"Bang, jangan belajar lagi" Soobin menaikan salah satu alisnya heran setelah mendengar perkataan beomgyu barusan.
Anak satu ini kenapa lagi? pikirnya.
Melihat reaksi bingung yang ditunjukkan soobin membuat beomgyu tersenyum miris "Gue insecure lihat lo ngambis gini. Nongkrong kek, kan masih lama ujian nya" Jelasnya sambil mengacak pelan rambutnya.
"Gak ada salahnya persiapan sejak jauh-jauh hari, lagian belajar juga dong. Insecure doang, tapi gak mau usaha apa gunanya? yang ada lo gak akan maju dan terus merasa rendah diri ketika melihat prestasi orang lain" Jawaban yang diberikan soobin membuat beomgyu cemberut.
"Iya-iya, tapi lo nya juga jangan belajar dihadapan gue dong"
Lagi-lagi soobin dibuat terheran "Lah, kalo gitu lo kenapa datang ke kamar gue?"
Cowok jangkung itu meringis pelan, perkataan abangnya juga ada benarnya. Kenapa dia datang ke kamar abangnya padahal tahu kalau hal yang dilakukan abangnya selalu belajar.
"Bosen. Pengen main" Hanya itu balasan dari beomgyu, dan perlu kalian ketahui itu benar-benar tanpa sengaja.
Soobin tertawa sebentar lalu melepaskan buku yang entah sudah berapa jam dia pegang, tak lupa dia melepaskan kacamata bacanya. Memilih untuk bangkit dari posisi duduk nyaman nya dan menghampiri sang adik yang berdiri di ambang pintu.
"Kalo pengen main bareng abang tuh bilang. Gak usah sok malu-malu gini" Ucapnya sembari mengacak rambut adiknya gemas lalu menggandeng tangan sang adik untuk turun ke lantai dasar.
Memang ya, walau bagaimanapun beomgyu tetaplah seorang adik yang ingin memiliki waktu bermain bersama kakaknya. Terlebih mereka terpisah selama bertahun-tahun.
"AAAAAAA"
Soobin meringis karena beomgyu berteriak keras tepat di sampingnya. "Ck, ngapa lo?" Cetusnya sembari mengusap-usap kedua telinganya.
"KOK LO BISA MENANG SIH? BERKALI-KALI PULA"
"Ya kenapa? salah kah gue terlahir sempurna?" Balas soobin dengan nada mengejek.
Beomgyu mengacak rambutnya kesal "Kapan sih gue bisa lebih unggul dari lo? kalo masalah akademik it's okay lah soalnya gue juga sadar diri. Tapi di bidang game yang udah kayak belahan jiwa gue? ...gue juga kalah?" Lirihnya. Sepertinya dia frustasi beneran.
Soobin yang awalnya berniat mengejek langsung mengurungkan niatnya tersebut "Aduh gyu, gue gak maksud nyaingin lo beneran dah. Main lagi ya? lo pasti menang kali ini" Bujuk nya
"Gak, gue lebih suka merebut kemenangan dengan usaha sendiri daripada di kasih secara cuma-cuma" Jawabnya lesu dengan kepala yang bertumpu di atas meja.
"Terus mau nya apa?"
"...Laper, bikinin gue makanan apa gitu"
"Duduk disitu, gue buatin kue" Titah soobin setibanya mereka di dapur, lelaki tinggi berparas manis tersebut bergerak kesana-kemari untuk mengambil bahan-bahan yang sekiranya akan diperlukan untuk membuat kue.
Beomgyu hanya mengangguk dan menarik salah satu kursi untuk duduk, lagian dia juga gak minat bantu. Dia mager buat sendiri makanya nyuruh abangnya, dan beruntung si soobin mau aja.
Pemuda itu menguap, ternyata memperhatikan abangnya memasak itu cukup membosankan. Jadi dia memutuskan untuk tidur sebentar.
"....Gyu" Samar-samar terdengar suara seseorang memanggil namanya, pemuda itu berusaha membuka matanya walau rasa kantuk masih ada.
"Beomgyu." Panggilan tersebut membuat sang empu nama benar-benar terbangun dari tidurnya, walaupun nyawa nya masih belum terkumpul.
"Apa?" Jawabnya dengan suara serak khas bangun tidur, tangannya mengacak rambutnya sebagai kebiasaan nya setiap bangun tidur.
"Makan, katanya tadi lapar. Nih kue nya udah mateng atau lo mau tidur aja? kalau mau tidur pindah ke kamar, ntar badan lo sakit-sakit kalo tidur sambil duduk gini" Ujar soobin lembut berusaha sabar, tadinya sih pengen marah soalnya dia udah capek-capek buat kue eh beomgyu nya malah tidur.
Tapi ngeliat wajah adeknya yang kelihatan lelah banget itu langsung membuat amarahnya menguap.
"Eh? maaf ketiduran, bentar gue cuci muka dulu" Balas yang lebih muda lalu beranjak menuju kamar mandi terdekat untuk membasuh wajahnya.
"Yeay, kue buatan bang soobin. Kita lihat apakah gue masih bisa hidup setelah makan ini atau enggak" Sebuah pukulan ringan berhasil mendarat dengan mulus di tangan beomgyu "Sembarangan!"
Soobin menatap sang adik yang baru saja memasukan suapan pertama ke dalam mulutnya "Gimana, enak gak?" Tanya nya penuh harap.
Beomgyu diam sebentar lalu tersenyum dengan sedikit terpaksa ke arah soobin "Kayaknya lo salah ambil deh bang, asin banget ini"