Beomgyu sedang duduk di balkon kamar nya, lebih tepatnya kamar tamu yang saat ini dipakai nya untuk sementara waktu.
Pemuda itu menatap bintang yang bertabur indah di langit malam, sangat indah namun melihat bintang-bintang itu membuat pikirannya langsung mengarah pada helen.
Baginya keindahan bintang itu masih kalah dengan mata cokelat gelap milik helen.
Akhir-akhir ini isi kepalanya dipenuhi oleh helen, padahal sebelumnya dia tidak pernah sampai separah ini. Mungkin ini efek karena helen bersama orang lain selain dirinya?
Kenapa dia bisa sampai menyukai helen? mungkin ini terdengar konyol, tapi dia benar-benar mulai menemukan hal kecil yang selalu dia suka pada diri helen semenjak kesalahan kecil yang dibuat gadis itu. Semenjak dia typo.
Beomgyu tau bahwa helen typo sejak pertama kali membaca pesan yang dikirim gadis itu, namun dia menjadikan pesan itu sebagai alasan untuk menelepon helen karena pada saat itu dia sangat kesepian, dia membutuhkan teman bicara.
Namun ketika helen menjawab pertanyaan sederhana nya dengan panik dan langsung mematikan sambungan, sebuah ide jahil terlintas di kepalanya. Mengerjai helen dengan senjata yang tak lain adalah pesan tersebut.
Yang awalnya hanya iseng, namun lama-kelamaan dia makin mengenal helen. Dan setiap sifat, kesukaan, bahkan hal yang tidak disukai oleh helen menjadi sesuatu yang menarik dimatanya.
Beomgyu suka melihat berbagai ekspresi yang dikeluarkan helen ketika sedang beraktivitas seperti saat dia memakan makanan pedas, membaca buku, menghapus papan tulis, membawa buku-buku yang banyak, dan lainnya. Dia juga menyukai cara pandang helen terhadap sesuatu, gadis itu selalu memiliki banyak pandangan yang berbeda terhadap suatu hal kecil sekalipun.
Sangat unik dan menarik bagi beomgyu yang selama ini hanya menyimpulkan sesuatu dengan cara sederhana. Tipikal seperti helen merupakan berlian dimatanya.
Tanpa sadar dia benar-benar sudah sejatuh itu terhadap si ketua kelas.
Sudah semakin larut, udara berubah menjadi semakin dingin seakan menusuk kulitnya. Pemuda itu beranjak dari duduknya menuju kamarnya tak lupa dia mengunci pintu balkon.
Saat beomgyu memasuki kamar, yang pertama dia lihat adalah soobin sedang duduk di meja belajar seperti biasa, sepertinya dia mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian nanti dengan sangat baik. Namun saat ini fokus pemuda itu bukan ke bukunya, melainkan ke lawan bicaranya di seberang sana. Soobin sedang telponan dengan seseorang.
"Siapa?" Tanya beomgyu pelan, seperti berbisik
"Nana~" Balasnya juga dengan berbisik, namun ekspresi nya jelas sekali seperti sedang mengejek beomgyu. Seakan bangga karena bisa telponan dengan helen sedangkan beomgyu tidak.
Pemuda itu menatap datar abangnya, kemudian dia mengarahkan pandangannya ke arah jam yang menggantung di dinding. Terpampang jelas bahwa saat ini sudah benar-benar larut, mengapa helen belum tidur?
Beomgyu berjalan mendekat ke arah soobin dan langsung mengambil paksa handphone abangnya itu.
"Sudah larut. Good night, have a nice dream" Ucapnya singkat sebelum mematikan sambungan telepon.
"Lo kenapa gyu?" Tanya soobin sambil menatap adiknya malas, padahal lagi asik...
"Liat jam, ini udah larut banget. Kalo mau begadang jangan ngajak helen nanti dia telat atau parahnya sakit karena terlalu banyak kena angin malam. Angin malam ga baik, gue tau ya kalo dia ga lagi di kamarnya. Kedengaran bunyi angin nya" Tegas beomgyu, kemudian dia merebahkan diri di kasur dan langsung tidur dalam sekejap. Meninggalkan soobin yang masih terdiam dengan posisi sama seperti tadi.
"...Yang ngajak helen sendiri padahal..." Ucapnya pelan sambil menatap wajah damai adiknya
"Tapi beomgyu bisa perhatian banget gitu, restuin ga ya?"
Sementara di lain sisi helen masih terkejut dengan beomgyu yang tiba-tiba mengambil alih handphone soobin dan memerintah agar dia segera tidur...
Gadis itu menghela napas lega seraya tersenyum tipis "Syukurlah, gue pikir tadi beomgyu marah...kayaknya gue doang yang mikir aneh-aneh, lagian kenapa beomgyu harus marah ke gue? haha...lebih baik gue tidur aja"
Helen beranjak dari duduknya dan berjalan memasuki rumahnya, tak lupa dia mengunci pintu taman belakang tempat nya teleponan tadi. Hari sudah benar-benar larut, dia harus tidur karena besok juga harus sekolah.