Putus ?

169 83 26
                                    

Setibanya di rumah, helen langsung menangis. Entahlah mungkin kalian akan menyebut nya baperan atau mungkin lebay, dia sendiri tidak tau mengapa dia menangis.

Hanya saja sakit rasanya ketika dia sudah berharap teguh menjemputnya dengan senyuman dan menyelesaikan masalah yang membuat hubungan mereka renggang, tapi cowok itu lagi-lagi menghindar seakan tidak ingin melihat wajahnya.

Sebenarnya kesalahan sebesar apa yang helen perbuat padanya? helen tidak merasa memiliki konflik dengan teguh, justru hubungan mereka adem ayem aja. Tapi kenapa teguh seperti ini? dirinya mulai merasa bahwa hanya dia yang berjuang di hubungan ini sementara teguh hilang-hilangan tanpa mau tau perasaan helen.

Dia mau curhat ke soobin, tapi sudah bisa ditebak apa yang akan soobin lakukan nanti. Pasti abangnya itu akan menghajar teguh sama halnya seperti beomgyu dulu. Walaupun sakit hati namun helen tidak tega kalau harus melihat teguh yang babak belur, dan kekerasan juga bukanlah solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah.

Tapi dia tidak tahan kalau memendam ini semua sendirian, dia butuh teman curhat. Tangannya terulur untuk mengambil handphone di atas nakas lalu tanpa sadar dia menelepon nomor beomgyu.

"Kenapa len?"

Suara berat beomgyu diseberang sana membuat helen sadar dari lamunannya, kok dia bisa nelpon beomgyu sih?

"Uhm, gue ganggu gak?"

"Gak sama sekali, kenapa?"

Helen meremas ujung baju yang ia pakai, ingin mematikan sambungan tapi gak enak karena sudah terlanjur nelpon. Apa dia curhat ke beomgyu aja?

"A-ada bang soobin gak?"

"Ada, mau gue panggilin?"

"Jangan!" Tanpa sadar helen menaikkan suaranya, aduh pasti telinga beomgyu sakit mendengar nya.

"Hm? kenapa?"

"P-pokoknya jangan, gue gak lagi pengen nelpon dia kok. Gue pengen nelpon lo, tapi bisa menjauh dulu dari bang soobin? ke tempat yang dia gak akan dengar gitu"

"Okay..."

Suara beomgyu terdengar seperti orang ragu namun pemuda itu tetap melakukan apa yang helen minta, terdengar langkah nya berjalan menjauhi tempat tadi.

"...Sudah belum?"

"Hm"

"G-gue mau curhat, jangan di potong ya? dengerin aja tapi kalo mau komentar atau kasih saran nanti aja pas gue selesai"

"Lo tau kan gue pacaran sama teguh, dan hubungan kita sudah berjalan selama beberapa bulan? awalnya biasa-biasa aja kayak kekasih pada umumnya, kami jalan-jalan dan segala macam. Tapi belakangan ini teguh aneh, dia menjauh dari gue padahal gue gak punya kesalahan. Lo tau sendiri kan hubungan kami adem ayem, teguh yang menjauh gitu benar-benar membuat tanda tanya besar di kepala gue. Jadi...gue terlanjur makan hati dan mikir yang gak-gak, gue takut cerita ke bang soobin karena pasti dia bakal hajar teguh sama kayak kasus lo kemarin. Gue harus apa gyu?"

Terdengar helaan nafas dan deheman di seberang sana, apa ceritanya terlalu membosankan sampai beomgyu membuat reaksi seperti itu? pikir helen.

"Cari teguh, paksa dengan berbagai cara agar dia mau bicara sama lo. Dengerin penjelasannya dan tanya dia maunya apa, putus atau lanjut. Hubungan itu harus dilandasi cinta masing-masing, dan juga harus sama-sama berjuang. Kalau hanya salah satu aja yang melakukan semuanya, hubungan gak akan seimbang dan akan hancur"

Helen tertegun, perkataan beomgyu seakan menampar nya. Tapi...bagaimana bila teguh benar meminta putus? hati nya tidak siap untuk melepas teguh.

"Putus...apa gak berlebihan?"

"Terus lo mau pertahankan hubungan kalian ini? lo udah banyak makan hati, gak baik di lo dan juga gak baik di teguh. Lagian kan gak pasti putus, kalau memang masih bisa dipertahankan kenapa gak? yang jelas untuk saat ini lo harus temui teguh dan minta penjelasan yang sejujurnya"

"Okay...gyu makasih banget, gue gak nyangka lo punya sisi yang kayak gini. Beda banget loh haha, oh iya jangan bilang ke bang soobin ya?"

"Tanpa gue cepuin juga tuh orang udah tau sendiri, tapi ntar gue bilang jangan apa-apain teguh"

"Dan ya, lo aja nih yang kurang perhatian sama gue. Makanya perhatikan gue"

"Hahahaha lo bilang gitu kayak anak yang kurang perhatian aja, udah ya. Sekali lagi makasih, agak lega nih habis cerita sama lo"

"Yoi, kapan-kapan kalo mau curhat jangan ragu telpon gue atau langsung datang aja ke rumah"

"Hooh, yaudah bye"

Tut.

Sambungan telepon dimatikan oleh helen, gadis itu langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan menatap langit-langit kamarnya. Besok...dia harus memaksa teguh untuk bertemu.




Pagi ini helen bangun lebih awal, huh kenapa di tiap weekend dia bisa bangun awal sedangkan saat sekolah dia selalu kesiangan? benar-benar menyebalkan.

"Apa gue jogging aja ya?" Gumamnya sebelum beranjak dari kasur dan mengganti pakaian menjadi setelan olahraga.

Tak lupa dia mencuci muka dan gosok gigi, tidak perlu mandi karena nanti akan kotor lagi. Mending mandi habis jogging aja.

"Ayah, bunda...helen jogging ya" Ucapnya sembari memasang sepatu.

Pagi ini ternyata orang yang jogging lumayan banyak, tidak seperti hari-hari sebelumnya saat dia dan soobin jogging.

Gadis itu berhenti sebentar lalu melihat jam yang melingkar di tangannya, kira-kira masih sempat kalau dia melanjutkan jogging hingga ke rumah sahabatnya, cherry.

"Kabarin cherry gak ya?" Gumam nya sembari menimang-nimang keputusan

"Gak usah aja deh, biar suprise lagian udah lama banget ga kasih surprise ke tuh orang" Ucapnya sembari terkikik geli mengingat kejadian yang terjadi saat terakhir kali dia memberi suprise pada cherry








"Huft...capek juga, padahal gak terlalu jauh. Kayaknya gue emang gendutan, nanti diet deh...gak lagi gue iyain ajakan bang soobin buat makan dimana-mana" Ujarnya pada diri sendiri lalu memilih duduk di salah satu kursi taman kompleks cherry

Dia sudah sampai di kompleks cherry, tapi dia kelelahan untuk melanjutkan ke rumah sahabatnya itu. Tidak ada salahnya istirahat sebentar bukan?

Gadis itu duduk diam namun tidak dengan matanya yang sibuk melihat kesana kemari, terkadang melihat orang-orang sibuk beraktivitas itu seru juga.

Tanpa sengaja dia menangkap dua sosok yang dikenalnya. Sangat dikenalnya.

Kedua orang itu pun kini melihat kearahnya dengan ekspresi terkejut.



























































































































Mereka adalah cherry dan teguh.

TYPO ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang