Kalau gak percaya tanya aja bang soobin"
Okay...dari raut wajahnya terlihat bahwa gadis itu tidak main-main dengan ucapannya.
"Makanya kalo pengen nikah sama helen, kursusin dia masak dulu. Kalo gak ntar bangkrut karena makan di luar terus" Lanjutnya, kini tidak se-serius yang tadi.
"Wah gila, gue aja bisa masak masa lo separah itu len?" Ucap chenle sambil menggelengkan kepalanya, masih dengan tampang kaget.
Hm, gak sadar aja dia kalo lagi di lihatin pake tatapan tajam.
"Katanya gak bisa masak?! sana lo masak bareng cherry"
Setelah kebohongannya terungkap, chenle pun pasrah saja mengikuti cherry ke dapur. Males banget harus buatin si beomgyu makanan, batinnya.
Tapi tetap dia lakuin juga, memang ya perkataan di hati sama yang dia lakukan gak pernah sesuai.
"Lo duduk aja, biar gue yang masak." Perintah cherry, dia kasihan juga lihat chenle yang mukanya masam banget itu.
Kalo mood lagi jelek, nanti masakan nya gak akan enak. Itu prinsip cherry, daripada beomgyu yang lagi sakit harus makan makanan gak enak mending dia masak sendiri aja. Lagian udah terbiasa kok, memasak bukan hal yang besar baginya.
"Gapapa nih?" Tanya chenle memastikan sambil menatap cherry yang sibuk berjalan kesana-kemari demi mengambil bahan-bahan yang diperlukan.
"Yoi, sans aja" Setelah mendapat jawaban, chenle dengan sigap langsung menarik kursi terdekat lalu duduk disana sambil memainkan game online di handphone nya.
"Cherry" Panggil pemuda itu namun atensinya tak teralihkan dari game yang sedang dia mainkan.
"Hm?"
"Gue suk— ah kayaknya sudah jatuh cinta sama lo" Ucapnya santai. Berbeda dengan cherry yang langsung mematung di tempat.
"Santai aja, gue tahu kok kalo lo sekarang udah punya teguh. Cuma pengen bilang doang, gak mengharap apa-apa lagi" Pemuda itu tersenyum kemudian mengantongi handphone nya lalu pergi meninggalkan cherry yang masih terlihat shock.
"Chenle, gue juga...."